Hitstat

22 August 2014

Kolose - Minggu 21 Jumat



Pembacaan Alkitab: Yoh. 7:39


Jika Kristus bagi kita hanya bersifat obyektif, Ia tidak mungkin berada di dalam kita, dan kita tidak mungkin menjadi dewasa penuh di dalam Dia, dan tidak satu pun butir-butir positif lainnya dari pengalaman atas Kristus yang dibahas dalam Kitab Kolose dapat menjadi pengalaman kita. Siapa lagi orangnya yang dapat berada di dalam kita dan memungkinkan kita mati bersama dengan-Nya, hidup di dalam-Nya, dan hidup menurut Dia? Persona yang unik yang memenuhi syarat bagi sembilan butir di atas ialah Roh itu. Istilah Roh itu, sangat berarti. Yohanes 7:39 mengatakan, “Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum ada, karena Yesus belum dimuliakan”(Tl. ). Walaupun Roh Allah telah ada, Roh itu belum ada, sebab Yesus belum dimuliakan. Dalam Surat-surat Kiriman istilah Roh itu sering dipakai, ini menunjukkan Allah Tritunggal almuhit yang telah melalui proses. Pada akhirnya, Allah Tritunggal itu mencapai kita sebagai Roh itu.

Untuk mencapai kita, Allah Tritunggal harus melalui proses inkarnasi, kehidupan insani, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Melalui inkarnasi Allah masuk ke dalam manusia. Kemudian, Tuhan hidup di bumi sebagai manusia selama tiga puluh tiga setengah tahun. Yesus, perwujudan Allah Tritunggal, bertahun-tahun hidup dalam keluarga seorang tukang kayu miskin. Bayangkanlah, Allah yang Mahakuasa dan tidak terbatas dari hari ke hari hidup dalam rumah seorang tukang kayu! Akhirnya, Tuhan Yesus diletakkan ke dalam maut. Tetapi pada hari ketiga, setelah melalui maut, mengalahkan dan menaklukkannya, Ia keluar dari maut dan masuk ke dalam kebangkitan. Melalui inkarnasi, sifat ilahi dibawa masuk ke dalam sifat insani. Tetapi melalui kebangkitan sifat insani dibawa masuk ke dalam sifat ilahi. Melalui inkarnasi, Allah dibawa masuk ke dalam manusia, dan melalui kebangkitan Kristus, manusia dibawa masuk ke dalam Allah. Melalui kebangkitan Kristus, Allah Tritunggal, berbaur dengan manusia, menjadi Roh itu. Roh ini mencakup Allah, inkarnasi, sifat insani, kehidupan insani, penyaliban, dan kebangkitan. Sifat insani yang telah tertebus dan ditinggikan ada dalam Roh ini. Roh pemberi- hayat yang almuhit adalah Allah Tritunggal yang mencapai kita dalam tahap yang terakhir. Inilah Roh itu. Selain itu, Kristus sendiri hari ini adalah Roh itu. Karena itu, mudahlah bagi Kristus untuk berada di dalam kita dan kita di dalam Dia. Ini pun memungkinkan kita untuk menjadi dewasa penuh di dalam Dia, hidup di dalam Dia, dan menurut Dia.

Tahukah Anda hari ini di manakah Allah Tritunggal pemberi-hayat almuhit yang telah melalui proses itu? Ia berada di dalam roh kita. Dalam roh kita Dia adalah Sang almuhit, Sang pemberi-hayat, dan Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Jika kita hidup menurut Allah Tritunggal yang telah melalui proses dalam roh kita, setiap macam kebudayaan yang mana pun akan lenyap, yang tinggal hanyalah Allah Tritunggal pemberi-hayat yang almuhit. Kehidupan orang Kristen dan hidup gereja adalah di luar kebudayaan, melainkan menurut Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Jika kita hidup menurut Allah Tritunggal yang telah melalui proses, kita tidak perlu lagi mencoba membuang kebudayaan kita. Kebudayaan akan lenyap secara otomatis.

Bersama Allah Tritunggal pemberi-hayat yang almuhit ini kita memiliki pengalaman mati bersama dengan Kristus dan dihidupkan bersama dengan Dia. Di sini kita mengalami menjadi anggota Tubuh, hidup dalam kesatuan dengan Dia dan berpegang kepada-Nya sebagai Dia yang dari-Nya kita menerima suplai untuk bertumbuh dengan pertumbuhan Allah. Inilah kehidupan orang Kristen dan hidup gereja. Inilah kehidupan yang mengalahkan dosa dan membawakan kepada kita realitas kekudusan, kerohanian, dan kemenangan. Di sini kita memiliki segala yang kita perlukan: kesabaran, kerendahan hati, kebenaran, kasih, kebaikan hati, kekudusan, hayat, terang, kekuatan, tenaga, kuasa, dan setiap hal positif lainnya. Seluruh atribut ilahi dan kebajikan insani berada dalam hayat ini. Kristus sebagai Allah Tritunggal pemberi-hayat yang almuhit yang telah melalui proses ini adalah segala sesuatu bagi kita. Ketika kita memiliki Dia dan hidup menurut Dia, kita tidak perlu peraturan- peraturan atau ketetapan-ketetapan. Kita memiliki Kristus yang alwasi yang dalam pengalaman kita menjadi segala sesuatu kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 42

No comments: