Pembacaan
Alkitab: Rm. 6:3-5; Kol. 1:27-28
Pertumbuhan dalam Roma 6:3 dapat
diilustrasikan dengan pengokulasian sebuah carang dari sebatang pohon ke pohon
lain. Melalui pengokulasian, dua hayat menjadi satu. Karena itu, proses
pengokulasian melambangkan persatuan rohani kita dengan Kristus. Kita telah
dipersatukan dengan Kristus, disatukan dengan Dia dengan diokulasikan ke dalam
Dia.
Dalam Roma 11 Paulus menggunakan contoh
carang-carang sebuah pohon zaitun liar yang diokulasikan (dicangkokkan, LAI) ke
dalam pohon zaitun yang dibudidayakan (ayat 17, 24). Untuk melaksanakan
okulasi, kedua pohon harus mengalami pemotongan. Pemotongan itu melambangkan pengalaman
diletakkan ke dalam maut. Tanpa pemotongan itu, pengokulasian tidak mungkin
terjadi. Dalam penyaliban-Nya, Kristus telah terpotong, dan Ia tetap membawa tanda-tanda
pemotongan itu. Ini berarti di dalam Kristus yang telah dibangkitkan terdapat
satu “potongan” yang memungkinkan kita, carang zaitun liar, diokulasikan ke
dalam-Nya. Akan tetapi, jika kita ingin diokulasikan ke dalam Dia, kita pun harus
dipotong, baru kemudian kita dapat disambung dengan Dia di tempat Dia dan kita
dipotong itu. Di satu aspek, kedua potongan itu tersambung satu sama lain. Melalui
penyambungan yang demikian, genaplah pengokulasian itu, dan kedua pohon itu
menjadi satu.
Segera setelah proses okulasi terjadi,
carang pohon zaitun liar itu mulai bertumbuh dalam kesatuan dengan pohon zaitun
yang dibudidayakan. Lagi pula, pohon zaitun yang dibudidayakan bertumbuh
bersama-sama dengan carang pohon zaitun liar. Kedua pohon itu bertumbuh bersama
sebagai sebatang pohon dengan satu hayat dan satu kehidupan. Hayat dalam pohon
ini adalah hayat baru yang di dalamnya kedua sifatnya telah berbaur menjadi
satu.
Dibaptiskan berarti diokulasikan ke dalam
Kristus. Baptisan ini mencakup pertumbuhan. Setelah seseorang bertobat dan
percaya kepada Tuhan Yesus, ia lalu bertumbuh bersama Kristus pertama dalam
rupa kematian-Nya, dan kemudian dalam rupa kebangkitan-Nya. Melalui pertumbuhan
yang terjadi dalam baptisan, kita masuk ke dalam Kristus.
Dalam Kolose 1:27 Paulus mengatakan bahwa
Kristus di dalam kita dan dalam Kolose 1:28 kita di dalam Kristus. Mula-mula
kita ditaruh ke dalam Kristus, kemudian Kristus berada di dalam kita. Semakin
kita masuk ke dalam Kristus, semakinlah Ia masuk ke dalam kita; dan semakin Ia
masuk ke dalam kita, kita pun semakin masuk ke dalam Dia. Ini menjadi suatu
siklus yang olehnya kita bertumbuh dalam hayat. Ketika kita demikian bertumbuh,
dengan spontan kebudayaan, termasuk filsafat, pertapaan, dan unsur-unsur dunia
akan tertanggal.
Baptisan adalah realitas dari sunat dalam
Perjanjian Lama. Menurut Kolose 2:11-12, baptisan adalah pengalaman sunat kita,
suatu sunat yang bukan dilakukan dengan tangan “dalam menanggalkan tubuh
daging, melainkan dalam sunat Kristus”. Melalui baptisan, seluruh diri kita
telah disunat. Karena kita telah mengalami sunat yang demikian, maka kita tidak
perlu pertapaan. Semakin Kristus bertumbuh di dalam kita dan kita bertumbuh di
dalam Dia, pertapaan berikut segala aspek kebudayaan akan semakin lenyap. Kemudian
kita tidak akan hidup oleh kebudayaan, melainkan oleh Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 43
No comments:
Post a Comment