Pembacaan
Alkitab: Ef. 4:13
Fungsi kebudayaan dapat diibaratkan seperti fungsi
hukum Taurat di dalam Alkitab. Hukum Taurat diberikan oleh Allah. Roma 7:12
mengatakan bahwa “Hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah
kudus, benar dan baik.” Jika digunakan dengan tepat, hukum Taurat dapat menjaga
umat pilihan Allah sampai kedatangan Kristus. Tetapi, seperti ditunjukkan dalam
Kitab Galatia, hukum Taurat telah disalahgunakan oleh para penganut agama
Yahudi. Sekarang, karena Kristus telah datang, hukum Taurat harus mengantarkan
umat pilihan Allah kepada Kristus. Tetapi para penganut agama Yahudi
menyalahgunakan hukum Taurat, bahkan menggunakannya secara berlebihan. Konsepsi
para pengamat agama Yahudi bahkan menjalar ke dalam gereja, menyesatkan kaum
beriman Yahudi sejati di dalam Kristus untuk kembali kepada hukum Taurat.
Walaupun kebudayaan benar dan perlu, kebudayaan juga bisa disalahgunakan dan
benar-benar dapat memisahkan orang dari Kristus. Kebudayaan harus dipakai untuk
menjaga anak-anak sampai mereka dapat menerima Kristus dan hidup menurut
Kristus. Anak-anak perlu dijaga oleh kebudayaan sementara mereka bertumbuh.
Sekarang, karena kita telah menerima Kristus, Dia,
Sang almuhit dan alwasi, harus menggantikan setiap aspek dari kebudayaan kita
dengan diri-Nya sendiri. Kita telah nampak bahwa manusia yang telah jatuh
menggunakan kebudayaan sebagai pengganti Allah. Pertama, kebudayaan yang
demikian adalah pengganti Allah. Kemudian Kristus datang untuk menggantikan
pengganti ini dengan diri-Nya sendiri. Karena kita bukan anak-anak lagi, kita
perlu Kristus untuk menggantikan setiap unsur dari kebudayaan kita. Ini tidak
berarti kita harus merendahkan kebudayaan. Sebaliknya, itu berarti kita harus
mengasihi Kristus. Kalau kita dipenuhi dengan Kristus hingga meluap, tidak ada
tempat sedikit pun dalam diri kita bagi hal yang lain. Setiap bagian dari diri
kita akan diduduki oleh Kristus dan bersama Kristus. Kemudian, dalam pengalaman
kita, kita akan memiliki kepenuhan Kristus. Kita akan dipenuhi Kristus sampai
batas kapasitas kita. Kristus yang memenuhi diri kita akan menggantikan
kebudayaan kita dengan diri-Nya sendiri. Inilah wahyu dalam Kitab Kolose.
Karena Kristus itu alwasi dan almuhit, pada-Nya
tidak ada kekurangan. Jika kita memiliki Kristus yang sedemikian dalam
pengalaman kita, kita tidak akan memerlukan hal lain. Tidak ada keperluan yang
tidak dapat Dia puaskan, dan tidak ada kapasitas untuk menerima Dia yang tidak
dapat Dia penuhi. Karena kita mempunyai Kristus yang almuhit, kita tidak perlu
agama Yahudi, Gnostikisme, atau pertapaan. Kita memiliki Kristus yang almuhit
dan alwasi beserta kepenuhan-Nya. Dia dapat memenuhi alam semesta, dan Dia
tidak akan habis dipakai. Kita tidak perlu hal lain, baik yang kuno maupun yang
modern, untuk menggantikan Kristus. Kita bahkan tidak perlu kebudayaan buatan
sendiri atau ketetapan sendiri. Saya prihatin bahwa banyak di antara kita yang
tetap hidup menurut kebudayaan yang kita tentukan sendiri. Kaum saleh ini
selalu menetapkan pengekangan atas diri mereka, dan hidup menurut semuanya itu.
Kita tidak perlu tinggal di dalam penjagaan kebudayaan buatan sendiri.
Sebaliknya, kita harus tinggal di dalam Kristus dan dalam kebebasan yang kita
miliki dalam Kristus. Kita perlu dipenuhi dengan Kristus sampai meluap. Inilah
konsepsi yang mendasari Kitab Kolose. Kristus, Sang alwasi, harus menggantikan
setiap unsur kehidupan manusia alamiah kita. Ini mengharuskan kita untuk tidak
berpegang kepada apa pun yang berasal dari kebudayaan kita, sebab hal itu akan
menghasilkan suatu campuran. Biarlah Kristus yang murni memenuhi diri kita, dan
menggantikan setiap aspek dari kehidupan manusia alamiah kita dengan diri-Nya
sendiri.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 49
No comments:
Post a Comment