Hitstat

19 August 2014

Kolose - Minggu 21 Selasa



Pembacaan Alkitab: Flp. 1:21


Maksud Paulus menampilkan wahyu yang alwasi tentang Kristus ini ialah membantu kaum beriman untuk dibebaskan dari konsepsi kebudayaan mereka. Menurut Kisah Para Rasul 10, dalam pandangan Allah, di antara binatang-binatang dan reptil-reptil itu tidak berbeda dalam hal mana yang tahir dan mana yang najis. Dari keengganan Petrus untuk menaati suara yang menyuruhnya menyembelih dan makan, jelas Petrus masih tetap bertindak menurut pilihan atau selera kebudayaannya. Selera sedemikian menyebabkan kita terpecah-belah, dan membuat kita tidak mungkin mewujudkan satu manusia baru. Dalam manusia baru tidak ada kedudukan bagi orang Yahudi atau Yunani, orang yang bersunat atau yang tidak bersunat. Tidak ada pula tempat bagi orang Barbar atau Skit. Dalam manusia baru, semua tempat hanya bagi Kristus. Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Ini berarti Kristus merupakan tiap bagian dari manusia baru dan berada di dalam setiap bagian. Sasaran dari wahyu yang alwasi tentang Kristus ini ialah agar kita semua dapat memperhidupkan Kristus. Jika kita memperhidupkan Kristus, tidak akan ada perbedaan pada makanan macam apa yang kita makan. Ketika kita mengunjungi tempat-tempat tertentu, kita tidak boleh mengatakan karena kita orang Kristen, maka kita tidak boleh makan makanan tertentu. Pilihan atau selera seperti itu adalah di luar kehidupan manusia baru.

Kitab Kolose mewahyukan Kristus secara alwasi demi menanggulangi kebudayaan kita. Kebudayaan dengan licik dan tersembunyi menggantikan Kristus. Kita semua mengecam dosa, tetapi kita tidak mengecam kebudayaan. Belakangan ini Tuhan memperlihatkan kepada saya bahwa Kitab 1 Korintus menanggulangi masalah dosa, Kitab Galatia menanggulangi masalah agama dan hukum Taurat, dan Kitab Kolose menanggulangi kebudayaan. Filsafat, tradisi, dan unsur-unsur dunia adalah aspek-aspek kebudayaan. Demikian pula, berbagai macam ajaran seperti pertapaan dan Gnostikisme. Kemudian saya mulai lebih memperhatikan perbandingan antara 1 Korintus 12:12-13, Galatia 3:27-28, dan Kolose 3:10-11. Jika Anda membaca ayat-ayat tersebut dengan teliti, Anda akan menjumpai bahwa dalam 1 Korintus 12:12-13 dan Galatia 3:27-28 tidak disebut Barbar atau Skit. Tetapi Kolose 3:11 menyebut orang-orang bersunat atau tidak bersunat, Barbar atau Skit. Ini suatu petunjuk bahwa dalam Kitab Kolose Paulus menanggulangi kebudayaan. Skit adalah orang-orang paling biadab. Menurut tafsiran M. R. Vincent dalam bukunya “Word Studies in the New Testament”, Skit dalam Kolose 3:11 adalah orang-orang yang mempersembahkan manusia sebagai kurban, mereka juga menguliti kepala musuh-musuh yang dibunuh, adakalanya menguliti seluruh tubuhnya, bahkan menggunakan tengkorak korban mereka sebagai cawan minum. Barbar yang disebut dalam ayat ini termasuk semua bangsa selain Yunani dan Yahudi. Ini adalah petunjuk kuat bahwa dalam Kitab Kolose Paulus prihatin kepada kebudayaan manusia. Bahkan yang bersunat dan yang tidak bersunat, walaupun berkaitan dengan agama, tetapi juga berkaitan dengan kebudayaan.

Tuhan Yesus sekarang ingin menanggulangi gangguan tersembunyi yang disebabkan oleh kebudayaan kita. Kita harus mengakui bahwa kita tidak cukup banyak memperhidupkan Kristus. Kita telah terganggu dari memperhidupkan Kristus terutama bukan oleh dosa atau dunia, tetapi oleh kebajikan dan kehidupan insani yang telah “diperbaiki”. Justru “perbaikan” kehidupan insani kita itulah yang menghambat kita dalam memperhidupkan Kristus. Dari hari ke hari kita jauh lebih banyak hidup oleh “kebaikan” kita daripada oleh Kristus. Rasul Paulus dapat berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus” (Flp. 1:21). Tetapi, kita tidak dapat berkata demikian selama kita hidup terutama berdasarkan kebudayaan kita, termasuk kebudayaan hidup gereja, dan tidak hidup berdasarkan Kristus. Kebudayaan hidup gereja telah memenuhi gereja-gereja lokal.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 41

No comments: