Pembacaan Alkitab: Flp. 3:8-11
Sangat mudah bagi kita untuk
mengetahui bahwa hal-hal materi dapat menjadi pengganti Kristus dalam kehidupan
kita atau dapat mengganggu kita dalam menikmati Kristus, tetapi tidaklah mudah
mengetahui bahwa hal-hal yang bukan materi, seperti agama, filsafat, dan
budaya, juga dapat menjadi pengganti Kristus. Sepanjang tahun-tahun ini, saya
telah menjumpai banyak orang rohani dari berbagai bangsa; mereka benar adalah
penuntut-penuntut Tuhan. Namun, walau mereka telah mencapai kemajuan rohani
pada tingkat tertentu, hampir tidak ada seorang pun yang tidak hidup dalam
budaya nasional mereka. Sebagai contoh, di antara semua penuntut Kristus yang
sejati di China, sedikit sekali yang tidak hidup dalam filsafat etika China.
Filsafat ini telah tergarap ke dalam mereka. Karena alasan ini, maka bahkan
orang Kristen yang terbaik pun tidak lepas dari pengaruhnya. Itu tidak berarti
ajaran-ajaran etika itu salah. Ajaran-ajaran itu telah melindungi orang-orang
China berabad-abad lamanya. Masalah utamanya ialah, ajaran-ajaran etika itu
bukan Kristus sendiri. Allah tidak menghendaki kita hidup menurut ajaran-ajaran
etika tertentu. Etika bukan bagian dari ciptaan baru, bukan yang dari Kristus,
bukan dari Roh, atau hayat kebangkitan. Segala sesuatu yang dari Kristus pasti
berada dalam kebangkitan, dalam ciptaan baru, dan milik Roh.
Mengenai hal ini, saya merasa
prihatin terhadap banyak orang kudus dalam pemulihan Tuhan. Walaupun mereka
telah berada di bawah ministri ini bertahun-tahun lamanya, tetapi masih tidak
memiliki daya pembeda yang wajar dalam membedakan etika filosofis dengan
Kristus.
Tidak hanya demikian, bahkan
mereka yang memiliki daya pembeda pun mungkin tanpa disadari atau di bawah
sadar masih lebih banyak hidup di dalam lingkungan etika daripada di dalam
Kristus. Etika-etika kita boleh jadi sangat baik, tetapi kehidupan etika yang
sedemikian bukan kehidupan dalam kebangkitan; itu tidak ada sangkut pautnya
dengan Kristus, Roh, atau ciptaan baru.
Tidak peduli betapa
sungguh-sungguhnya kaum beriman menuntut Tuhan, mereka tetap berada di bawah
pengaruh ciri-ciri suku bangsa mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka
lebih banyak dipengaruhi oleh budaya mereka daripada oleh Kristus. Ketika
Paulus berkata bahwa ia menganggap segalanya rugi, maksudnya tidak semata-mata
ditujukan kepada hal-hal materi, tetapi juga kepada hal-hal seperti agama,
filsafat, dan budaya. Kita mungkin rela menganggap hal-hal materi rugi karena
Kristus, tetapi tidak demikian dengan budaya atau ciri-ciri suku bangsa kita.
Tetapi agama, budaya, dan ciriciri suku bangsa adalah hal-hal yang dianggap
Paulus sebagai sampah demi memperoleh Kristus dan ditemukan di dalam Dia.
Hal-hal itu mungkin sangat baik, tetapi semua itu tidak berada dalam
kebangkitan dan ciptaan baru. Tambahan pula, semua itu bukan milik Kristus dan
Roh itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 22
No comments:
Post a Comment