Hitstat

10 October 2013

Filipi - Minggu 7 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:17-18


Dalam pasal 2:17 Paulus berkata, “Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada kurban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.” Jika pengalaman kita akan Kristus tidak mencapai titik di mana kita diangkat menjadi kurban curahan, itu berarti kita belum mengalami Kristus ke tahap yang terakhir. Bila kita mengalami Kristus hingga ke tingkat yang tertinggi, kita akan menjadi kurban curahan.

Kurban curahan adalah suatu tambahan pada kurban-kurban dasar yang diwahyukan dalam Imamat 1—7 (Bil. 15:1-10; 28:7-10). Kurban-kurban dasar adalah lambang dari berbagai aspek Kristus. Kurban curahan adalah lambang Kristus yang dinikmati oleh orang yang mempersembahkan, Kristus sebagai arak surgawi memenuhi orang yang mempersembahkan dan bahkan menyebabkan orang yang mempersembahkan itu menjadi arak bagi Allah. Rasul Paulus menjadi kurban curahan yang demikian (2 Tim. 4:6) dengan menikmati Kristus secara demikian, sehingga dia dapat dicurahkan sebagai persembahan kepada Allah atas dasar iman kaum beriman melalui cucuran darahnya.

Kurban bakaran, kurban sajian, kurban keselamatan, kurban penghapus dosa, dan kurban penebus salah adalah kurban-kurban dasar, tetapi kurban curahan bukan. Kelima kurban dasar yang tercatat dalam Imamat 1—7 adalah lambang berbagai aspek dari apa adanya Kristus bagi Allah demi kita. Jika kita membaca Bilangan 15:1-10 dan 28:7-10, kita akan nampak bahwa kurban curahan adalah suatu tambahan. Kalau salah satu dari kurban dasar dipersembahkan tanpa kurban curahan, ini suatu petunjuk bahwa ada suatu kekurangan dalam mempersembahkan kurban dasar itu. Orang yang mempersembahkan kurban dasar itu pasti sangat miskin. Sebenarnya kurban curahan berarti bahwa si pemberi kurban itu sendiri menjadi kurban curahan. Tetapi, ini tidak berarti orang yang mempersembahkan dapat menjadi satu kurban curahan menurut susunan alamiahnya sendiri. Sebaliknya, ia harus menikmati Kristus sedemikian rupa sehingga Kristus memenuhi dan meresapinya. Kristus adalah arak surgawi bagi kenikmatan kita. Ketika kita menikmati Dia melalui menerima Dia ke dalam kita, kita akan dipenuhi Dia dan diresapi Dia seluruhnya. Dengan cara inilah baru kita dapat menjadi arak yang dicurahkan sebagai kurban curahan ke atas kurban-kurban yang kita persembahkan kepada Allah.

Dalam 2:17 Paulus menyinggung perihal “kurban dan ibadah imanmu”. Kurban iman kaum beriman berarti iman dari kaum beriman di Filipi adalah suatu kurban persembahan kepada Allah dan juga menjadi ibadah mereka kepada Allah. Hasil dari ministri Paulus ialah iman kaum beriman. Iman dalam 2:17 bersifat almuhit dan mencakup lebih banyak daripada tindakan percaya. Iman ini adalah susunan dan ekspresi total dari segala yang telah diterima, dialami, dan dinikmati oleh kaum beriman atas diri Kristus, mencakup Kristus sebagai kurban-kurban dasar. Ministri Paulus menghasilkan iman almuhit kaum beriman. Iman yang demikian dipersembahkan sebagai kurban kepada Allah oleh kaum beriman, dan Paulus bersukacita meskipun ia dicurahkan sebagai kurban curahan pada kurban yang demikian.

Tidak diragukan, kurban iman kaum beriman ini penuh dengan Kristus. Ia mencakup Kristus sebagai kurban dasar. Ketika kita mengalami Kristus dengan aspek-aspek yang berbeda-beda ini, dan menikmati Dia sebagai kurban dasar, maka pengalaman dan kenikmatan ini menjadi iman kita. Menurut pengalaman, kenikmatan akan Kristus sebagai kurban dasar akhirnya menjadi iman kita. Karena itu, iman ini tersusun dari Kristus yang kita alami dan nikmati.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 14

No comments: