Pembacaan Alkitab: Flp. 3:7-14
Dalam membaca Alkitab kita tidak boleh melihat segalanya memang
semestinya demikian. Janganlah kita menganggap sebuah kalimat, sebuah frase,
atau sebuah kata memang semestinya demikian, dan mengira kita sudah
memahaminya. Ketika saya membaca firman Allah, saya selalu berlatih untuk tidak
menganggap semuanya memang semestinya demikian. Saya khusus menaruh perhatian
pada kalimat atau ungkapan-ungkapan yang lebih sulit dipahami.
Dalam 3: 7 Paulus berkata, “Tetapi
apa yang dahulu merupakan
keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.” Apakah yang dimaksud Paulus dengan keuntungan dan rugi? Tambahan
pula, mengapa ia mengatakan keuntungan dalam bentuk jamak dan rugi dalam bentuk
tunggal?
Dalam ayat 8 Paulus melanjutkan, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia (mustika) daripada semuanya. Karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus.” Apakah sebenarnya arti kata “mustika” di sini? Apakah pula arti
“kemustikaan pengenalan akan Kristus?” Dalam ayat ini Paulus juga mengatakan
tentang melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah. Mengapa ia tidak
mengatakan, “Aku menganggap semuanya itu bukan apa-apa?” Selain itu, apa perbedaan
antara rugi dan sampah?
Dalam ayat 9 Paulus berkata, “dan
berada (ditemukan di) dalam Dia . . .” Apa artinya ditemukan di dalam
Kristus? Ayat 10 mengatakan, “. . .
mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya,
di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya.” Kita harus
menaruh lebih banyak perhatian atas ungkapan “kuasa kebangkitan-Nya”. Kita juga
harus mengkaji tentang “persekutuan dalam penderitaan-Nya”. Apa maksud Paulus dengan
memakai istilah “persekutuan” di sini? Lagi pula, mengapa ia memakai frase
“menjadi serupa”? Kita perlu menyelidiki dengan saksama tentang menjadi serupa
dengan Kristus dalam kematian, dan memecahkan topik-topik sulit yang ditimbulkan
oleh ungkapan tersebut.
Dalam ayat 11 Paulus melanjutkan, “supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan (yang ekstra) dari antara
orang mati.” Pemakaian kata “kebangkitan yang ekstra” oleh Paulus di sini sulit
dipahami. Bahkan kata “akhirnya” juga perlu pengkajian yang saksama.
Dalam ayat 12 Paulus berkata, “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna,
melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun
telah ditangkap oleh Kristus Yesus.” Mengapa Paulus di sini memakai kata
“memperoleh”, bukan “mendapatkan”? Apa artinya kalimat “menangkapnya, karena
aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus”? Semua perkataan ini sungguh sulit
dipahami.
Dalam ayat 13-14 Paulus melanjutkan berkata, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak
menganggap bahwa aku
telah menangkapnya,
tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan
diri kepada apa yang ada di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk
memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Apakah maksud Paulus mengatakan “menganggap” di sini? Kita
juga harus bertanya, bagaimana baru bisa melupakan apa yang telah di belakang?
Unik pula ungkapan “mengarahkan diri” yang diucapkan Paulus, dan ini juga perlu
kita kaji secara saksama. Apakah artinya “mengarahkan diri kepada apa yang di
depan”? Kita juga perlu merenungkan “tujuan” dan “hadiah (pahala)” dalam ayat
14. Kita juga perlu menelaah ungkapan “panggilan surgawi”. Mengapa ia mengatakan
panggilan surgawi dari Allah itu berada di dalam Kristus Yesus? Mengapa ia
tidak mengatakan di dalam Yesus Kristus? Dengan kata lain, mengapa ia
meletakkan gelar Kristus sebelum nama Yesus? Lagi pula, mengapa Paulus tidak
mengatakan panggilan yang tinggi “oleh” Allah,
tetapi “dari” Allah? Jika kita
mengajukan pertanyaan-pertanyaan semacam ini ketika membaca Alkitab, kita akan
belajar tidak menganggap semuanya itu memang semestinya demikian. Ketika kita
membaca firman, kita tak dapat tidak menyadari betapa sedikitnya pengertian
kita terhadap hal ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 26
1 comment:
amen... semoga pengenalan akan Kristus Yesus menjadi mustika kita di atas semuanya.
Post a Comment