Pembacaan
Alkitab: 1 Kor. 12:13; Gal. 3:28; Kol. 3:11
Aspek lainnya terdapat dalam Kolose 2:16-17, di mana
Paulus mengatakan bahwa makanan, minuman, hari raya, bulan baru, dan hari Sabat
adalah “bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan wujudnya ialah Kristus.”
Perkataan Paulus menunjukkan bahwa Kristus adalah realitas segala hal yang
positif. Dialah makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, matahari,
bulan, dan bumi kita yang sejati. Karenanya, perkataan Paulus yang sederhana
dalam ayat ini menyiratkan suatu yang luar biasa, menyiratkan alwasi (memenuhi
segala sesuatu, luas tak terbatas) Kristus yang almuhit.
Kemudian, dalam Kolose 3:4 Paulus berkata lebih
lanjut bahwa Kristus yang alwasi (memenuhi segala sesuatu, luas tak terbatas)
adalah hayat kita. Walaupun kealwasian Kristus bersifat alam semesta, tetapi Ia
menjadi hayat kita secara spesifik dan khusus. Puji Tuhan, Kristus yang alwasi
ini telah menjadi hayat pribadi kita! Secara alam semesta, Ia adalah Sang
alwasi, tetapi dalam pengalaman pribadi kita, Ia adalah hayat kita.
Tidak hanya demikian, dalam Kolose 3:10-11 kita
nampak bahwa dalam gereja, yaitu manusia baru sebagai ciptaan baru Allah,
Kristus yang alwasi adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Dia adalah
seluruh anggota manusia baru, dan berada di dalam seluruh anggota. Berdasarkan
Kolose 3:11, kita dapat mengatakan bahwa Kristus adalah kita semua. Alangkah
alwasi dan almuhitnya Kristus yang diwahyukan dalam Kitab Kolose!
Kehendak Allah ialah agar kita sebagai umat pilihan
Allah dijenuhi, diresapi, dipenuhi, dan disalut dengan Kristus supaya kita
dapat memperhidupkan Kristus. Allah menghendaki Kristus menjadi hayat dan
kehidupan kita, dan menjadi segala sesuatu kita dalam perilaku kita
sehari-hari. Inilah rencana kekal Allah dan ekonomi-Nya pada masa kini. Tetapi,
kebudayaan telah menggantikan Kristus. Sewaktu menciptakan manusia, Allah ingin
menjadi segala sesuatu bagi manusia: hayat, sukacita, hiburan, persediaan, dan
perlindungan manusia. Tetapi karena kejatuhan manusia kehilangan Allah, dan
karenanya kehilangan faktor yang memberi makna dan tujuan bagi hidupnya. Sebab
itu, hari ini manusia hidup di bumi tanpa menyadari makna dan tujuannya. Mereka
telah kehilangan Allah sebagai faktor yang memberi makna dan tujuan bagi
hidupnya. Setelah kehilangan Allah, manusia beralih kepada kebudayaan sebagai
pengganti Allah dalam kehidupannya. Setiap aspek dari kebudayaan manusia adalah
pengganti Allah. Tentu saja, pada hakikatnya kebudayaan benar-benar adalah
pengganti Kristus. Menurut ketetapan Allah, tanpa Kristus, manusia tidak dapat
benar-benar hidup. Tanpa Kristus, eksistensi kita di bumi tidak bermakna dan
tidak bertujuan. Hari ini jutaan manusia tidak hidup oleh Kristus, tetapi oleh
kebudayaan. Jika mereka dicabut dari kebudayaan mereka, mereka tidak akan bisa
hidup.
Dalam penyelamatan-Nya, Allah tidak hanya
menyelamatkan kita dari dosa, hukuman, telaga api, dunia, dan diri; tetapi juga
dari segala sesuatu yang menggantikan Kristus, termasuk kebudayaan kita. Karena
kebudayaan menggantikan Kristus secara riil dalam kehidupan sehari-hari kita,
kebudayaan sangat jahat dalam pandangan Allah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 45
No comments:
Post a Comment