Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:6-7; 1 Kor. 6:17; Gal. 5:16, 25
Kita harus memiliki kesan yang dalam bahwa tanah permai ini melambangkan
Kristus yang almuhit. Kita telah menegaskan bahwa dalam Kolose 2:7, Paulus
mengatakan bahwa kita telah berakar di dalam Kristus. Jika kita telah berakar
di dalam Kristus, tentu Ia adalah tanah atau bumi kita. Pernahkah Anda menyadari
bahwa Kristus adalah tanah yang di dalamnya Anda berakar, dan Anda adalah
sebuah tanaman yang berakar di dalam Kristus sebagai tanah? Saya sungguh
merasakan bahwa kebanyakan dari anak-anak Tuhan masih menetap di Mesir. Mereka
hanya mengalami Tuhan sebagai Anak Domba Paskah. Ada orang yang sudah keluar
dari Mesir dan menikmati Kristus sebagai manna mereka setiap hari ketika mereka
mengembara di padang gurun. Tetapi sangat sedikit orang kudus yang mengalami Kristus sebagai alam
lingkungan atau wilayah, ruang lingkup, tempat mereka berperilaku. Semoga Tuhan
mencelikkan mata kita agar kita melihat bahwa Kristus adalah tanah permai kita
dan kita harus berperilaku di dalam-Nya setiap hari!
Dalam Galatia 3:14 Paulus berkata, “Supaya di dalam Dia (Yesus Kristus) berkat Abraham sampai kepada
bangsabangsa lain, sehingga melalui iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan
itu.” Di sini Paulus menyinggung berkat Abraham dan Roh yang telah
dijanjikan. Berkat ini ditujukan kepada tanah permai, dan penggenapan berkat
ini bagi kita hari ini adalah Kristus sebagai Roh yang almuhit. Sebab itu, menurut
konsepsi Paulus, berperilaku di dalam Kristus sebagai tanah permai berarti
berperilaku di dalam Roh yang almuhit itu.
Dalam Kolose 2:6 Paulus menyuruh kita untuk berperilaku (hidup) di
dalam Kristus, tetapi dalam Galatia 5:16 dia menyuruh kita hidup oleh Roh. Lagi
pula, dalam Roma 8:4, dia membicarakan hidup menurut roh. Ayat-ayat ini
menunjukkan bahwa tanah permai bagi kita hari ini adalah Roh yang almuhit yang berhuni
di dalam roh kita. Roh yang almuhit ini adalah Kristus yang almuhit sebagai
Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Setelah melalui proses, maka Allah Tritunggal
adalah Kristus yang almuhit sebagai Roh yang almuhit bagi kita untuk kita
alami. Hari ini Roh yang almuhit ini berhuni di dalam roh kita sebagai tanah
permai kita.
Sejumlah kitab yang ditulis oleh Paulus, termasuk Kitab Roma, 1
dan 2 Korintus, Galatia, dan Filipi menunjukkan bahwa hari ini Kristus adalah
Roh yang almuhit. Kristus adalah perwujudan Allah dan ekspresi Allah. Melalui inkarnasi, Dia menjadi
Adam yang akhir, yang telah tersalib di kayu salib untuk menebus kita. Dalam
kebangkitan, Adam yang akhir ini telah menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45). Sebab itu, dalam
2 Korintus 3:17 Paulus berkata, “Sebab Tuhan
adalah Roh itu” (Tl.). Karena Kristus sebagai Roh pemberi-hayat berhuni di
dalam roh kita, maka kita menjadi satu roh dengan Dia. Dalam 2 Timotius 4:22 Paulus berkata, “Tuhan menyertai rohmu,” dan dalam 1 Korintus 6:17, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada
Tuhan menjadi satu roh dengan Dia.” Jadi, Kristus sebagai tanah permai yang
almuhit sekarang berada di dalam roh kita. Tentang hal ini, kita semua
memerlukan kekayaan keyakinan yang penuh akan pengertian.
Setelah memiliki keyakinan yang penuh bahwa Roh yang almuhit
berbaur dengan roh kita, maka kita harus mengarahkan pikiran kita di atas roh perbauran
ini (Rm. 8:6). Demikian, dengan spontan kita akan mengarahkan pikiran
kita kepada Kristus. Setelah itu kita harus terus berperilaku di dalam roh perbauran
ini. Hal ini berarti kita harus menempuh hidup, bergerak, bertindak, dan membawa
diri kita menurut roh ini. Dengan demikianlah kita akan mengalami Kristus dan menikmati
Dia sebagai tanah permai. Dalam Perjanjian Baru tidak ada satu perkara yang
lebih penting, lebih inti, dan lebih vital daripada berperilaku di dalam roh perbauran
ini. Kristus sebagai Roh yang almuhit berhuni dalam roh kita menjadi hayat
kita, persona kita, dan segala sesuatu kita. Keperluan kita hari ini ialah
berpaling kepada-Nya, mengarahkan pikiran kita ke roh, dan berperilaku menurut
roh ini. Inilah artinya berperilaku dalam Kristus sebagai rahasia Allah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 20
No comments:
Post a Comment