Pembacaan
Alkitab: Flp. 1:21
Kristus macam apakah yang dapat menggantikan
kebudayaan kita? Kristus yang menggantikan kebudayaan kita adalah Kristus yang
alwasi, bukan Kristus yang terbatas yang dikenal oleh kebanyakan orang Kristen.
Semua orang Kristen sejati mempercayai Kristus sebagai Allah yang berinkarnasi
menjadi manusia, yang mati di atas salib bagi dosa-dosa kita, yang telah
bangkit, yang telah naik ke surga, sekarang Ia duduk sebagai Tuhan segala tuan
dan Raja segala raja, yang akan kembali lagi ke bumi membangun kerajaan-Nya dan
meraja bersama dengan kaum beriman. Walaupun semuanya itu benar, tetapi itu
adalah pandangan yang sempit dan terbatas atas diri Kristus. Dalam pengalaman
kita, Kristus yang sesempit itu tidak dapat benar-benar menggantikan kebudayaan
kita. Dapatkah Kristus yang sedemikian menjadi makanan, pakaian, dan tempat
tinggal kita? Kristus yang dapat menggantikan kebudayaan kita dan menjadi
segala sesuatu kita adalah Kristus yang almuhit dan alwasi.
Walaupun kita telah kehilangan Allah, namun Kristus
telah membawa kita kembali dan mendamaikan kita dengan diri-Nya. Sekarang kita
sekali lagi memiliki Allah sebagai faktor yang memberi makna dan tujuan kepada
eksistensi kita. Seperti telah kita tunjukkan berkali-kali, Kitab Kolose
ditulis untuk mewahyukan Kristus yang alwasi dan almuhit yang menanggulangi
kebudayaan kita, bahkan menggantikan kebudayaan kita. Kita tidak perlu
memelihara peraturan-peraturan tentang makanan — kita makan Kristus. Kita tidak
perlu memelihara hari-hari tertentu, hari-hari raya, atau bulan-bulan baru —
Kristus adalah bulan baru, hari raya, dan hari Sabat kita. Karena Kristus
selamanya sama dan Dia adalah realitas setiap hari dalam satu minggu bagi kita,
setiap hari adalah sama. Tetapi jika kita mempertahankan peraturan-peraturan
tentang makanan dan hari-hari, orang lain akan menghakimi kita dalam hal-hal
tersebut. Jika kita hanya memperhatikan Kristus yang almuhit dan hidup menurut
Dia saja, bukan menurut kebudayaan, tidak seorang pun akan memiliki dasar untuk
menghakimi kita. Kristus adalah makna dan tujuan hidup kita. Kita semua perlu
nampak wahyu yang alwasi dari Kristus yang almuhit sedemikian.
Kristus turun dari surga ke bumi dan kemudian dalam
jarak waktu antara kematian dan kebangkitan-Nya, Ia turun ke dalam alam maut.
Dalam kebangkitan Ia naik dari alam maut ke bumi, dan kemudian, dalam
kenaikan-Nya, dari bumi ke surga. Sebagai hasil dari perjalanan universal yang
demikian, Kristus memenuhi segala sesuatu. Karena itu, Dia adalah Sang alwasi.
Sebagai Sang alwasi, Ia adalah hayat kita, dan kita boleh memperhidupkan Dia.
Dalam Kitab Kolose Paulus menampilkan Kristus yang alwasi ini guna memberi
kesan kepada kita dengan fakta bahwa Kristus ini harus menggantikan kebudayaan
kita. Janganlah mencoba membuang kebudayaan Anda. Semua daya upaya Anda dalam
berbuat demikian akan sia-sia belaka. Perhidupkan saja Kristus, dan Kristus
akan menggantikan kebudayaan Anda dengan diri-Nya sendiri.
Dalam Kitab Kolose, perhatian Paulus terutama bukan
pada dosa, dunia, bahkan diri. Perhatiannya tertuju pada kebudayaan, yang
menjadi faktor yang menggantikan Allah untuk memberi makna dan tujuan kepada kehidupan.
Sekarang karena Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya sendiri, kita
harus memperhidupkan Dia dan membiarkan Dia menggantikan setiap aspek
kebudayaan kita. Sebab itu, dalam Kitab Kolose kita nampak wahyu tentang
Kristus yang alwasi. Kita perlu menerima Kristus ini sebagai makna, tujuan, dan
sasaran hidup kita; kita perlu hidup berdasarkan Dia.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 45
No comments:
Post a Comment