Pembacaan Alkitab: Flp. 4:5-9
Dalam ayat 6 Paulus meneruskan, “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga . . .” Kerap
kali bila kita mendengar kabar buruk, kita akan cemas dan menjadi khawatir.
Kekhawatiran akan merusak kehidupan yang memperhidupkan Kristus. Janganlah
khawatir, melainkan dalam setiap hal kita nyatakan keinginan kita kepada Allah melalui
doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Demikian, damai sejahtera Allah akan
menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (ayat 7). Damai sejahtera
Allah akan menyelamatkan kita dari ketakutan dan kekhawatiran. Kata-kata Paulus
di sini membuktikan bahwa penjelasan kita atas ayat-ayat ini menurut
pengalaman kita adalah tepat. Dibebaskan dari kekhawatiran adalah untuk menjaga
kita tetap tenang dan teduh.
Dalam ayat 6 Paulus menyuruh kita, “Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.” Kata “segala hal” ditujukan kepada
berbagai hal yang kita alami tiap hari. Di bawah berkat Tuhan, banyak hal positif
yang terjadi, dan kita mendengar kabar baik. Namun, kita juga mengalami hal-hal
negatif dan mendengar kabar buruk. Bagaimanapun, dalam setiap hal kita harus
menyatakan keinginan kita kepada Allah melalui doa dan permohonan dengan ucapan
syukur. Doa bersifat umum, beresenskan penyembahan dan persekutuan; permohonan
bersifat khusus, ditujukan kepada keperluan tertentu. Perhatikan, Paulus
berkata, “dengan ucapan syukur” bukan “dan ucapan syukur”. Ini menunjukkan
bahwa doa dan permohonan kita seharusnya disertai dengan ucapan syukur kita
kepada Tuhan.
Hasil dari bersatu secara organik dengan Tuhan adalah damai
sejahtera Allah menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (ayat 7).
Damai sejahtera Allah sebenarnya adalah Allah sendiri sebagai damai sejahtera
(ayat 9) diinfuskan ke dalam kita melalui persekutuan kita dengan Dia melalui
doa, sebagai penangkal kegelisahan dan penawar kekhawatiran (Yoh. 16:33).
Dalam ayat 7 Paulus mengatakan bahwa damai sejahtera Allah akan
memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Istilah “memelihara”
boleh juga diterjemahkan sebagai “menjaga”. Allah sumber damai sejahtera
berpatroli di hadapan pikiran dan hati kita dalam Kristus, menjaga kita tetap
tenang dan teduh. Hati adalah sumber, pikiran adalah saluran. Damai sejahtera
Allah menjaga hati dan pikiran kita. Ini berarti di dalam Kristus Yesus damai
sejahtera berpatroli sebagai pengawal yang mondar mandir di depan hati dan pikiran
kita. Damai sejahtera Allah yang berpatroli dalam diri kita sedemikian itu memelihara
kita supaya kita tenang dan teduh. Sekalipun kita mungkin mengalami banyak
kesukaran dan kekhawatiran, tidak ada apa pun yang dapat mengganggu kita. Ini bukan
sekadar ajaran, melainkan perkataan yang cocok dengan pengalaman kita. Dari
pengalaman kita tahu bahwa damai sejahtera Allah terinfus ke dalam kita,
sehingga kita menjadi tenang.
Dalam 4:5-7 Paulus tidak menyinggung perihal yang ketiga selain
kebaikan hati dan tidak khawatir. Sebaliknya, ia hanya menunjukkan kedua aspek
penting dari kehidupan yang memperhidupkan Kristus ini — kebaikan hati dan
tidak khawatir. Bila kita memiliki kebaikan hati dan tidak khawatir, kita akan
senantiasa dalam suasana tenang dan teduh. Kemudian kita dapat memperhidupkan
Kristus dan memiliki kenikmatan yang penuh akan Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 27
No comments:
Post a Comment