Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 3:13;
4:3-8
Dalam pembacaan Alkitab, kita perlu menjamah beban yang ada di
dalam roh penulisnya. Khususnya, kita perlu mengetahui beban yang ada di dalam
roh Paulus, ketika ia menulis Kitab 1 Tesalonika. Paulus menutup 1 Tesalonika 3
dengan kalimat berkat, "Kiranya Dia meneguhkan hatimu, supaya tak bercacat
dalam kekudusan, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan
kita, dengan semua orang kudus-Nya" (ayat 13 Tl.). Paulus menghendaki agar para pembaca surat ini
diteguhkan hatinya tak bercacat dalam kekudusan.
Dalam pasal 4, Paulus melanjutkan
berpesan kepada kaum saleh agar menjauhi pencemaran oleh dosa percabulan. Dengan cara apakah Paulus berpesan agar mereka menjauhi dosa ini?
Dengan pengudusan. Mula-mula ia memberi tahu mereka bahwa kehendak Allah ialah
pengudusan kita. Kehendak Allah adalah agar kita dikuduskan, dijaga,
dipelihara, dan dilindungi di dalam pengudusan. Cara yang terbaik menjauhi percabulan
ialah dikuduskan, dijaga di dalam kekudusan Allah.
Dalam 1 Tesalonika 5:23, Paulus mencantumkan kalimat penutup
tentang pengudusan, "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya
dan semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna tanpa cacat pada
kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." Di sini kita nampak bahwa seluruh diri kita yaitu roh, jiwa, dan tubuh,
perlu dikuduskan. Kita perlu dikuduskan oleh Allah damai sejahtera bukan dalam
jiwa dan tubuh kita saja, tetapi juga dalam roh kita.
Allah bermaksud memelihara kita, tetapi
apakah kita bersedia dipelihara? Kita dapat memakai hal memberi obat kepada anak-anak
sebagai ilustrasi perlunya kita bertanggung jawab agar terpelihara. Adakalanya
seorang anak memerlukan obat, tetapi ia tidak mau memakannya. Bahkan ada yang
menolak usaha orang tuanya memberi obat, sehingga orang tuanya menggunakan paksaan.
Orang tua berbuat demikian supaya kesehatan anaknya bisa terpelihara.
Kadang-kadang kita tidak mau bekerja sama dengan Tuhan supaya terpelihara,
akibatnya Dia terpaksa menaklukkan kita dengan hal-hal tertentu, atau membatasi
kita agar kita dapat menerima apa yang perlu untuk dikuduskan dan dipelihara.
Pada berita yang lalu, telah kita
tunjukkan bahwa hati kita merupakan perwakilan kita. Kini saya ingin membuat
hal ini lebih jelas lagi. Boleh jadi istilah "agen penggerak" lebih baik
daripada perwakilan. Setiap orang dari kita adalah makhluk, yakni manusia. Kata
"makhluk" merupakan ungkapan modern. Istilah Alkitabiah untuk manusia
disebut "jiwa". Ini berarti, setiap orang dari kita ini adalah satu
jiwa. Jiwa yang sebagai makhluk mempunyai dua organ: organ batiniah, yaitu roh,
dan organ lahiriah, yaitu tubuh. Kita berhubungan dengan dunia jasmani melalui panca
indera tubuh kita. Demikian pula, kita berkontak dengan Allah melalui roh,
organ yang mempunyai indera tersendiri.
Dalam Roma 12:2 Paulus membicarakan pembaruan
pikiran. Sebagaimana tubuh mewakili manusia lahiriah kita, maka pikiran
mewakili manusia batiniah kita. Menurut Roma 12:1, tubuh kita perlu
dipersembahkan kepada Allah sebagai kurban persembahan dan pikiran kita perlu
diperbarui. Diperbarui ialah dijenuhi oleh dan dengan Allah. Inilah pengudusan.
Diperbarui sesungguhnya adalah dikuduskan, dan dikuduskan adalah
ditransformasi. Pikiran kita perlu diperbarui, dikuduskan, dan ditransformasi.
Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 22
No comments:
Post a Comment