Pembacaan
Alkitab: Mat. 28:19; Kol. 1:26
Beberapa orang Kristen tersinggung ketika
kita berbicara tentang Allah yang telah melalui proses. Mereka akan berkata,
“Bukankah Allah itu kekal, tidak terbatas, Mahakuasa, dan tidak berubah?
Bagaimana mungkin Ia melalui proses?” Jangan berbantah dengan orang tentang hal
ini, tetapi tampilkan saja fakta-fakta dalam firman Allah. Alkitab mewahyukan
bahwa pada suatu hari Allah menjadi daging. Yohanes 1:14 mengatakan bahwa
Firman itu menjadi daging. Bukankah ini berarti suatu proses? Jika dalam
inkarnasi tidak terkandung suatu proses, bagaimana Allah yang kekal dan tidak
terbatas itu menjadi seorang manusia yang terbatas? Setelah tiga puluh tiga
setengah tahun, persona yang telah melalui proses ini naik ke atas salib dan
mati. Beberapa orang mungkin merasa heran mendengar bahwa Allah telah
disalibkan. Namun kita harus ingat, persona yang disalibkan itu adalah Allah
yang berinkarnasi. Setelah penyaliban-Nya, Kristus lalu dikuburkan. Kemudian,
Ia melalui maut dan muncul kembali dalam kebangkitan. Bukankah itu juga bagian
dari suatu proses? Kristus dikuburkan dengan tubuh jasmani seperti yang kita
miliki. Tetapi ketika Ia keluar dari kubur dalam kebangkitan, Ia mengenakan satu
tubuh rohani. Tentu saja ini menunjukkan suatu proses. Sebab itu, kita dapat
berkata dengan yakin bahwa Allah kita telah melalui proses. Ia telah melalui
proses melalui inkarnasi menjadi seorang manusia, dan kemudian Ia telah melalui
proses melalui kebangkitan menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45).
Hari ini Allah kita bukan hanya Pencipta
yang diwahyukan dalam Kejadian 1:1, Ia pun Allah yang telah melalui proses,
seperti yang diwahyukan dalam Matius 28:19. Matius 28:19 lebih rumit daripada
Kejadian 1:1 yang hanya mengatakan pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi. Tetapi Matius 28:19 menyuruh kita untuk membaptis orang “ke dalam nama
Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus”. Ayat ini mengatakan satu nama dari Bapa,
dan Putra, dan Roh Kudus. Nama Allah di sini ialah Bapa-Putra-Roh. Karena
kemiskinan bahasa kita, kita terpaksa memakai istilah “persona” dalam
membicarakan Bapa, Putra, dan Roh, menyebut tiga persona dari Sang Tritunggal
itu. Kita telah mengatakan demikian dalam baris pertama sebuah kidung kita (No.
447): Bapa, Putra, dan Roh itulah Allah, Tiga person, tapi esa saja. Namun
kita tidak boleh menekankan istilah ini terlalu jauh, karena menghindari tanpa
sadar menyetujui doktrin triteisme, kepercayaan yang menganggap Bapa, Putra,
dan Roh adalah tiga Allah. Kita jelas tidak percaya triteisme; kita percaya
satu Allah yang sejati, yang menurut Matius 28:19 disebut Bapa, Putra, dan Roh.
Inilah Allah yang telah melalui proses yang ke dalam nama-Nya kita membaptiskan
orang.
Kata “baptis” (Inggris: baptize) adalah
sebuah bentuk kata serapan dari kata Yunani “baptizo” yang berarti
mencelup atau merendam suatu benda ke dalam air. Dalam pembaptisan, kita
dicelup ke dalam nama Bapa, Putra, dan Roh. Namun, banyak orang Kristen berdebat
tentang metode pembaptisan atau tentang jenis air yang dipergunakan; mereka
kurang atau tidak memahami realitas rohani yang dilambangkan oleh air. Karena
hubungan kita dengan Tuhan misterius dan rohani, maka Alkitab memakai lambang
jasmani dari baptisan untuk menyatakan kesatuan kita dengan Allah Tritunggal. Dicelup
dalam air baptisan menandakan bahwa satu orang beriman diletakkan ke dalam nama
Bapa, Putra, dan Roh.
Nama dalam Matius 28:19 menunjukkan
totalitas dari Sang ilahi. Karenanya nama sama dengan persona. Ditaruh ke dalam
nama berarti ditaruh ke dalam persona. Membaptiskan satu orang beriman ke dalam
nama Allah Tritunggal berarti mencelupnya ke dalam segala apa adanya Allah. Memiliki
nama berarti memiliki persona. Membaptiskan orang ke dalam nama Bapa, Putra,
dan Roh berarti membaptiskan orang ke dalam persona yang ajaib. Air yang
dipakai dalam pembaptisan melambangkan persona ajaib dari Allah Tritunggal. Bila
kita membaptiskan orang, kita harus memberi tahu orang itu bahwa air yang
mencelupnya itu adalah lambang Allah Tritunggal. Ketika kita mencelup mereka ke
dalam air, kita sebenarnya meletakkan mereka ke dalam Allah Tritunggal.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 43
No comments:
Post a Comment