Hitstat

27 August 2014

Kolose - Minggu 22 Rabu



Pembacaan Alkitab: Rm. 6:3-5; Kol. 1:27-28


Pertumbuhan dalam Roma 6:3 dapat diilustrasikan dengan pengokulasian sebuah carang dari sebatang pohon ke pohon lain. Melalui pengokulasian, dua hayat menjadi satu. Karena itu, proses pengokulasian melambangkan persatuan rohani kita dengan Kristus. Kita telah dipersatukan dengan Kristus, disatukan dengan Dia dengan diokulasikan ke dalam Dia.

Dalam Roma 11 Paulus menggunakan contoh carang-carang sebuah pohon zaitun liar yang diokulasikan (dicangkokkan, LAI) ke dalam pohon zaitun yang dibudidayakan (ayat 17, 24). Untuk melaksanakan okulasi, kedua pohon harus mengalami pemotongan. Pemotongan itu melambangkan pengalaman diletakkan ke dalam maut. Tanpa pemotongan itu, pengokulasian tidak mungkin terjadi. Dalam penyaliban-Nya, Kristus telah terpotong, dan Ia tetap membawa tanda-tanda pemotongan itu. Ini berarti di dalam Kristus yang telah dibangkitkan terdapat satu “potongan” yang memungkinkan kita, carang zaitun liar, diokulasikan ke dalam-Nya. Akan tetapi, jika kita ingin diokulasikan ke dalam Dia, kita pun harus dipotong, baru kemudian kita dapat disambung dengan Dia di tempat Dia dan kita dipotong itu. Di satu aspek, kedua potongan itu tersambung satu sama lain. Melalui penyambungan yang demikian, genaplah pengokulasian itu, dan kedua pohon itu menjadi satu.

Segera setelah proses okulasi terjadi, carang pohon zaitun liar itu mulai bertumbuh dalam kesatuan dengan pohon zaitun yang dibudidayakan. Lagi pula, pohon zaitun yang dibudidayakan bertumbuh bersama-sama dengan carang pohon zaitun liar. Kedua pohon itu bertumbuh bersama sebagai sebatang pohon dengan satu hayat dan satu kehidupan. Hayat dalam pohon ini adalah hayat baru yang di dalamnya kedua sifatnya telah berbaur menjadi satu.

Dibaptiskan berarti diokulasikan ke dalam Kristus. Baptisan ini mencakup pertumbuhan. Setelah seseorang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, ia lalu bertumbuh bersama Kristus pertama dalam rupa kematian-Nya, dan kemudian dalam rupa kebangkitan-Nya. Melalui pertumbuhan yang terjadi dalam baptisan, kita masuk ke dalam Kristus.

Dalam Kolose 1:27 Paulus mengatakan bahwa Kristus di dalam kita dan dalam Kolose 1:28 kita di dalam Kristus. Mula-mula kita ditaruh ke dalam Kristus, kemudian Kristus berada di dalam kita. Semakin kita masuk ke dalam Kristus, semakinlah Ia masuk ke dalam kita; dan semakin Ia masuk ke dalam kita, kita pun semakin masuk ke dalam Dia. Ini menjadi suatu siklus yang olehnya kita bertumbuh dalam hayat. Ketika kita demikian bertumbuh, dengan spontan kebudayaan, termasuk filsafat, pertapaan, dan unsur-unsur dunia akan tertanggal.

Baptisan adalah realitas dari sunat dalam Perjanjian Lama. Menurut Kolose 2:11-12, baptisan adalah pengalaman sunat kita, suatu sunat yang bukan dilakukan dengan tangan “dalam menanggalkan tubuh daging, melainkan dalam sunat Kristus”. Melalui baptisan, seluruh diri kita telah disunat. Karena kita telah mengalami sunat yang demikian, maka kita tidak perlu pertapaan. Semakin Kristus bertumbuh di dalam kita dan kita bertumbuh di dalam Dia, pertapaan berikut segala aspek kebudayaan akan semakin lenyap. Kemudian kita tidak akan hidup oleh kebudayaan, melainkan oleh Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 43

No comments: