Hitstat

27 September 2014

Kolose - Minggu 26 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:19; Ef. 4:15-16


Salah satu ayat yang terbesar dalam Alkitab, yaitu 1 Korintus 6:17 mengatakan, “Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Makna yang terkandung dalam ayat ini sangat ajaib dan mendalam sekali. Sebagai kaum beriman, kita menjadi satu roh dengan Tuhan. Alangkah ajaib! Ini menyiratkan bahwa kita berada di dalam Dia dan Dia di dalam kita. Ini juga menyiratkan kita dan Dia telah berbaur, bercampur secara organik, menjadi satu dalam hayat. Menjadi satu roh dengan Tuhan menyiratkan bahwa kita dengan Dia merupakan satu wujud hidup. Kita tidak memiliki perkataan untuk menjelaskan makna ayat ini. Mengatakan kita adalah satu roh dengan Tuhan sama sekali tidak berarti kita menjadi Allah. Akan tetapi, ini benar-benar menyiratkan perbauran sifat ilahi dengan sifat insani. Dalam kidung No. 382 tercatat, “Maha kudus, Mahainsan, dalam rohku jadi (berkat) bah’gia”. Menjadi satu roh dengan Tuhan berarti kita bercampur secara organik dengan Dia dan berbaur dengan Dia dalam hayat. Kita benar-benar memerlukan lebih banyak pengalaman atas hal ini. Kita perlu selalu berakar di dalam Kristus dan menyerap segala apa ada-Nya ke dalam kita. Kemudian, kita dengan Dia, Dia dengan kita, akan berbaur bersama-sama dalam hayat secara organik menjadi satu roh. Alangkah dalam! Alangkah ajaib!

Dalam Kitab Efesus Paulus juga mengatakan tentang pertumbuhan dan pembangunan. Dalam Efesus 2:21 dia berkata, “Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.” Ayat ini ditujukan kepada gereja universal. Dalam pandangan Allah, gereja universal merupakan satu bangunan. Bangunan ini bertumbuh melalui menyerap kekayaan Kristus.

Dalam Efesus 4:13 Paulus mengatakan tentang mencapai kedewasaan penuh, mencapai ukuran perawakan kepenuhan Kristus. Tubuh Kristus adalah kepenuhan-Nya. Kepenuhan ini mempunyai satu perawakan, dan perawakan ini mempunyai satu ukuran. Jadi, kepenuhan Kristus ialah Tubuh Kristus, ekspresi-Nya. Kita mencapai ukuran perawakan kepenuhan Kristus melalui pertumbuhan dan pembangunan yang berasal dari makan Kristus. Ketika kita makan Kristus, maka lebih banyak Kristus bertambah ke dalam kita bagi pertumbuhan dan pembangunan. Akhirnya, kita akan memiliki perawakan kepenuhan Kristus. Perawakan ini adalah kedewasaan penuh dari manusia baru. Karena alasan inilah Paulus mengatakan mencapai kedewasaan penuh.

Dalam Efesus 4:15-16 Paulus berkata lebih lanjut, “Sebaliknya, dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah (dalam) Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari Dialah seluruh tubuh — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” Konsepsi di sini mirip dengan di Kolose 2:19. Kita harus berpegang kepada kebenaran di dalam kasih agar kita dapat bertumbuh dalam segala hal ke dalam Kepala dalam segala hal. Dari Sang Kepala yang di dalam-Nya kita bertumbuh itu kita mendapat makanan, seperti yang ditunjukkan oleh kata “pelayanan”. Lewat pelayanan (suplai) yang berasal dari Kepala, Tubuh bertumbuh dan membangun dirinya di dalam kasih. Makna yang terkandung di sini sangat kaya. Penekanan yang tersirat dalam Efesus 4:15-16 ialah kita harus berakar di dalam Kristus dan menyerap makanan-Nya ke dalam diri kita untuk menjadi unsur dan zat yang mempertumbuhkan dan membangun kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 52

No comments: