Hitstat

24 January 2015

1 Tesalonika - Minggu 11 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 5:16-23; 2 Kor. 7:1


Allah tidak hanya menguduskan kita seluruhnya, tetapi juga memelihara dengan sempurna roh, jiwa, dan tubuh kita. "Seluruhnya" beraspek kuantitatif, berhubungan dengan jumlah; "sempurna" beraspek kualitatif, berhubungan dengan mutu. Secara kuantitatif, Allah menguduskan kita seluruhnya; secara kualitatif, Allah memelihara kita dengan sempurna, yaitu Dia memelihara roh, jiwa, dan tubuh kita sempurna. Karena kejatuhan, tubuh kita dirusak, jiwa kita tercemar, dan roh kita dimatikan. Dalam keselamatan sempurna Allah, seluruh diri kita akan diselamatkan, disempurnakan. Untuk ini, Allah memelihara roh kita dari unsur yang mematikan (Ibr. 9:14), memelihara jiwa kita agar tidak tinggal lagi di dalam alamiah dan keusangan (Mat. 16:24-26), dan memelihara tubuh kita dari perusakan dosa (1 Tes. 4:4; Rm. 6:6). Pemeliharaan Allah yang sedemikian ini dan pengudusan-Nya yang tuntas menunjang kita untuk menempuh kehidupan yang kudus, hingga mencapai kematangan, agar kita dapat bertemu dengan Tuhan dalam parousia-Nya.

Roh kita terdiri dari tiga bagian: hati nurani, persekutuan, (komunikasi), dan intuisi (perasaan langsung). Roh kita terutama untuk bersekutu dengan Allah. Ketika bersekutu dengan Allah, kita berkontak dengan Dia. Kontak dengan Allah ini dengan spontan memberi kita perasaan dan kesadaran tentang Allah. Intuisi mengacu kepada perasaan dan kesadaran yang langsung dari Allah. Melalui intuisi ini kita dapat mengetahui apakah kita ini benar atau salah. Bila kita salah, kita akan dipersalahkan oleh hati nurani kita. Tetapi bila kita benar, kita akan dibenarkan oleh hati nurani kita. Jadi hati nurani kita bertugas menuduh dan menyalahkan atau membela dan membenarkan. Cara untuk memelihara roh kita pertama-tama ialah menggunakannya untuk bersekutu dengan Allah. Jika kita tidak bisa menggunakan roh kita seperti ini, roh kita akan tinggal dalam situasi yang mati.

Cara pertama untuk memelihara roh kita ialah menjaganya tetap hidup melalui menggunakannya dengan tepat. Pasal 5:16-19 mengatakan, "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh." Bersukacita, berdoa, dan mengucap syukur ialah menggunakan roh kita. Bila kita menggunakan roh kita sedemikian, roh kita akan hidup. Menggunakan roh akan membuat roh kita hidup, ialah cara pertama untuk memelihara roh.

Cara lain untuk memelihara roh kita terdapat dalam 2 Korintus 7:1Ayat ini menunjukkan bahwa kita harus menjauhi segala kecemaran baik daging maupun roh. Kita harus menjauhi segala sesuatu yang mencemarkan roh kita. Inilah alasan kita harus menjaga mata kita dari memandang hal-hal yang jahat, seperti gambar-gambar yang kotor. Gambar-gambar itu tidak hanya mencemarkan mata kita, bahkan mencemarkan roh kita. Inilah hal yang telah saya pelajari dari pengalaman. Pada tahun 1933, saya mengunjungi Kota Shanghai untuk kali pertama. Gereja di sana mempunyai dua balai pertemuan: satu di sebelah Barat Shanghai, dan yang lainnya di sebelah Utara, sangat berjauhan satu sama lain. Soal transportasinya, kita sering menumpang trem listrik. Perjalanan dari Barat ke Utara memakan waktu satu jam lebih. Mula-mula, setiap kali naik trem saya melihat-lihat pemandangan jalan raya sekitarnya. Tetapi ketika sampai di balai sidang, saya menyadari bahwa roh saya telah mati. Roh saya telah dimatikan karena melihat begitu banyak hal di jalan tadi. Dari sini saya belajar menutup mata dan berdoa ketika menumpang trem listrik. Hal itu menjaga roh saya. Dengan belajar memelihara roh saya demikian maka sewaktu saya tiba di balai sidang di Utara Shanghai, roh saya tetap hidup. Saya benar-benar telah dikuduskan di dalam roh saya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 23

No comments: