Hitstat

01 August 2014

Kolose - Minggu 18 Jumat



Pembacaan Alkitab: Kol. 3:3-4, 9-11


Kebudayaan merupakan gangguan besar terhadap pengalaman atas Kristus. Dalam pemulihan-Nya, Tuhan benarbenar telah melawat kita. Yang paling menghambat kita dari kenikmatan atas Kristus bukan dosa atau dunia, melainkan kebudayaan. Tanpa disadari, kita diganggu oleh kebudayaan sehingga tidak bisa mengalami Kristus. Banyak orang kudus telah bertahun-tahun damba mengalami Kristus lebih banyak, tetapi pengalaman mereka tidak berkembang. Faktor yang membatasi perkembangan kenikmatan atas Kristus ialah kebudayaan. Kebudayaan yang ada di batin kita dengan spontan menghambat kita dari pengalaman riil atas Kristus. Dalam sidang kita mungkin menyatakan bahwa Kristus adalah hayat kita dan hidup gereja itu mulia. Tetapi, ketika kita kembali ke rumah, kita dengan otomatis hidup menurut kebudayaan kita, tidak menurut Kristus. Asas yang mengatur kehidupan kita di rumah bukan Kristus, melainkan kebudayaan. Dalam sidang kita semua mungkin membagi nikmat dalam puji-pujian dan aspirasi yang sama, tetapi di luar sidang kita berbeda-beda dalam konsepsi dan perilaku kebudayaan kita. Kita mungkin melakukan hal-hal tertentu atau tidak melakukan hal-hal tertentu berdasarkan pengaruh kebudayaan. Karena itu, kehidupan kita bukan diatur dan dikuasai oleh Kristus, melainkan oleh kebudayaan. Mereka yang berlatar belakang China hidup menurut kebudayaan China, dan yang berlatar belakang Amerika hidup menurut kebudayaan Amerika.

Mungkin Anda tidak mengerti apa perbedaan antara hidup menurut kebudayaan dengan hidup menurut Kristus. Dalam gereja banyak yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Menurut kebudayaan mereka, beberapa orang kudus bersifat terbuka, terus terang, dan cepat. Mereka sukar sekali menyimpan sesuatu sebagai rahasia. Namun, mereka kekurangan kesabaran. Kaum saleh lainnya, yang berlatar belakang lain, bersikap konservatif dan tersembunyi. Siapa pun sukar mengetahui isi hati mereka atau perasaan mereka tentang sesuatu. Yang memiliki latar belakang kebudayaan lain lagi, mungkin sama sekali tanpa ekspresi. Anda sulit mengatakan apakah ia menyukai Anda atau tidak. Bahkan setelah orang-orang yang kebudayaannya berlainan ini beroleh selamat dan mulai menuntut Tuhan, mereka tetap masih mempertahankan ciri-ciri kebudayaan mereka, bahkan membawanya ke dalam hidup gereja. Persoalannya ialah dalam gereja mereka semua lebih banyak hidup menurut kebudayaan mereka daripada menurut Kristus. Mereka memang mengasihi Tuhan Yesus, tetapi mereka tetap hidup oleh kebudayaan mereka. Tidak peduli kebudayaan mereka itu bagaimana, mereka tidak memberikan banyak tempat kepada Kristus dalam batin mereka. Sebab itu, hidup gereja sehari-hari diduduki oleh kebudayaan, bukan oleh Kristus. Kita mempunyai beban yang sangat berat atas hal ini. Kita perlu bertanya di manakah Kristus dalam hidup gereja kita sehari-hari yang riil itu.

Persoalan di Kolose bukan dosa, seperti di Korintus, atau hukum Taurat dan agama Yahudi, seperti di Galatia. Persoalan di Kolose adalah kebudayaan. Aspek-aspek tertentu kebudayaan, termasuk filsafat, tradisi, dan asas-asas awal dunia telah tergarap ke dalam kaum saleh dan telah menggantikan Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari. Di Kolose kebudayaan telah menjadi pengganti Kristus. Kristus tidak memiliki kedudukan secukupnya dalam kehidupan sehari-hari kaum beriman. Karena itu, Paulus menulis Surat Kiriman kepada orang-orang di Kolose untuk menanggulangi masalah tersebut.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 36

No comments: