Pembacaan
Alkitab: 1 Kor. 3:6, 9; Kol. 2:7
Menurut Alkitab, Kristus adalah pohon yang unik
yang pada-Nya kita telah diokulasikan dan juga tanah atau bumi yang ke
dalam-Nya kita telah ditanam. Kita telah diokulasikan pada Kristus dan ditanam
ke dalam-Nya. Jadi, tanah permai dan tanah sama dengan pohon. Ini adalah
petunjuk lain bahwa Kristus adalah segala sesuatu bagi kita. Karena Kristus itu
pohon juga tanah permai, maka kita dapat mengatakan bahwa kita telah
diokulasikan pada Kristus juga ditanam ke dalam Dia. Menurut Yohanes 15, Allah
Bapa adalah penanam, pengusaha, dan Anak, Kristus, adalah pokok anggur
universal. Kristus ini juga adalah tanah permai. Kita telah diokulasikan pada
Kristus sebagai pokok anggur dan ditanam ke dalam Dia sebagai tanah. Kolose
2:11 membicarakan tentang sunat, suatu jenis pengeratan. Ini berkaitan dengan
diokulasikan ke dalam Kristus. Seperti telah kita tunjukkan, Kolose 2:7
membicarakan tentang telah berakar di dalam Kristus. Hal ini berkaitan dengan
telah ditanam ke dalam Dia. Dalam berita ini perhatian kita bukan pada aspek
pengokulasian, melainkan pada aspek penanaman.
Dalam roh kita, kita mempunyai pengalaman tertanam
ke dalam Kristus, sebab di sini kita telah mengikatkan diri pada Tuhan dan
menjadi satu roh dengan Dia. Tuhan, yang adalah tanah yang di dalamnya kita
berakar, adalah Roh itu. Jika Dia bukan Roh itu, tidak ada jalan bagi kita
untuk ditanam ke dalam Dia. Puji Tuhan, karena Dia adalah Roh itu dan kita
telah diciptakan dengan satu roh! Jika kita hanya mempunyai satu tubuh dan
jiwa, tetapi tidak ada roh, maka mustahillah kita ditanamkan ke dalam Tuhan
sebagai Roh pemberi-hayat. Namun, karena Tuhan adalah Roh itu dan karena kita
mempunyai satu roh, ada kesesuaian di antara kita dengan Dia. Ketika kita
dilahirkan kembali, Kristus sebagai Roh pemberi-hayat menjadi satu dengan roh
kita. Seperti jelas sekali ditunjukkan dalam Yohanes 3:6, kelahiran kembali
terjadi di dalam roh. Ketika kita dilahirkan kembali, kita berakar di dalam
Kristus, tanah itu. Inilah alasan Paulus menggunakan kata yang berbentuk kala
purna dalam Kolose 2;7. Kita telah ditanam dan berakar dalam Kristus ketika kita
dilahirkan kembali di dalam roh.
Hubungan yang terjadi antara Roh ilahi dengan roh
kita pada waktu kelahiran kembali akan tetap hingga kekal. Kita boleh
mengatakan bahwa roh kita telah menikah dengan Roh ilahi dan dengan demikian
kedua roh itu telah memasuki kesatuan yang abadi. Dalam pernikahan ini tidak
mungkin ada perpisahan atau perceraian. Walaupun pikiran alamiah boleh jadi
tidak menyukai pernikahan ini, tetapi roh kita mengapresiasi. Bila kita
menghadapi kesukaran dalam kehidupan sehari-hari, jangan menetap di dalam
pikiran alamiah, kembalilah ke dalam roh. Namun kita sering lebih suka menetap
dalam pikiran, emosi, atau tekad. Jika kita menetap di dalam jiwa, tidak
berpaling ke dalam roh, kita tidak akan bisa berperilaku di dalam Kristus.
Untuk berperilaku di dalam Kristus kita harus berakar di dalam Dia secara riil
dalam pengalaman kita. Bila kita menetap di dalam roh barulah kita benar-benar
berakar di dalam Kristus dan dengan demikian baru kita dapat berperilaku di
dalam Dia. Kita telah ditanam ke dalam Kristus, tetapi ketika kita berpaling ke
dalam roh kita, kita akan memiliki pengalaman berakar di dalam Dia. Setelah
berakar di dalam Kristus, baru kita dapat berperilaku di dalam Dia. Dengan
jalan inilah kita mengalami Kristus sebagai tanah permai yang kaya dan subur
yang menyuplai kita dengan unsur hayat yang merawat. Semakin kita berakar ke
dalam tanah, kita semakin menyerap makanan dari Kristus ke dalam diri kita. Ini
bukan Kristus yang obyektif dalam doktrin, melainkan Kristus yang subyektif dalam
pengalaman kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 51
No comments:
Post a Comment