Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:3
Bila kita memiliki pandangan menyeluruh terhadap
Kitab 1 Tesalonika, pasti akan nampak bahwa ketiga pasal yang pertama merupakan
satu bagian, dan dua pasal terakhir merupakan bagian lain. Kita telah nampak
bahwa surat ini mempunyai susunan dasar yang mengandung tiga unsur: pekerjaan
iman, usaha (jerih lelah) kasih, dan ketekunan pengharapan. Paulus menyinggungnya
dalam 1:3, "Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha (jerih
lelah) kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di
hadapan Allah dan Bapa kita." Dengan
susunan ini sebagai dasar, Paulus mengatakan dalam 1:9-10 bahwa kaum beriman
berbalik dari berhala, melayani Allah yang hidup dan benar, serta menunggu kedatangan
Putra-Nya dari surga. Dalam pasal 2 kita nampak pemeliharaan kehidupan yang
kudus bagi hidup gereja. Pemeliharaan ini adalah pekerjaan seorang ibu yang
mengasuh dan seorang bapak yang menasihati. Hasil dari pemeliharaan yang tepat
ini adalah kita hidup sepadan dengan kehendak Allah yang memanggil kita ke
dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya (2:12). Agar bisa berperilaku seperti itu,
kita perlu disempurnakan dalam iman kita, dan perlu bertambah-tambah serta berlimpah
dalam kasih kita. Dalam pasal 3, Paulus benar-benar menaruh perhatian kepada
iman dan kasih orang-orang Tesalonika. Menurut 3:10 ia ingin sekali menyempurnakan
apa yang kurang pada iman mereka. Memang, orang-orang Tesalonika beriman, namun
perlu disempurnakan. Paulus rindu berjumpa dengan mereka untuk menyempurnakan
apa yang kurang pada iman mereka. Dalam 3:12 ia melanjutkan, "Kiranya Tuhan menjadikan kamu
bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan
terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu." Sebagai
kaum beriman, kita semua perlu disempurnakan dalam iman dan bertambah-tambah
serta berkelimpahan di dalam kasih.
Dalam 3:13 kita mendapatkan alasan khusus
tentang perlunya kita disempurnakan atas iman, dan bertambah serta
berkelimpahan dalam kasih, yaitu supaya Tuhan meneguhkan hati kita supaya tak
bercacat dalam kekudusan. Peneguhan hati kita adalah hasil atau akibat dari
penyempurnaan iman kita dan bertambah-tambah serta berlimpahnya kasih kita.
Tuhan sedang melakukan pembangunan, yaitu meneguhkan hati kita. Hati kita perlu
dibangun, diteguhkan supaya tak bercacat. Nanti, kita akan menerangkan arti perkataan
"tak bercacat" dalam ayat 13.
Dalam 3:13 Paulus mengatakan bahwa Tuhan
akan meneguhkan hati kita supaya tak bercacat dalam kekudusan. Ia tidak mengatakan
bahwa hati kita akan diteguhkan supaya tak bercacat dalam kemurnian atau dalam
kebersihan. Perjanjian Baru menekankan hati yang murni. Tuhan Yesus berfirman, "Berbahagialah
orang yang murni hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Mat. 5:8 Tl.). Paulus menasihati Timotius
agar bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dari hati yang murni
(2 Tim. 2:22). Tidak hanya demikian, dalam Mazmur 51:12, Daud berdoa supaya Tuhan
menciptakan di dalamnya hati yang tahir (bersih). Mengapa Paulus tidak mengatakan
tak bercacat dalam kemurnian atau dalam kebersihan, melainkan tak bercacat dalam
kekudusan? Ini disebabkan Kitab 1 Tesalonika membahas kehidupan yang kudus bagi
hidup gereja. Kesimpulan bagian pertama surat ini, yang terdiri dari pasal 1,
2, dan 3, adalah Tuhan akan meneguhkan hati kita supaya tak bercacat dalam
kekudusan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 20
No comments:
Post a Comment