Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:6-9
Wahyu tentang Kristus yang diberikan dalam
Kitab Kolose sejauh ini sepenuhnya bersifat obyektif. Sebagai contoh, Kristus
secara obyektif adalah gambar Allah dan yang sulung dari segala yang diciptakan.
Namun, dalam ayat 24-29 kita jumpai kepengurusan rumah tangga, ekonomi, penyaluran,
yang melaluinya Kristus yang obyektif tersalur ke dalam kita. Kristus yang
diwahyukan dengan obyektif dalam ayat 15-19 telah tersuplai ke dalam kita
secara subyektif melalui pelayanan pengurus rumah tangga Allah dalam ayat 25-29.
Sebab itu, dalam Kolose 1 kita mempunyai wahyu yang obyektif dan ministri yang
subyektif. Sasaran ministri yang subyektif ialah menyalurkan Kristus yang
diwahyukan secara obyektif itu ke dalam kita. Jika kita memiliki ayat 15-19
tanpa ayat 25-29, kita hanya akan memiliki wahyu yang obyektif, tidak ada
ministri yang subyektif. Kita perlu ministri yang subyektif agar Kristus yang almuhit
yang diwahyukan secara obyektif itu tersuplai kepada kita.
Ministri yang subyektif dari Kristus yang
obyektif ialah melengkapkan firman Allah. Karena itu, kelengkapan firman Allah
bukan doktrin melulu, melainkan suatu ministri. Melalui ministri yang subyektif
ini, Kristus yang obyektif menjadi Kristus yang di dalam kita, sesuai dengan
ayat 27. Dalam ayat 25-29 Kristus tidak lagi hanya bersifat obyektif, karena Ia
kini adalah Kristus yang subyektif yang tinggal di dalam kita menjadi
pengharapan akan kemuliaan kita. Dia telah menjadi subyektif karena Dia telah
tersalur ke dalam kita melalui ministri pengurus rumah tangga itu. Sekarang
Kristus yang obyektif telah menjadi Kristus yang subyektif, yaitu Kristus yang
hidup di dalam kita.
Setelah menyajikan wahyu yang obyektif
tentang Kristus, Paulus meneruskan mengenai perlunya ministri yang subyektif dari
Kristus. Melalui ministri ini, Kristus yang obyektif yang diwahyukan dalam
Kolose 1:15-19 tersalur ke dalam kaum saleh dan tinggal di dalam mereka sebagai
pengharapan akan kemuliaan mereka. Lagi pula, harus ada usaha dan pergumulan
untuk mempersembahkan kaum saleh dewasa penuh dalam Kristus. Menyuplaikan
Kristus ke dalam orang memang sukar, tetapi lebih sukar lagi mempersembahkan orang
dewasa penuh dalam Kristus. Penting sekali kita mengalami Kristus hidup di
dalam kita dan memiliki pengalaman sejati atas menjadi dewasa penuh dalam Dia.
Dalam pasal 1 kita telah menyinggung wahyu
yang obyektif dan ministri yang subyektif dari Kristus. Sekarang dalam pasal 2
kita masih mempunyai hal lain, yaitu pengalaman yang riil atas Kristus yang
obyektif yang telah tersalur secara subyektif ke dalam kita. Karena itu, kita
memiliki wahyu yang obyektif, ministri yang subyektif, dan pengalaman yang riil.
Kolose 2 ditujukan pada masalah pertumbuhan atau perkembangan yang penuh dari
pengalaman yang riil atas Kristus yang almuhit.
Berhubungan dengan perkembangan ini Paulus
mengatakan bahwa ia berjuang bagi kaum saleh agar hati mereka terhibur, dan
agar mereka terjalin bersama dalam kasih. Paulus menyadari pentingnya hati yang
terhibur dan gembira. Saya dapat bersaksi, jika hati saya tidak gembira, sukar sekali
saya mengalami Kristus. Sebagai contoh, suatu hari saya tidak senang karena
perlakuan sebuah maskapai penerbangan. Saya harus menunggu beberapa jam baru
dapat pesawat terbang. Saya tidak mau tinggal dalam ketidaksenangan, maka saya
berdoa, “Tuhan, ketika aku harus menunggu pesawat selama tiga jam, buatlah
hatiku gembira. ” Saya menyadari pada waktu itu, seperti sekarang ini, sukar
sekali mengalami Kristus yang almuhit kalau hati kita tidak gembira. Bila hati
kita tidak gembira, Kristus seolah-olah jauh dari kita dalam pengalaman. Jika
Anda ingin mengalami Kristus yang almuhit, jangan biarkan diri Anda tetap gusar
terhadap suami atau istri Anda. Anda perlu berdoa agar Tuhan menjauhkan segala
ketidakgembiraan dari hati Anda. Paulus mengetahui pentingnya sebuah hati yang
terhibur, maka dia berjuang untuk kaum saleh, agar hati mereka dihangatkan dan
agar mereka dapat memiliki “pengenalan yang penuh akan rahasia Allah, yaitu Kristus”.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 40
No comments:
Post a Comment