Pembacaan Alkitab: Flp. 3:17-21
Kita boleh juga mengibaratkan ciri-ciri nasional yang menduduki
jiwa kita itu sebagai tumor yang bertumbuh sedemikian rupa dalam lambung
seseorang sehingga tidak ada ruang untuk benda lain. Ada semacam tumor
bertumbuh dalam lambung psikologis kita dan nyaris menduduki seluruh ruang yang
seharusnya kita sisihkan untuk Kristus. Karena alasan ini manusia batiniah kita
tidak mampu menampung banyak makanan rohani dan tidak dapat berfungsi dengan
normal. Kaum beriman dari setiap negara, bahkan dari berbagai daerah di negara
tertentu, memiliki sebuah tumor ciri-ciri mereka masing-masing. Tumor itu
terutama bertumbuh dalam pikiran alamiah kita. Ia bertumbuh sedemikian rupa
sehingga menjadi bagian dari penyusun diri kita.
Dalam Filipi 3:1-16 Paulus menanggulangi tumor ini, ia mengoperasi
jiwa kita, terutama pikiran kita. Ketika ia masih sebagai Saulus dari Tarsus,
Paulus memiliki sebuah tumor besar dalam jiwanya. Tumor itu mempengaruhi
pikirannya terhadap agama Yahudi, hukum Taurat, sunat, dan tradisi orang
Yahudi. Tetapi pada suatu hari Tuhan Yesus, Sang ahli bedah agung, mengoperasi
Paulus, dan tumor besarnya itu telah diambil dari pikirannya. Tetapi kebanyakan
di antara kita masih belum menjalani operasi demikian. Tumor itu masih tetap
bercokol dalam jiwa kita.
Setelah menanggulangi jiwa dalam 3:1-16, Paulus selanjutnya
menanggulangi tubuh dalam 3:17-21. Kelima ayat ini menanggulangi kenikmatan
jasmani, terutama seperti yang dipraktekkan oleh golongan Epikuros. Selaku
penuntut-penuntut Kristus sejati, kita perlu dioperasi untuk melenyapkan
pikiran-pikiran kita yang agamis dan filosofis, kita pun perlu menanggulangi
tubuh jasmani kita dengan tepat. Dalam ayat 19 Paulus berkata, “Tuhan mereka ialah perut mereka”; tetapi
dalam ayat 20-21 ia berkata bahwa kita menantikan Tuhan Yesus Kristus “yang akan mengubah tubuh kita yang hina
ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.” Dalam ayat-ayat ini Paulus
menanggulangi tubuh jasmani serta kenikmatannya. Janganlah kita mengira Paulus
hanya menanggulangi jiwa dan membiarkan tubuh bebas menghamburkan keinginannya
dalam hawa nafsunya. Dalam menanggulangi jiwa, Paulus tidak menyinggung hal-hal
jasmani, tetapi dalam menanggulangi tubuh, ia benar-benar menyinggung hal-hal
tersebut.
Beralih kepada hal kenikmatan jasmani, Paulus berkata dalam ayat
17, “Saudara-saudara, ikutilah teladanku
dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladan
bagimu.” Teladan di sini tidak ditujukan kepada apa yang telah Paulus ungkapkan
pada beberapa ayat sebelumnya, melainkan kepada teladan yang didirikan
oleh orang-orang yang menanggulangi tubuh jasmani dengan tepat. Bagaimana kita mengetahui
bahwa ayat 17 tidak ditujukan kepada hal-hal jiwa, tetapi kepada hal-hal tubuh?
Kita mengetahuinya melalui kenyataan diawalinya ayat 18 dengan kata “karena”,
ini menunjukkan bahwa ayat tersebut merupakan penjelasan dari ayat 17. Ayat 18
mengatakan, “Karena, seperti yang telah kerap
kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis,
banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.” Mereka adalah
seteru-seteru salib Kristus, yakni salib Kristus yang telah mengakhiri
pelampiasan nafsu tubuh jasmani (Gal. 5:24).
Menurut Surat Kolose, Paulus tidak setuju dengan pertapaan yaitu
praktek mengekang tubuh dengan kejam. Tetapi ia pun tidak setuju dengan praktek
golongan Epikuros yang melampiaskan hawa nafsu dengan kenikmatan jasmani. Kita
perlu benda-benda seperti makanan dan pakaian; tanpa itu, kita tidak dapat
hidup. Akan tetapi, kita tidak seharusnya melampiaskan keinginan kita dalam
hal-hal itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 25
No comments:
Post a Comment