Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:6; Zak. 12:1
Dalam Kolose 2:6 Paulus berkata, “Kamu telah
menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam
Dia” Hidup di dalam Kristus berdasar pada menerima Kristus. Hidup di dalam Dia
berasal dari menerima Dia.
Walaupun kita telah menerima Kristus, tetapi
penerimaan kita atas Dia bukanlah satu penerimaan awal yang sekali untuk
selamanya. Sebaliknya, kita akan terus-menerus menerima Dia sampai
selama-lamanya. Menerima Kristus dapat diibaratkan seperti bernapas.
Sebagaimana bernapas merupakan satu proses yang terus-menerus, demikian pula
perihal menerima Kristus. Tetapi, sayang sekali, sebagian besar orang Kristen
hanya memiliki penerimaan awal saja atas Kristus. Mereka tidak menerima Dia
secara terus-menerus. Banyak orang beriman dapat mengatakan bahwa pada suatu
saat di masa lampau mereka telah menerima Kristus. Tetapi mereka tidak
terus-menerus menerima Dia. Jika kita tidak menerima Kristus terus-menerus,
kita tidak akan dapat menikmati manfaat penuh dari Kristus yang telah kita
terima itu. Banyak orang Kristen tidak terus-menerus menerima Kristus. Jadi,
kita harus mengenal bahwa penerimaan kita atas Kristus harus konsisten dan
terus-menerus.
Kristus yang telah kita terima menurut Kolose 2:1-6
adalah rahasia Allah yang dibicarakan dalam 2:2. Fakta Kristus sebagai rahasia
Allah menunjukkan Dia itu tidak sederhana. Sebaliknya, Dia tidak terduga dan
sangat misterius. Allah pasti tidak sederhana. Dia tidak terukur, tidak
terbatas, dan kekal. Lalu, mana mungkin Kristus, rahasia Allah ini sederhana?
Sebagai rahasia Allah, Kristus adalah Allah yang tidak terukur, tidak terbatas,
dan kekal.
Walaupun Allah itu kekal, Ia mempunyai satu
sejarah. Tentu saja, mengatakan Allah mempunyai sejarah adalah berbicara dengan
istilah manusia untuk pengertian kita. Pada mulanya, dalam kekekalan yang
lampau, Allah mempunyai suatu perkenan yang indah, kedambaan hati-Nya. Semakin
hidup dan lincah seseorang, makin besarlah keinginannya untuk perkenannya.
Jadi, sebagai Allah yang paling hidup, Allah memiliki keinginan yang paling
besar. Allah itu hidup, agresif, dan penuh semangat. Sebagai Sang hidup
sedemikian, Ia mempunyai satu perkenan yang indah. Berdasarkan perkenan yang
indah ini, yaitu keinginan hati-Nya, Allah membuat satu rencana. Istilah
Alkitab untuk rencana tersebut ialah kehendak. Allah penuh dengan kehendak; Ia
mempunyai satu kehendak kekal yang berdasar pada perkenan-Nya yang indah.
Kehendak ini ialah ingin memiliki sekelompok manusia yang hidup untuk menjadi
ekspresi-Nya yang korporat.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Kolose, Buku 3, Berita 48
No comments:
Post a Comment