Hitstat

04 June 2014

Kolose - Minggu 10 Rabu



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:6-9


Ayat 7 menyimpulkan dengan kata-kata demikian: “Teguh dalam iman sebagaimana telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Kata “dalam iman” di sini berarti dalam iman kita, dalam iman yang subyektif yang dengannya kita percaya. Jika kita diselewengkan dari Kristus dan mengalihkan perhatian kita kepada hal-hal yang menggantikan Dia, maka iman kita akan menjadi lemah, bahkan mungkin akan guncang. Tetapi jika kita tetap di dalam Kristus dan dibangun di dalam gereja, iman kita akan dikuatkan.

Kita telah menunjukkan bahwa “iman” dalam ayat 7 ditujukan kepada iman kita, iman yang subyektif. Mengapa Paulus mengatakan “iman” ketika ia menyinggung iman kita? Sebab ia menganggap iman ini adalah iman kita, iman kita adalah iman ini. Kita tidak dapat diteguhkan di dalam iman orang lain; kita harus diteguhkan di dalam iman kita sendiri. Ini berarti iman kita harus menjadi iman ini dan iman ini harus menjadi iman kita. Kita diteguhkan dalam iman kita sendiri, yaitu iman ini.

Jalan untuk diteguhkan dalam iman ialah melalui melimpah dengan syukur. Ketika kita benar terhadap Tuhan dan memiliki persekutuan dengan Dia, kita akan dipenuhi dengan syukur. Namun, bila kita tidak benar terhadap Tuhan, kita tidak mungkin bersyukur. Jika Anda bertanya kepada orang-orang yang berpecah-belah apakah mereka melimpah dengan syukur, mulut mereka pasti akan terkatup. Jika kita mengaku mempunyai persekutuan yang baik dengan Tuhan tetapi tidak dapat bersyukur kepada-Nya, pengakuan kita itu palsu.

Menurut ayat ini, perkataan “melimpah dengan syukur” berkaitan dengan “teguh dalam iman”. Ini menunjukkan apakah kita telah diteguhkan di dalam iman atau tidak tergantung pada apakah kita melimpah dengan syukur. Jika kita melakukan suatu perkara dalam persekutuan dengan Tuhan, kita akan dipenuhi dengan syukur. Namun, jika kita melakukan sesuatu di luar Dia, kita tidak akan dapat bersyukur. Sebagai contoh, dapatkah Anda bersyukur kepada Tuhan ketika Anda menikmati suatu hiburan duniawi? Anda dapat mengaku bahwa Anda sangat gembira, tetapi Anda tidak dapat bersyukur kepada Tuhan dengan jujur. Adakalanya kita seakan-akan dapat bersyukur kepada Tuhan untuk hal tertentu, tetapi setelah sejangka waktu kita bertobat untuk hal yang kita syukuri. Kita tidak boleh menipu diri sendiri. Sebaliknya, kita harus memeriksa apakah kita melimpah dengan syukur. Jika kita demikian, barulah kita telah teguh di dalam iman.

Jalan lain untuk mengalami Kristus sebagai rahasia Allah ialah “hendaklah perilakumu tetap di dalam Dia” (Kol. 2:6 Tl.). Karena kita telah menerima Kristus, kita harus berperilaku di dalam Dia. Di sini, (perilaku) berarti menempuh hidup, bertindak, bertingkah laku, dan membawa diri. Kita seharusnya berperilaku menempuh hidup, dan bertindak di dalam Kristus, sehingga kita dapat menikmati kekayaan-Nya, sama seperti bangsa Israel yang hidup di tanah permai dan menikmati semua hasilnya yang berlimpah.

Dalam Kolose 2:4 Paulus berkata, “supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah.” Dalam ayat 8 dia berkata lagi, “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus” (Tl.). Jika kita ingin mengalami Kristus sebagai rahasia Allah, kita harus berhatihati, supaya jangan diperdaya atau ditawan dari Dia. Kita tidak boleh tertipu mengarah kepada hal-hal lain yang menggantikan Kristus. Kita perlu tetap berada di dalam Dia. Selama kita berada di dalam Dia, kita akan tetap di dalam gereja. Kristus harus menjadi satu-satunya fondasi kita, juga satu-satunya tumpuan dan kedudukan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 19

No comments: