Hitstat

28 October 2013

Filipi - Minggu 10 Senin



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:5-8


Ketika Paulus menulis 3:5-8, tidak diragukan ia memikirkan perbandingan antara hukum Taurat dengan Kristus. Paulus memiliki banyak pengalaman terhadap Kristus maupun hukum Taurat. Dari pengalamannya, ia memperoleh pengenalan penuh akan Kristus dan hukum Taurat.

Hukum Taurat dan Kristus merupakan dua faktor utama dalam susunan Alkitab. Di satu aspek, Perjanjian Lama terutama tersusun dari hukum Taurat sebagai faktor dasar, sehingga ia boleh dianggap sejilid kitab hukum Taurat. Sebaliknya, Perjanjian Baru tersusun dari Kristus sebagai faktor dasar dan faktor pengendali. Jadi Perjanjian Lama berdasar pada hukum Taurat, dan Perjanjian Baru berdasar pada Kristus.

Pengetahuan Paulus terhadap hukum Taurat maupun terhadap Kristus sangatlah banyak. Selama bertahun-tahun berada dalam agama Yahudi, ia memiliki pengetahuan yang rinci tentang hukum Taurat. Pengetahuannya bukan seperti orang awam, melainkan seperti seorang ahli yang fanatik. Tetapi ketika Paulus menulis Kitab Filipi, ia telah beralih dari bawah hukum Taurat ke dalam Kristus. Lagi pula, ia telah memiliki baik pengetahuan maupun pengalaman akan persona Kristus yang ajaib, almuhit, dan alwasi (meluas ke segala sesuatu). Paulus telah hidup dalam persona ini, maka ia dapat mengatakan bahwa dirinya adalah seorang yang berada dalam Kristus (2 Kor. 12:2).

Kristus berbeda dengan hukum Taurat, kegairahan terhadap hukum Taurat, dan kebenaran dalam hukum Taurat. Kemustikaan pengenalan akan Kristus dan Kristus sendiri sangat berbeda dengan hukum Taurat dan segala hal lainnya. Oleh karena Kristus dan kemustikaan pengenalan akan Kristus, Paulus melepaskan hukum Taurat, kegairahannya terhadap hukum Taurat, kebenaran dalam hukum Taurat, dan segala hal lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Kristus dan kemustikaan pengenalan akan Kristus jauh lebih unggul daripada hukum Taurat dan segala sesuatu.

Penting sekali kita memahami bahwa dalam 3:8 Paulus tidak mengatakan kemustikaan Kristus, tetapi kemustikaan pengenalan akan Kristus. Banyak pembaca Kitab Filipi menganggap kata kemustikaan ini ditujukan kepada diri Kristus sendiri, bukan kepada pengenalan akan Kristus. Namun, Paulus dengan khusus dan tegas mengatakan tentang kemustikaan pengenalan akan Kristus. Pengenalan Paulus akan Kristus sangat mustika. Karena kemustikaan pengenalannya itu, ia rela menderita kehilangan segala sesuatu.

Dalam ayat 7 Paulus berkata, “Karena Kristus,” tetapi dalam ayat 8 ia berkata lebih lanjut, “Karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mustika . . .” Tambahan kata “Tuhanku” menunjukkan bahwa ketika Paulus menulis surat ini, ia dipenuhi dengan perasaan intim dan lembut terhadap Kristus. Perasaan yang lembut terhadap kemustikaan Tuhan Yesus bangkit dalam batinnya, sehingga ia berkata, “Kristus Yesus, Tuhanku.” Paulus memberi penilaian tinggi atas kemustikaan pengenalannya terhadap Kristus Yesus, Tuhannya yang terkasih.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 19

No comments: