Hitstat

02 September 2014

Kolose - Minggu 23 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:13; Gal. 3:28; Kol. 3:11


Aspek lainnya terdapat dalam Kolose 2:16-17, di mana Paulus mengatakan bahwa makanan, minuman, hari raya, bulan baru, dan hari Sabat adalah “bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan wujudnya ialah Kristus.” Perkataan Paulus menunjukkan bahwa Kristus adalah realitas segala hal yang positif. Dialah makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, matahari, bulan, dan bumi kita yang sejati. Karenanya, perkataan Paulus yang sederhana dalam ayat ini menyiratkan suatu yang luar biasa, menyiratkan alwasi (memenuhi segala sesuatu, luas tak terbatas) Kristus yang almuhit.

Kemudian, dalam Kolose 3:4 Paulus berkata lebih lanjut bahwa Kristus yang alwasi (memenuhi segala sesuatu, luas tak terbatas) adalah hayat kita. Walaupun kealwasian Kristus bersifat alam semesta, tetapi Ia menjadi hayat kita secara spesifik dan khusus. Puji Tuhan, Kristus yang alwasi ini telah menjadi hayat pribadi kita! Secara alam semesta, Ia adalah Sang alwasi, tetapi dalam pengalaman pribadi kita, Ia adalah hayat kita.

Tidak hanya demikian, dalam Kolose 3:10-11 kita nampak bahwa dalam gereja, yaitu manusia baru sebagai ciptaan baru Allah, Kristus yang alwasi adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Dia adalah seluruh anggota manusia baru, dan berada di dalam seluruh anggota. Berdasarkan Kolose 3:11, kita dapat mengatakan bahwa Kristus adalah kita semua. Alangkah alwasi dan almuhitnya Kristus yang diwahyukan dalam Kitab Kolose!

Kehendak Allah ialah agar kita sebagai umat pilihan Allah dijenuhi, diresapi, dipenuhi, dan disalut dengan Kristus supaya kita dapat memperhidupkan Kristus. Allah menghendaki Kristus menjadi hayat dan kehidupan kita, dan menjadi segala sesuatu kita dalam perilaku kita sehari-hari. Inilah rencana kekal Allah dan ekonomi-Nya pada masa kini. Tetapi, kebudayaan telah menggantikan Kristus. Sewaktu menciptakan manusia, Allah ingin menjadi segala sesuatu bagi manusia: hayat, sukacita, hiburan, persediaan, dan perlindungan manusia. Tetapi karena kejatuhan manusia kehilangan Allah, dan karenanya kehilangan faktor yang memberi makna dan tujuan bagi hidupnya. Sebab itu, hari ini manusia hidup di bumi tanpa menyadari makna dan tujuannya. Mereka telah kehilangan Allah sebagai faktor yang memberi makna dan tujuan bagi hidupnya. Setelah kehilangan Allah, manusia beralih kepada kebudayaan sebagai pengganti Allah dalam kehidupannya. Setiap aspek dari kebudayaan manusia adalah pengganti Allah. Tentu saja, pada hakikatnya kebudayaan benar-benar adalah pengganti Kristus. Menurut ketetapan Allah, tanpa Kristus, manusia tidak dapat benar-benar hidup. Tanpa Kristus, eksistensi kita di bumi tidak bermakna dan tidak bertujuan. Hari ini jutaan manusia tidak hidup oleh Kristus, tetapi oleh kebudayaan. Jika mereka dicabut dari kebudayaan mereka, mereka tidak akan bisa hidup.

Dalam penyelamatan-Nya, Allah tidak hanya menyelamatkan kita dari dosa, hukuman, telaga api, dunia, dan diri; tetapi juga dari segala sesuatu yang menggantikan Kristus, termasuk kebudayaan kita. Karena kebudayaan menggantikan Kristus secara riil dalam kehidupan sehari-hari kita, kebudayaan sangat jahat dalam pandangan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 45

No comments: