Pembacaan Alkitab: Flp. 4:5-9
Dalam berita terdahulu kita sudah mulai membahas beberapa
kebajikan unggul dari kehidupan orang Kristen. Kita menunjukkan bahwa 4:5-9 merupakan
ekspresi kehidupan yang memperhidupkan Kristus. Dalam berita ini, yakni
kelanjutan dari berita terdahulu, kita akan meneruskan meninjau keenam aspek
pengendali dari kehidupan yang memperhidupkan Kristus.
Paulus memberi kita aspek-aspek pengendali ini dalam ayat 8, “Jadi, akhirnya, Saudara-saudara, semua yang
benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua
yang disebut
kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Aspek pengendali pertama dari
kehidupan yang memperhidupkan Kristus ialah “semua yang benar”. Apa pun yang
kita lakukan dan katakan haruslah benar. Aspek kedua ialah “semua yang mulia.” Istilah “mulia dalam
bahasa aslinya berarti yang patut dihormati, layak dihormati, terhormat,
disegani (1 Tim. 3:8, 11; Tit. 2:2). Aspek ketiga adalah “semua yang adil”. Ini ditujukan
kepada apa yang benar di hadapan Allah dan manusia. Aspek
keempat adalah “semua
yang suci,” berarti tulus dalam maksud dan tindakan, tanpa campuran apa
pun. Aspek kelima adalah “semua yang manis”. Istilah “manis”
berarti patut dikasihi, menyenangkan, layak disayang.Aspek
keenam adalah “semua
yang sedap didengar.” Ini berarti semua yang bereputasi baik, menarik, memikat, dan ramah.
Jika kita memperhidupkan Kristus, kehidupan kita pasti mengekspresikan semua
aspek ini.
Di sini saya ingin menunjukkan bahwa semua kebajikan insani
diciptakan oleh Allah. Menurut Kejadian 1:26, kita diciptakan menurut gambar
Allah. Kebajikan insani kita merupakan sebuah wadah untuk menampung kebajikan ilahi.
Ibarat sebuah sarung tangan dibuat menurut gambar tangan untuk menyarungi
tangan. Alkitab mewahyukan bahwa gambar Allah ialah Kristus (Kol. 1:15; 2 Kor. 4:4). Karena itu, mengatakan
manusia diciptakan menurut gambar Allah berarti manusia diciptakan menurut
bentuk Kristus. Manusia diciptakan menurut Kristus, supaya dapat menampung
Kristus dan mengekspresikan Dia. Sebuah sarung tangan
dirancang menurut pola sebuah tangan, supaya dapat menyarungi tangan itu. Demikian
pula, manusia dirancang oleh Allah untuk mengemban pola Kristus. Ketika Kristus
masuk ke dalam seseorang, orang itu menjadi satu wadah yang menampung Kristus.
Berdasarkan perkataan Paulus, “Bagiku hidup adalah Kristus” (1:21), kita dapat mengatakan dengan
pasti bahwa kebajikan-kebajikan dalam 4:8 adalah aspek dari penampilan
kehidupan yang memperhidupkan Kristus. Karena Paulus sendiri memperhidupkan
Kristus, maka ia tentu tidak mungkin menyuruh kaum saleh memperhidupkan sesuatu
yang lain sebagai pengganti Kristus. Karena itu, kebajikan-kebajikan yang ia
sebut dalam 4:8 pasti adalah ekspresi realitas yang diperhidupkan Paulus dan kaum
saleh lainnya. Realitas ini ialah Kristus sendiri.
Tidak hanya demikian, dalam pasal 2 kita nampak Kristus sebagai
teladan dan dalam pasal 3 penuntutan atas Kristus untuk mendapatkan Dia. Untuk
mendapatkan Kristus, Paulus telah menganggap segala sesuatu sampah. Mana
mungkin kemudian dalam pasal 4 ia menjunjung kebajikan-kebajikan insani? Ini petunjuk
lain bahwa kebajikan-kebajikan dalam pasal ini bukan sesuatu yang di luar
Kristus itu sendiri. Sebaliknya, kebajikan-kebajikan ini pasti
adalah ekspresi Kristus yang diperhidupkan oleh kaum beriman.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 28
No comments:
Post a Comment