Pembacaan
Alkitab: Kol. 3:3-4, 9-11
Kebudayaan merupakan gangguan besar
terhadap pengalaman atas Kristus. Dalam pemulihan-Nya, Tuhan benarbenar telah
melawat kita. Yang paling menghambat kita dari kenikmatan atas Kristus bukan
dosa atau dunia, melainkan kebudayaan. Tanpa disadari, kita diganggu oleh
kebudayaan sehingga tidak bisa mengalami Kristus. Banyak orang kudus telah
bertahun-tahun damba mengalami Kristus lebih banyak, tetapi pengalaman mereka
tidak berkembang. Faktor yang membatasi perkembangan kenikmatan atas Kristus
ialah kebudayaan. Kebudayaan yang ada di batin kita dengan spontan menghambat
kita dari pengalaman riil atas Kristus. Dalam sidang kita mungkin menyatakan
bahwa Kristus adalah hayat kita dan hidup gereja itu mulia. Tetapi, ketika kita
kembali ke rumah, kita dengan otomatis hidup menurut kebudayaan kita, tidak
menurut Kristus. Asas yang mengatur kehidupan kita di rumah bukan Kristus, melainkan
kebudayaan. Dalam sidang kita semua mungkin membagi nikmat dalam puji-pujian
dan aspirasi yang sama, tetapi di luar sidang kita berbeda-beda dalam konsepsi dan
perilaku kebudayaan kita. Kita mungkin melakukan hal-hal tertentu atau tidak melakukan
hal-hal tertentu berdasarkan pengaruh kebudayaan. Karena itu, kehidupan kita bukan
diatur dan dikuasai oleh Kristus, melainkan oleh kebudayaan. Mereka yang
berlatar belakang China hidup menurut kebudayaan China, dan yang berlatar
belakang Amerika hidup menurut kebudayaan Amerika.
Mungkin Anda tidak mengerti apa perbedaan
antara hidup menurut kebudayaan dengan hidup menurut Kristus. Dalam gereja
banyak yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Menurut
kebudayaan mereka, beberapa orang kudus bersifat terbuka, terus terang, dan
cepat. Mereka sukar sekali menyimpan sesuatu sebagai rahasia. Namun, mereka
kekurangan kesabaran. Kaum saleh lainnya, yang berlatar belakang lain, bersikap
konservatif dan tersembunyi. Siapa pun sukar mengetahui isi hati mereka atau
perasaan mereka tentang sesuatu. Yang memiliki latar belakang kebudayaan lain
lagi, mungkin sama sekali tanpa ekspresi. Anda sulit mengatakan apakah ia
menyukai Anda atau tidak. Bahkan setelah orang-orang yang kebudayaannya berlainan
ini beroleh selamat dan mulai menuntut Tuhan, mereka tetap masih mempertahankan
ciri-ciri kebudayaan mereka, bahkan membawanya ke dalam hidup gereja. Persoalannya
ialah dalam gereja mereka semua lebih banyak hidup menurut kebudayaan mereka
daripada menurut Kristus. Mereka memang mengasihi Tuhan Yesus, tetapi mereka
tetap hidup oleh kebudayaan mereka. Tidak peduli kebudayaan mereka itu
bagaimana, mereka tidak memberikan banyak tempat kepada Kristus dalam batin mereka.
Sebab itu, hidup gereja sehari-hari diduduki oleh kebudayaan, bukan oleh
Kristus. Kita mempunyai beban yang sangat berat atas hal ini. Kita perlu
bertanya di manakah Kristus dalam hidup gereja kita sehari-hari yang riil itu.
Persoalan di Kolose bukan dosa, seperti di
Korintus, atau hukum Taurat dan agama Yahudi, seperti di Galatia. Persoalan di
Kolose adalah kebudayaan. Aspek-aspek tertentu kebudayaan, termasuk filsafat,
tradisi, dan asas-asas awal dunia telah tergarap ke dalam kaum saleh dan telah
menggantikan Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari. Di Kolose kebudayaan
telah menjadi pengganti Kristus. Kristus tidak memiliki kedudukan secukupnya
dalam kehidupan sehari-hari kaum beriman. Karena itu, Paulus menulis Surat Kiriman
kepada orang-orang di Kolose untuk menanggulangi masalah tersebut.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 36
No comments:
Post a Comment