Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:4, 8, 20
Paulus membuka Kolose 2:4 dengan kalimat “hal ini kukatakan”. Kata-kata ini mengacu kepada apa yang telah
Paulus ungkapkan dalam ayat 2 dan 3 tentang kekayaan keyakinan yang penuh akan
pengertian, pengenalan yang penuh atas Kristus sebagai rahasia Allah, dan fakta
segala harta hikmat dan pengetahuan tersembunyi di dalam Kristus. Paulus
menekankan hal-hal ini agar orang-orang kudus di Kolose tidak sampai teperdaya.
Jika kita telah nampak wahyu tentang Kristus dalam Kolose 1 ini, kita tidak
akan teperdaya oleh ajaran-ajaran seperti baptisan air dan peraturan Sabat.
Kita akan mengetahui bahwa Kristus yang almuhit adalah inti ekonomi Allah, juga
segala sesuatu bagi kita. Jika kita memiliki visi yang jelas tentang Kristus,
tidak seorang pun dapat memperdaya atau menipu kita.
Dalam ayat 4 Paulus khusus mengatakan tentang “kata-kata yang indah”. Biasanya penipu
sangat fasih dan pandai bicara. Waspadalah terhadap peta lidah yang demikian.
Seorang pembicara bisa saja sangat menarik dan sangat fasih, tetapi realitas
Kristus belum tentu ada di dalam kata-kata yang menarik dan fasih. Jangan
tertarik oleh peta lidah si pembicara, tetapi tanyakanlah apakah ada realitas dalam
perkataannya.
Saudari M. E. Barber pernah membantu Saudara Watchman Nee dalam
mempelajari hal yang penting ini. Semasa mudanya, Saudara Watchman Nee tertarik
sekali oleh peta lidah dan pengetahuan pengkhotbah tertentu. Setiap kali
Saudara Watchman Nee mengutarakan apresiasinya akan peta lidah pengkhotbah
tertentu, Saudari Barber akan menunjukkan kepadanya bahwa walaupun orang itu baik
peta lidah dan pengetahuannya, tetapi perkataannya tidak menyuplaikan hayat.
Pada satu kesempatan khusus, Saudara Watchman Nee mengira khotbah seorang
pemberita sungguh menakjubkan, dan ia yakin kalau Saudari Barber pasti setuju.
Namun, Saudari Barber tetap menunjukkan bahwa berita-beritanya kekurangan hayat
dan realitas. Sejak saat itu, Saudara Watchman Nee tidak lagi mengapresiasi
khotbah-khotbah hampa dari pengkhotbah yang berpeta lidah. Semoga kita juga belajar
agar tidak teperdaya oleh katakata yang indah.
Bila kita nampak visi Kristus yang almuhit yang ditampilkan
dalam Kitab Kolose, kita tidak akan teperdaya oleh apa pun. Tak peduli betapa
indahnya dan betapa alkitabiahnya suatu hal, hal itu tidak mungkin menawan kita
dari Kristus. Penting sekali bagi kita untuk memiliki pandangan yang demikian
terhadap Kristus dalam ekonomi Allah ini.
Situasi gereja di Kolose berbeda sekali dengan gereja di
Korintus. Di Korintus standarnya rendah, ada perpecahan, beberapa orang kudus terlibat
dalam tuntutan hukum, bahkan ada yang melakukan perzinaan. Di Kolose, standar
perilakunya jauh lebih tinggi. Seperti telah kita tunjukkan, problem di Kolose ialah
gereja di sana telah disusupi oleh kebudayaan, khususnya oleh Gnostikisme dan peraturan-peraturan agama Yahudi.
Hal-hal ini sangat halus, dan karenanya mereka tertipu. Karena itu, kita dalam
pemulihan Tuhan hari ini harus hati-hati terhadap orang-orang yang kelihatannya
berkebudayaan tinggi, terpelajar, dan berbicara dengan sopan dan lembut.
Orang-orang yang paling pandai menipu biasanya nampak sangat baik. Ketika ular
menemui Hawa di taman, pastilah perkataannya sangat halus dan sopan.
Waspadalah, jangan sampai Anda teperdaya oleh kata-kata indah dari orang-orang
yang beradab. Setelah kita memiliki pengenalan yang jelas terhadap kedudukan Kristus
yang almuhit dalam ekonomi Allah, barulah kita dapat mengenal tipuan dan muslihat
tersebut.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 21
No comments:
Post a Comment