Pembacaan
Alkitab: 1Kor. 6:17; 2Tim. 4:22
Selain kebudayaan buatan kita sendiri, kita
pun memiliki kebudayaan yang kita kumpulkan secara tidak sadar melalui pengaruh
lingkungan sekitar dan latar belakang kita. Sejak kanak-kanak, banyak yang
telah terlatih untuk menjadi orang jujur, rendah hati, satria, dan baik budi. Kebudayaan
seperti itu merupakan bagian dari diri pribadi mereka, dan mereka dengan
spontan hidup olehnya. Orangorang yang berkebudayaan demikian mungkin dapat
mengasihi Tuhan dan berada dalam hidup gereja. Tetapi mereka tidak
memperhidupkan Kristus, malah hidup oleh kebudayaan mereka itu. Kita mungkin
hidup oleh kebudayaan yang telah kita warisi atau oleh kebudayaan yang kita
ciptakan bagi diri sendiri. Dalam kedua kasus itu diri kita selalu diduduki dan
dikuasai oleh kebudayaan, bukan oleh Kristus.
Penting sekali kita semua nampak bahwa
Allah tidak ingin yang lain kecuali Kristus. Jika kita nampak visi ini, kita
akan mengesampingkan standar kita dan damba bersatu dengan Tuhan dalam roh kita
dari saat ke saat. Kini Kristus yang almuhit berada di dalam roh kita. Satu
Korintus 6:17 menunjukkan kepada kita bahwa setiap orang yang mengikatkan
dirinya dengan Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Dalam 2 Timotius 4:22 Paulus
berkata, “Tuhan menyertai rohmu. ” Standar kita seharusnya bukan
kebudayaan yang kita warisi atau kebudayaan yang kita buat sendiri. Standar
kita haruslah kesatuan dengan Tuhan di dalam roh kita. Janganlah mencoba
menjadi seorang istri atau suami yang baik, tetapi jadilah satu roh dengan
Tuhan itu saja. Kemudian Anda pasti akan memperhidupkan Kristus, sebab Kristus
akan benar-benar hidup di dalam Anda.
Allah telah meletakkan kita di dalam
Kristus. Jika kita nampak betapa kebudayaan kita mengganggu kita dalam mengalami
Kristus yang berhuni di batin kita, kita akan menyadari bahwa sebagai Roh
pemberi-hayat yang almuhit, Tuhan berhuni di dalam roh kita dan kita menjadi
satu roh dengan-Nya. Kita perlu hidup oleh roh yang berbaur ini sebagai standar
kita. Jika kita membiarkan Kristus hidup di dalam kita dari hari ke hari, kita
akan dengan spontan hidup oleh-Nya. Dengan jalan inilah Kristus akan
menggantikan kebudayaan kita.
Masalah di kalangan kaum saleh di Kolose
adalah mereka kebanyakan telah diperdaya dan dirampas dari Kristus dan dibawa
kepada filsafat dan peraturan-peraturan agama. Mereka menetapkan filsafat dan
peraturan-peraturan itu sebagai standar mereka dan hidup olehnya. Standar itu
telah menghambat mereka dalam menikmati dan mengalami Kristus. Inilah alasan
Paulus berpesan kepada mereka agar tidak membiarkan seorang pun memperdaya
mereka dan merampas pahala mereka (2:18).
Prinsipnya sama dengan kita hari ini. Musuh
di dalam kita sangat licik. Kita memiliki standar-standar tertentu, baik
standar-standar yang kita warisi maupun yang kita buat untuk diri sendiri. Karena
standar-standar itu baik, kita tidak menyalahkannya. Namun demikian,
standar-standar yang baik itu bukan Kristus sendiri. Allah tidak menghendaki apa
pun yang baik yang kita hasilkan, Ia menghendaki Kristus, dan Kristus semata. Dalam
pandangan Allah, hanya Kristus yang terhitung. Kehendak Allah ialah menggarapkan
Kristus ke dalam diri kita agar kita boleh memiliki kenikmatan penuh atas Dia. Bila
Kristus beroleh jalan yang bebas di dalam kita, menjadi kenikmatan dan pengalaman
kita, maka kebudayaan kita akan tertanggulangi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 37
No comments:
Post a Comment