Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 5:6-11
Waspada ada hubungannya dengan berjaga-jaga. Waspada adalah
tanggapan yang jelas terhadap situasi di medan peperangan, juga pemahaman yang tepat
mengenai di mana kita berada dan di mana musuh kita berada. Ini adalah
mengenali taktik serang musuh dan bagaimana kita harus membalas serangan. Asal
kita waspada, pasti akan jelas arah kita. Waspada berarti
jelas terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan peperangan. Jelas tentang
di mana musuh berada, apa yang sedang musuh lakukan, dan bagaimana musuh
menyusun serangannya, termasuk tahu jelas bagaimana melindungi diri kita dan bagaimana
melancarkan serangan balasan. Orang yang waspada tahu sepenuhnya tentang
situasi dirinya.
Dalam ayat 6 Paulus mengatakan, "Sebab itu baiklah jangan kita
tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar (waspada)." Berjaga-jaga di sini berlawanan dengan tidur
dalam ayat berikutnya, dan sadar atau waspada berlawanan dengan mabuk. Saat membicarakan
pengharapan tentang kedatangan Tuhan, kita perlu memperhatikan diri kita
sendiri dan bertanya apakah kita berjaga-jaga atau tertidur, waspada atau
mabuk. Ada stiker yang ditempelkan pada bemper, menyinggung kedatangan Tuhan,
menunjukkan bahwa orang Kristen banyak yang mabuk dan mati rasa. Tidak ada
sikap berjaga-jaga dan berwaspada terhadap kedatangan Tuhan. Apakah kita
berperang demi kepentingan Tuhan? Apakah kita berjaga-jaga? Apakah kita waspada
dan sadar terhadap situasi kita? Kita perlu bertanya kepada diri sendiri tentang
hal-hal ini.
Bila kita berjaga-jaga dan waspada, kita
akan mengenakan persenjataan. Menurut ayat 8 kita harus mengenakan baju zirah iman
dan kasih serta ketopong pengharapan keselamatan. Baju zirah ini melindungi iman
dan kasih kita, ketopong melindungi pengharapan kita. Jadi, dengan persenjataan,
susunan dasar kehidupan orang Kristen -- iman, kasih, dan pengharapan -- akan
terlindung.
Dalam ayat 9-10 Paulus mengatakan, "Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi
untuk beroleh keselamatan melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk
kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama
dengan Dia." Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, maka kita
harus berjaga-jaga, waspada, dan berjuang (ayat 6, 8) untuk bekerja sama dengan
Allah, supaya kita dapat memperoleh keselamatan-Nya melalui Tuhan Yesus.
Sebagaimana telah kita tunjukkan, keselamatan dalam ayat ini bukanlah
keselamatan yang kekal, melainkan keselamatan dari kebinasaan yang akan menimpa
kita dan dari perbudakan perusakan ciptaan lama. Kita sedang menunggu keselamatan
dari kebinasaan dan perbudakan perusakan. Kemudian kita akan menikmati kemerdekaan
kemuliaan anak-anak Allah.
Ayat 10 Paulus menyinggung hidup bersama dengan Tuhan. Tuhan mati
bagi kita bukan hanya supaya kita diselamatkan dari kebinasaan kekal, tetapi juga
supaya kita bisa hidup bersama-Nya melalui kebangkitan-Nya. Kehidupan semacam
ini dapat menyelamatkan kita dari kebinasaan yang akan datang. Kita hidup
bersama-Nya, entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, yaitu entah kita masih
hidup atau sudah meninggal. Di satu pihak, Tuhan meninggalkan kita dan kita sedang
menunggu kedatangan kembali-Nya; di pihak lain, Dia berserta dengan kita (Mat.
28:20) dan kita bisa hidup bersama-Nya (Rm. 6:8).
Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 17
No comments:
Post a Comment