Pembacaan Alkitab: Rm. 12:2
Jika kita membaca Filipi pasal 3 dengan
saksama, kita
akan nampak bahwa Paulus mengetengahkan kedua
kelompok manusia yang menimbulkan pengaruh kuat di daerah Laut Tengah. Kelompok
pertama ialah penganut agama Yahudi yang fanatik bagi agama tradisional mereka.
Dalam ayat 2 Paulus melukiskan mereka seperti anjing-anjing, pekerja-pekerja
yang jahat, dan penyunat-penyunat palsu. Kelompok kedua terdiri atas orang-orang
yang berpegang pada filsafat Epikuros (Kis. 17:18). Mereka mempromosikan
kegemaran makan dan minum, serta memuaskan diri dengan hal-hal lainnya.
Semuanya itu berlawanan dengan salib Kristus (ayat 18-19). Dari ayat 2 kita
nampak perusakan yang ditimbulkan oleh para penganut agama Yahudi terhadap kaum
beriman Filipi. Dari ayat 18 kita nampak bahwa orang-orang yang hidupnya
menurut filsafat Epikuros juga merusak mereka. Yang disebut terdahulu berasal
dari orang Yahudi, sedang yang di belakang bersumber pada orang kafir.
Pemikiran Paulus yang terkandung dalam pasal ini berkaitan dengan kedua
kelompok manusia tersebut. Kita akan nampak, ketika berbicara mengenai para
penganut agama Yahudi, Paulus menanggulangi jiwa, terutama pikiran; tetapi
ketika berbicara mengenai golongan Epikuros, ia menanggulangi tubuh.
Para penganut agama Yahudi tidak mempromosikan kenikmatan akan
hal materi. Sebaliknya, mereka mempromosikan filsafat agama khas mereka dengan
gairah sekali. Baik agama maupun filsafat melibatkan pikiran. Para agamawan dan
para filsuf sebagian besar tidak diduduki oleh hal-hal materi. Mereka tidak mau
melampiaskan kegemaran atau hawa nafsu mereka dalam hal-hal seperti makan dan minum.
Sebaliknya, mereka malah mengekang diri dalam hal-hal
itu. Seperti pernah kita tunjukkan, hal-hal yang disinggung Paulus dalam ayat
3-7 bukan hal-hal materi, melainkan hal-hal yang berkaitan dengan agama,
filsafat, dan budaya, yang erat kaitannya dengan pikiran kita.
Kaum beriman di Filipi telah beroleh selamat dan dilahirkan
kembali di dalam roh, tetapi mereka masih perlu memperhatikan jiwa dan tubuh
mereka secara wajar. Ketika Paulus menulis pasal 3, dalam lubuk batinnya
tersirat suatu keinginan, yaitu ingin mengajar kaum beriman Filipi bagaimana
menanggulangi jiwa dan tubuh. Karena itu, pertama-tama ia menyinggung tentang
para penganut agama Yahudi, untuk mengajar orang Filipi dalam menanggulangi
jiwa. Kemudian ia menyinggung pengikut ajaran Epikuros, untuk mengajar kaum
beriman menanggulangi tubuh.
Dulu kita sering membicarakan tentang transformasi (pengubahan).
Kita bahkan mempunyai sebuah kidung yang berjudul transformasi (Kidung No.
546). Akan tetapi, mungkin masih banyak orang yang tidak mengetahui bahwa
transformasi mencakup pembaruan pikiran. Menurut Roma 12:2, pembaruan pikiran adalah
aspek utama dari transformasi. Transformasi jiwa kita sebagian besar
tergantung pada pembaruan pikiran kita. Jika pikiran kita tidak diperbarui,
jiwa kita akan tetap tidak berubah.
Pembaruan pikiran berarti perubahan dalam cara kita berpikir.
Pikiran kebanyakan orang beriman masih tetap diduduki oleh hal-hal agama,
filsafat, dan budaya, yaitu hal-hal yang disebut oleh Paulus dalam 3:7-8. Hal-hal ini berkaitan
dengan dunia psikologis, dunia jiwa. Banyak pula yang dikuasai oleh cara
berpikir yang alamiah. Kaum saleh yang demikian itu mungkin baik sekali, tetapi
jiwa mereka hari ini tetap sama dengan jiwa yang mereka miliki beberapa tahun
yang lampau. Penyebab utama dari kurangnya transformasi kita ini ialah adanya
sebuah batu besar, yakni ciri-ciri nasional yang menduduki jiwa kita, dan yang
mengambil alih kedudukan Kristus. Dalam kasus setiap orang di antara kita,
ciri-ciri nasional menduduki jiwa kita. Jiwa kita telah diambil alih oleh batu
ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 25
No comments:
Post a Comment