Hitstat

21 June 2014

Kolose - Minggu 12 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:16-22


Dalam pasal 1 Paulus memperlihatkan kepada kita bahwa Kristus adalah bagian orang-orang kudus, gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung dari semua ciptaan, Kepala Tubuh, yang pertama bangkit dari antara orang mati, persona yang di dalam-Nya seluruh kepenuhan berkenan tinggal, dan pengharapan akan kemuliaan yang berada di batin kita. Dalam pasal 2 dia berkata lebih lanjut bahwa Kristus adalah rahasia Allah yang di dalam-Nya tersembunyi seluruh harta hikmat dan pengetahuan. Setelah semuanya ini, Paulus lalu beralih kepada kehidupan kita yang riil, yang mencakup masalah-masalah harian, mingguan, bulanan, dan tahunan kita.

Dalam ayat 17 Paulus mengatakan bahwa Kristus adalah wujud segala bayangan. Ini berarti Dia adalah realitas makanan dan minuman kita, realitas kesempurnaan dan perhentian kita, realitas permulaan baru kita dengan terang dalam kegelapan, dan realitas kenikmatan dan sukacita kita. Setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun kita perlu Kristus. Semua hal yang positif dalam kehidupan harian, kehidupan mingguan, kehidupan bulanan, dan kehidupan tahunan kita haruslah Kristus. Kristus harus menjadi segala sesuatu kita tidak melulu secara doktrinal, tetapi juga dalam pengalaman. Saya dapat bersaksi bahwa Kristus adalah kesempurnaan saya, perhentian saya, permulaan baru saya, kenikmatan saya, sukacita saya, makanan saya, minuman saya, dan kepuasan saya. Walaupun keluasan Kristus itu bersifat alam semesta, tetapi Dia juga menjadi setiap aspek yang rinci dari kehidupan sehari-hari kita yang riil. Dari hari ke hari, Dia adalah nafas kita dan segala sesuatu kita.

Dalam Kolose 2:16 Paulus berkata, “Jangan biarkan orang menghakimi kamu,” dan dalam ayat 18 dia berkata lebih lanjut, “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu (pahalamu) digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri. ” Menurut ayat 20-22 kita tidak perlu menundukkan diri kita kepada peraturan-peraturan. Karena Kristus adalah wujud semua bayangan, maka kita bisa terlepas dari celaan atau opini orang-orang yang membela aliran Gnostik dan pertapaan.

Dalam hidup gereja kita harus hanya memiliki satu faktor, satu alasan, satu unsur, satu sumber, yakni Kristus. Karena Kristus adalah faktor, alasan, unsur, dan sumber kita, maka kita tidak perlu mengekspresikan opini kita atau berdebat. Walaupun mungkin kita memiliki banyak opini, tetapi oleh rahmat Tuhan kita harus belajar untuk tidak mengekspresikan opini-opini kita itu. Beberapa orang mungkin lebih suka makan memakai sumpit, sedang yang lain mungkin lebih suka memakai pisau dan garpu, atau dengan jari tangan mereka. Asalkan mereka memasukkan makanan ke dalam mereka, apa bedanya? Tidak perlu kita mengekspresikan opini mengenai alat atau perkakas yang digunakan untuk makan.

Opini adalah benteng diri kita. Walaupun opini kita mungkin luar biasa kuatnya, tetapi kita harus belajar untuk tidak mengekspresikannya dalam hidup gereja. Tetapi, hal ini tidak berarti kita menyetujui hal-hal seperti penyembahan berhala. Kita harus dengan tegas menentang perbuatan semacam itu. Namun mengenai banyak hal lainnya kita tidak perlu mengekspresikan opini kita. Jika Kristus benar-benar sebagai segala sesuatu dalam kehidupan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan kita, kita tidak perlu mengekspresikan opini kita. Kita memiliki Kristus sebagai faktor, alasan, unsur dan sumber kita yang unik.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 24

No comments: