Pembacaan
Alkitab: Yoh. 1:3; Kol. 1:16-19
Jika kita membandingkan Kitab Kolose dengan
Injil Yohanes, kita akan lebih mudah memahami betapa tingginya wahyu dalam
Kitab Kolose ini. Kebanyakan dari kita mengapresiasi Injil Yohanes, karena
kitab ini merupakan kitab hayat, juga sebuah kitab mengenai rahasia hayat. Meskipun
Injil Yohanes itu misterius, wahyu yang termuat di dalamnya tidak dapat
dibandingkan dengan wahyu dalam Kitab Kolose. Injil Yohanes berawal dengan
perkataan “Pada mulanya ada Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah. ” Dalam Yohanes 1:18 dikatakan lebih lanjut, “Tidak
seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di
pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. ” Kitab Kolose tidak mengatakan
bahwa Firman itu adalah Allah, tetapi mengatakan bahwa Kristus adalah “gambar
Allah yang tidak kelihatan” (1:15). Penuturan dan ungkapan Paulus di sini sangat
bagus dan mengagumkan sekali. Kemudian, sebagai keterangan tambahan dari anak
kalimat ini, Paulus mengatakan lebih lanjut bahwa Kristus adalah “yang sulung dari
segala yang diciptakan”. Itu menunjukkan bahwa “yang sulung dari segala yang
diciptakan” merupakan sinonim dari “gambar Allah yang tidak kelihatan”. Ini
membuktikan bahwa yang sulung dari segala yang diciptakan adalah gambar Allah
yang tidak kelihatan itu.
Dalam Kolose 1:18 Paulus berkata lebih
lanjut bahwa Kristus adalah Kepala Tubuh, yaitu gereja, Dialah yang sulung, yang
pertama bangkit dari antara orang mati. Kemudian dalam ayat 19 kita baca, “Karena
seluruh kepenuhan Allah berkenan tinggal di dalam Dia. ” Kepenuhan
mempunyai lebih dari satu aspek. Sebab itu, dengan hati-hati Paulus menunjukkan
bahwa seluruh kepenuhan, yaitu kepenuhan dengan berbagai aspeknya, berkenan
tinggal di dalam Kristus. Berbagai aspek kepenuhan mencakup kepenuhan dalam
yang sulung dari segala yang diciptakan, kepenuhan dalam adanya Kristus sebelum
segala sesuatu, kepenuhan dalam adanya ciptaan di dalam Dia, oleh Dia, dan
untuk Dia, kepenuhan dalam apa adanya Dia sebagai yang pertama bangkit dari antara
orang mati, dan kepenuhan dalam apa adanya Dia sebagai Kepala gereja. Seluruh
kepenuhan ini berkenan tidak saja tinggal di dalam Kristus, tetapi juga
memperdamaikan segala sesuatu kepada diri- Nya sendiri. Di mana lagi dapat kita
temukan wahyu yang bisa dibandingkan dengan yang ini?
Berbeda dengan Injil Yohanes, Kitab Kolose
tidak memakai kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat yang sederhana.
Kalimat-kalimat dalam Surat Kiriman ini sangat rumit dan sering mencakup banyak
frase dan anak kalimat. Sebenarnya, seluruh ayat dari Kolose 1:9-20 harus dianggap
sebagai satu kalimat tunggal. Ini jauh berbeda dengan ungkapan-ungkapan
sederhana dalam Injil Yohanes: “Akulah roti hidup”, “Akulah terang”,
atau “Akulah pintu”.
Dalam Kolose 1:25 kita nampak bahwa Paulus
telah menjadi pelayan gereja sesuai dengan kepengurusan Allah “untuk
melengkapkan firman Allah” (Tl. ). Firman Allah adalah wahyu ilahi. Sudah
pasti Kitab Kolose adalah bagian dari kelengkapan wahyu Allah melalui Paulus. Tanpa
Surat Kiriman ini, wahyu ilahi tidak akan lengkap. Karena Kitab Kolose
merupakan bagian dari kelengkapan wahyu ilahi, maka wahyu dalam kitab ini
sangatlah tinggi dan kaya. Karena wahyu ini begitu tinggi dan karena tulisan Paulus
rumit, tidak banyak orang Kristen yang mengerti kitab ini dengan tepat. Kita
percaya bahwa sekarang, yakni pada akhir zaman ini, Tuhan akan membuka kitab
ini demi kehendak-Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 40
No comments:
Post a Comment