Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:19; Ef. 4:15-16
Salah satu ayat yang terbesar dalam Alkitab, yaitu
1 Korintus 6:17 mengatakan, “Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi
satu roh dengan Dia.” Makna yang terkandung dalam ayat ini sangat ajaib dan
mendalam sekali. Sebagai kaum beriman, kita menjadi satu roh dengan Tuhan.
Alangkah ajaib! Ini menyiratkan bahwa kita berada di dalam Dia dan Dia di dalam
kita. Ini juga menyiratkan kita dan Dia telah berbaur, bercampur secara
organik, menjadi satu dalam hayat. Menjadi satu roh dengan Tuhan menyiratkan
bahwa kita dengan Dia merupakan satu wujud hidup. Kita tidak memiliki perkataan
untuk menjelaskan makna ayat ini. Mengatakan kita adalah satu roh dengan Tuhan
sama sekali tidak berarti kita menjadi Allah. Akan tetapi, ini benar-benar
menyiratkan perbauran sifat ilahi dengan sifat insani. Dalam kidung No. 382
tercatat, “Maha kudus, Mahainsan, dalam rohku jadi (berkat) bah’gia”. Menjadi
satu roh dengan Tuhan berarti kita bercampur secara organik dengan Dia dan berbaur
dengan Dia dalam hayat. Kita benar-benar memerlukan lebih banyak pengalaman
atas hal ini. Kita perlu selalu berakar di dalam Kristus dan menyerap segala
apa ada-Nya ke dalam kita. Kemudian, kita dengan Dia, Dia dengan kita, akan
berbaur bersama-sama dalam hayat secara organik menjadi satu roh. Alangkah
dalam! Alangkah ajaib!
Dalam Kitab Efesus Paulus juga mengatakan tentang
pertumbuhan dan pembangunan. Dalam Efesus 2:21 dia berkata, “Di dalam Dia
tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam
Tuhan.” Ayat ini ditujukan kepada gereja universal. Dalam pandangan Allah,
gereja universal merupakan satu bangunan. Bangunan ini bertumbuh melalui
menyerap kekayaan Kristus.
Dalam Efesus 4:13 Paulus mengatakan tentang
mencapai kedewasaan penuh, mencapai ukuran perawakan kepenuhan Kristus. Tubuh
Kristus adalah kepenuhan-Nya. Kepenuhan ini mempunyai satu perawakan, dan
perawakan ini mempunyai satu ukuran. Jadi, kepenuhan Kristus ialah Tubuh
Kristus, ekspresi-Nya. Kita mencapai ukuran perawakan kepenuhan Kristus melalui
pertumbuhan dan pembangunan yang berasal dari makan Kristus. Ketika kita makan
Kristus, maka lebih banyak Kristus bertambah ke dalam kita bagi pertumbuhan dan
pembangunan. Akhirnya, kita akan memiliki perawakan kepenuhan Kristus.
Perawakan ini adalah kedewasaan penuh dari manusia baru. Karena alasan inilah
Paulus mengatakan mencapai kedewasaan penuh.
Dalam Efesus 4:15-16 Paulus berkata lebih lanjut,
“Sebaliknya, dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah (dalam) Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Dari Dialah seluruh tubuh — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota —
menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” Konsepsi di sini
mirip dengan di Kolose 2:19. Kita harus berpegang kepada kebenaran di dalam
kasih agar kita dapat bertumbuh dalam segala hal ke dalam Kepala dalam segala
hal. Dari Sang Kepala yang di dalam-Nya kita bertumbuh itu kita mendapat
makanan, seperti yang ditunjukkan oleh kata “pelayanan”. Lewat pelayanan
(suplai) yang berasal dari Kepala, Tubuh bertumbuh dan membangun dirinya di
dalam kasih. Makna yang terkandung di sini sangat kaya. Penekanan yang tersirat
dalam Efesus 4:15-16 ialah kita harus berakar di dalam Kristus dan menyerap
makanan-Nya ke dalam diri kita untuk menjadi unsur dan zat yang mempertumbuhkan
dan membangun kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 52
No comments:
Post a Comment