Pembacaan Alkitab: Ef. 3:17-19;
Mrk. 12:30
Dalam Efesus 3:17 Paulus berkata, "Sehingga oleh imanmu Kristus tinggal di dalam hatimu dan
kamu berakar serta berdasar di dalam kasih." Kasih adalah masalah emosi.
Menurut ayat ini, Kristus berumah di dalam hati kita, dan kita sendiri berakar
dan berdasar di dalam kasih-Nya. Ini menunjukkan bahwa emosi kita telah dijamah
oleh kasih-Nya sehingga kita bertumbuh di dalam kasih ini. Emosi kita yang
dipenuhi oleh kasih Kristus merupakan aspek pengudusan. Selain itu, setelah
kita berakar dan berdasar di dalam kasih, kita pasti dapat "mengenal kasih
Kristus yang melampaui segala pengetahuan" (Ef. 3:19). Ini pun berkaitan dengan pengudusan hati kita, khususnya
pengudusan emosi. Emosi kita dipenuhi oleh kasih Kristus berarti kita dijenuhi oleh
Kristus. Tak perlu disangsikan, inilah pengudusan emosi kita.
Bila hati kita diam atau tertidur, maka menggunakan roh kita
berseru kepada nama Tuhan tidak akan manjur. Penggunaan ini tidak akan berhasil
bila agen penggerak kita yaitu hati kita diam saja. Inilah sebabnya kita perlu
menanggulangi dengan tuntas hati kita. Penanggulangan ini harus mencakup
pikiran, emosi, dan tekad kita. Pikiran kita seharusnya adalah pikiran Kristus,
emosi kita harus dijenuhi dengan kasih Kristus, dan tekad kita harus bersatu
dengan tekad-Nya. Kalau keadaan hati kita demikian, hati kita akan aktif dan
berfungsi. Kemudian, begitu kita menyeru nama Tuhan ketika hati kita aktif,
penyeruan ini akan sangat manjur.
Sewaktu Paulus menulis 1 Tesalonika 3, tentunya ia bermaksud
bertolak dari apa adanya batiniah -- hati, lebih lanjut membicarakan apa adanya
lahiriah -- tubuh. Inilah sebabnya ia berpesan agar menjauhi percabulan,
menjaga tubuh diri sendiri di dalam kekudusan dan kehormatan.
Percabulan adalah dosa yang kasar dan kotor. Menurut Alkitab,
Iblis bermaksud menggunakan dosa untuk menodai manusia yang diciptakan Allah
bagi diri-Nya. Setiap jenis bejana tercemar bila kotor. Tidak hanya demikian,
bejana yang kotor dan cemar menjadi hilang fungsinya. Misalnya, kita tidak
menggunakan cangkir yang kotor. Sebelum digunakan, cangkir yang kotor harus dibersihkan
dulu. Allah menciptakan manusia sebagai bejana yang murni, namun Iblis menginjeksikan
dosa ke dalam manusia dengan maksud mencemarkan dan merusaknya. Dosa yang
paling mencemarkan adalah percabulan. Mencuri memang dosa dan tidak bersih, tetapi
tidak secemar percabulan. Percabulan itu benar-benar merusak maksud tujuan Allah,
merusak tubuh manusia, merusak keluarga dan masyarakat. Tidak ada hal lain merusak
keinsanian seberat percabulan. Karena itu, setelah membicarakan pengudusan hati
-- apa adanya batiniah, Paulus tidak lupa membicarakan apa adanya lahiriah.
Jauhilah percabulan. Jika Anda terlibat dalam percabulan, Anda
akan membuka pintu lebar-lebar kepada segala macam bentuk kebejatan. Baik kaum beriman
maupun kaum tak beriman, telah dirusak oleh percabulan. Karena itu, Paulus
menyuruh kaum beriman menjauhi percabulan. Ia memberi tahu mereka bahwa pengudusan
itulah yang Allah kehendaki. Karena kehendak Allah ialah ingin memelihara kita selalu
di dalam pengudusan, maka kita harus menjauhi segala sesuatu yang tidak bersih,
agar tubuh kita terjaga.
Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 22
No comments:
Post a Comment