Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 5:12-23
Dalam ayat 23, Paulus menyebut "kedatangan Yesus Kristus, Tuhan
kita". Ini merupakan peringatan
yang lebih lanjut dari tulisan Paulus dalam pasal 4. Dalam ayat 23 Paulus seolah
berkata, "Apakah kalian, kaum beriman, bergembira karena Tuhan Yesus
datang kembali? Apakah kalian menantikan kedatangan-Nya? Jika kalian gembira dan
menantikan, kalian perlu mempraktekkan apa yang baru saja kutuliskan mengenai
dikuduskan, dan roh, jiwa, dan tubuh kalian terpelihara. Tanpa melaksanakan hal
ini, kalian tidak akan siap menghadapi kedatangan Tuhan. Kalian harus
dikuduskan dan dipelihara, baru bisa dikatakan siap, sedia, memenuhi syarat
untuk menghadapi kedatangan Tuhan Yesus. Kalian harus mengakui bahwa saat ini
kalian belum siap untuk kedatangan Tuhan. Ini berarti Ia harus menunda
kedatangan-Nya sampai kaum beriman sudah siap. Saudara-saudara yang terkasih,
aku menganjuri kalian agar siap sedia menyongsong kedatangan Tuhan melalui
dikuduskan seluruhnya dan dipelihara dalam roh, jiwa, dan tubuh kalian dengan
sempurna dan tanpa cacat."
Menurut ayat 23, Allah damai sejahtera
adalah yang menguduskan. Pengudusan-Nya mendatangkan damai sejahtera. Ketika kita
dari dalam dikuduskan sepenuhnya oleh-Nya, kita memiliki damai sejahtera
terhadap-Nya dan terhadap manusia dalam segala hal.
Istilah "menguduskan" di sini
berarti memisahkan, yaitu menyisihkan untuk Allah dari hal-hal yang umum atau duniawi.
"Seluruhnya" berarti sepenuhnya, tuntas, sampai puncaknya. Allah
menguduskan kita seluruhnya, sehingga tidak ada bagian dari diri kita, baik roh
kita, jiwa kita, ataupun tubuh kita, yang tetap umum atau duniawi.
Pengungkapan Paulus tentang roh, jiwa,
dan tubuh kita, dengan kuat menunjukkan bahwa manusia terdiri atas tiga bagian:
roh, jiwa, dan tubuh. Roh sebagai bagian kita yang paling dalam adalah organ
batin, yang memiliki kesadaran akan Allah, supaya kita bisa berkontak dengan Allah
(Yoh. 4:24; Rm. 1:9). Jiwa adalah diri kita (bandingkan Mat. 16:26; Luk. 9:25),
terdapat di antara roh dan tubuh kita, yang memiliki kesadaran akan diri, agar
kita bisa memiliki kepribadian. Tubuh sebagai bagian luar kita adalah organ
lahiriah, yang memiliki kesadaran akan dunia, agar kita bisa berkontak dengan dunia
materi. Tubuh menampung jiwa, dan jiwa adalah bejana yang menampung roh. Dalam
roh, Allah sebagai Roh itu tinggal; dalam jiwa, diri kita tinggal; dan dalam tubuh,
indra jasmani berada. Allah menguduskan kita pertama-tama, mendapatkan roh kita
melalui kelahiran kembali (Yoh. 3:5-6); kedua, meluaskan diri-Nya sebagai Roh
pemberi-hayat dari roh kita ke dalam jiwa guna meresapi dan mengubah jiwa kita
(Rm. 12:2; 2 Kor. 3:18); dan terakhir, memberikan hayat kepada tubuh kita yang
fana melalui jiwa kita (Rm. 8:11, 13), dan mentransfigurasi tubuh kita dengan
kuasa hayat-Nya (Flp. 3:21).
Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 19
No comments:
Post a Comment