Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:6; Ul. 8:7-10
Di satu aspek, tanah permai diwahyukan dalam Perjanjian Lama, di
aspek lainnya, tanah permai juga tersembunyi dalam Perjanjian Lama. Walau
pernyataan ini kelihatannya bertentangan, sebenarnya tidak. Karena Kitab
Ulangan melukiskan tanah permai, dapat kita katakan bahwa tanah permai
diwahyukan di dalam Perjanjian Lama. Tetapi karena arti dan makna tanah permai
tersembunyi, maka kita dapat juga mengatakan bahwa tanah ini tersembunyi di
dalam Alkitab. Ketika anak-anak Allah, berdasarkan suplai rahmat dan anugerah-Nya,
mendalami firman Allah, barulah mereka mulai memahami bahwa tanah permai yang dijanjikan
Allah kepada umat pilihan-Nya adalah lambang Kristus. Jika hari Paskah yang dinikmati
di Mesir dan manna yang dialami di padang gurun adalah lambang Kristus, maka
tanah permai seharusnya juga melambangkan Kristus.
Dalam Yosua 5:11-12 kita nampak sebuah petunjuk bahwa tanah
permai melambangkan Kristus sebagai kelanjutan manna. Ayat 11 mengatakan bahwa
bani Israel makan hasil tanah atau negeri itu. Ayat 12 terutama menjelaskan: “Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan
harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna
lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.” Manna
adalah satu lambang Kristus sebagai suplai hayat bagi umat Allah. Seperti
ayat-ayat yang ditunjukkan dalam Kitab Yosua, hasil tanah permai itu adalah
kelanjutan dari manna. Sebab itu, jika manna melambangkan Kristus, maka hasil
tanah permai seharusnya juga melambangkan Dia. Melalui suplai manna di padang
gurun, umat Allah dapat membangun Kemah Pertemuan sebagai tempat kediaman
Allah. Sama halnya, melalui suplai hasil tanah permai yang kaya itu, mereka
dapat membangun bait sebagai tempat kediaman Allah yang lebih kokoh. Tidak
dapat disangsikan, tanah permai yang dinikmati bani Israel adalah lambang
Kristus yang utama, sebab melalui menikmatinya, maka terbangunlah Bait Suci. Kita
bahkan dapat mengatakan bahwa tanah permai adalah lambang Kristus yang terutama
yang terdapat dalam Alkitab, adalah satu lambang Kristus yang lengkap dan almuhit.
Agar hati kita terhibur dan terjalin bersama dalam kasih sehingga
memperoleh pengenalan yang penuh akan Kristus sebagai rahasia Allah mencakup
memiliki seluruh pengenalan yang penuh akan Kristus seperti yang dilambangkan
oleh tanah permai. Kita perlu mengetahui dengan rinci bagaimana Kristus dapat
dilambangkan oleh semua hal yang disebutkan dalam Ulangan 8:7-11. Dialah air yang
berpancar dari lembah dan bukit-bukit. Dialah gandum dan jelai, yang masing-masing
melambangkan Kristus yang berinkarnasi, yang tersalib, dan yang dibangkitkan.
Kita harus maju untuk melihat bagaimana Kristus dilambangkan oleh anggur,
minyak, buah ara, buah delima, dan barang tambang. Tanpa ayat-ayat dari Ulangan
8, kita akan kekurangan pengertian terhadap Kristus yang almuhit.
Tanah adalah inti yang penting dari kitab Perjanjian Lama.
Inilah alasannya dalam kitab Perjanjian Lama, Tuhan berulang-ulang membicarakan
masalah tanah. Allah memanggil Abraham dan memberi tahu dia bahwa Dia ingin
membawanya ke suatu tanah atau negeri, yaitu Tanah Kanaan. Perhatikanlah,
berapa kali Tuhan menyinggung masalah tanah itu mulai dari Kejadian 12 hingga
akhir kitab Perjanjian Lama. Pada hakikatnya, inti Perjanjian Lama adalah bait
yang dibangun di sebuah kota di tanah permai itu. Jika kita memahami Alkitab
dan memiliki terang dari Allah, kita akan memahami bahwa inti rencana kekal
Allah, ditinjau dari lambang, ialah tanah itu berikut bait dan kotanya. Mulai
dari Kitab Kejadian, kitab Perjanjian Lama menganggap tanah itu sebagai inti dan
menyebut berulang-ulang hal-hal yang berkaitan dengan tanah itu. Seperti telah
berkali-kali kita tunjukkan, tanah itu adalah lukisan dari Kristus yang almuhit,
satu lambang Kristus sebagai segala sesuatu bagi kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 20
No comments:
Post a Comment