Pembacaan
Alkitab: Yoh. 7:39
Jika Kristus bagi kita hanya bersifat
obyektif, Ia tidak mungkin berada di dalam kita, dan kita tidak mungkin menjadi
dewasa penuh di dalam Dia, dan tidak satu pun butir-butir positif lainnya dari
pengalaman atas Kristus yang dibahas dalam Kitab Kolose dapat menjadi
pengalaman kita. Siapa lagi orangnya yang dapat berada di dalam kita dan
memungkinkan kita mati bersama dengan-Nya, hidup di dalam-Nya, dan hidup
menurut Dia? Persona yang unik yang memenuhi syarat bagi sembilan butir di atas
ialah Roh itu. Istilah Roh itu, sangat berarti. Yohanes 7:39 mengatakan,
“Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya; sebab Roh itu belum ada, karena Yesus belum dimuliakan”(Tl. ). Walaupun
Roh Allah telah ada, Roh itu belum ada, sebab Yesus belum dimuliakan. Dalam
Surat-surat Kiriman istilah Roh itu sering dipakai, ini menunjukkan
Allah Tritunggal almuhit yang telah melalui proses. Pada akhirnya, Allah
Tritunggal itu mencapai kita sebagai Roh itu.
Untuk mencapai kita, Allah Tritunggal harus
melalui proses inkarnasi, kehidupan insani, penyaliban, kebangkitan, dan
kenaikan. Melalui inkarnasi Allah masuk ke dalam manusia. Kemudian, Tuhan hidup
di bumi sebagai manusia selama tiga puluh tiga setengah tahun. Yesus,
perwujudan Allah Tritunggal, bertahun-tahun hidup dalam keluarga seorang tukang
kayu miskin. Bayangkanlah, Allah yang Mahakuasa dan tidak terbatas dari hari ke
hari hidup dalam rumah seorang tukang kayu! Akhirnya, Tuhan Yesus diletakkan ke
dalam maut. Tetapi pada hari ketiga, setelah melalui maut, mengalahkan dan
menaklukkannya, Ia keluar dari maut dan masuk ke dalam kebangkitan. Melalui
inkarnasi, sifat ilahi dibawa masuk ke dalam sifat insani. Tetapi melalui
kebangkitan sifat insani dibawa masuk ke dalam sifat ilahi. Melalui inkarnasi,
Allah dibawa masuk ke dalam manusia, dan melalui kebangkitan Kristus, manusia dibawa
masuk ke dalam Allah. Melalui kebangkitan Kristus, Allah Tritunggal, berbaur
dengan manusia, menjadi Roh itu. Roh ini mencakup Allah, inkarnasi, sifat
insani, kehidupan insani, penyaliban, dan kebangkitan. Sifat insani yang telah
tertebus dan ditinggikan ada dalam Roh ini. Roh pemberi- hayat yang almuhit
adalah Allah Tritunggal yang mencapai kita dalam tahap yang terakhir. Inilah
Roh itu. Selain itu, Kristus sendiri hari ini adalah Roh itu. Karena itu, mudahlah
bagi Kristus untuk berada di dalam kita dan kita di dalam Dia. Ini pun
memungkinkan kita untuk menjadi dewasa penuh di dalam Dia, hidup di dalam Dia,
dan menurut Dia.
Tahukah Anda hari ini di manakah Allah
Tritunggal pemberi-hayat almuhit yang telah melalui proses itu? Ia berada di
dalam roh kita. Dalam roh kita Dia adalah Sang almuhit, Sang pemberi-hayat, dan
Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Jika kita hidup menurut Allah
Tritunggal yang telah melalui proses dalam roh kita, setiap macam kebudayaan
yang mana pun akan lenyap, yang tinggal hanyalah Allah Tritunggal pemberi-hayat
yang almuhit. Kehidupan orang Kristen dan hidup gereja adalah di luar kebudayaan,
melainkan menurut Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Jika kita hidup
menurut Allah Tritunggal yang telah melalui proses, kita tidak perlu lagi
mencoba membuang kebudayaan kita. Kebudayaan akan lenyap secara otomatis.
Bersama Allah Tritunggal pemberi-hayat yang
almuhit ini kita memiliki pengalaman mati bersama dengan Kristus dan dihidupkan
bersama dengan Dia. Di sini kita mengalami menjadi anggota Tubuh, hidup dalam
kesatuan dengan Dia dan berpegang kepada-Nya sebagai Dia yang dari-Nya kita
menerima suplai untuk bertumbuh dengan pertumbuhan Allah. Inilah kehidupan
orang Kristen dan hidup gereja. Inilah kehidupan yang mengalahkan dosa dan
membawakan kepada kita realitas kekudusan, kerohanian, dan kemenangan. Di sini
kita memiliki segala yang kita perlukan: kesabaran, kerendahan hati, kebenaran,
kasih, kebaikan hati, kekudusan, hayat, terang, kekuatan, tenaga, kuasa, dan
setiap hal positif lainnya. Seluruh atribut ilahi dan kebajikan insani berada
dalam hayat ini. Kristus sebagai Allah Tritunggal pemberi-hayat yang almuhit
yang telah melalui proses ini adalah segala sesuatu bagi kita. Ketika kita
memiliki Dia dan hidup menurut Dia, kita tidak perlu peraturan- peraturan atau
ketetapan-ketetapan. Kita memiliki Kristus yang alwasi yang dalam pengalaman
kita menjadi segala sesuatu kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 42
No comments:
Post a Comment