Hitstat

09 January 2015

1 Tesalonika - Minggu 9 Jumat



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 5:12-15


Dalam ayat 13 Paulus memberikan nasihat ini, "Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain." Menghormati orang yang memimpin dan berdamai seorang dengan yang lain adalah keadaan yang tepat dari suatu gereja lokal. Akan tetapi apabila kaum saleh di sebuah gereja lokal tidak mengindahkan para pimpinannya, pastilah tidak ada damai. Prinsipnya sama dengan kehidupan keluarga. Jika anak-anak tidak menghormati orang tua mereka, mana mungkin ada damai? Situasi demikian mustahil menciptakan damai dalam keluarga tersebut. Begitu juga, tidak ada damai dalam pasukan jika para prajuritnya tidak mengindahkan perwira atasannya.

Rangkaian pemikiran Paulus dalam ayat-ayat ini sangat bermakna. Pertama, kita harus berjaga-jaga dan waspada dalam menghadapi peperangan rohani. Kedua, kita harus menjunjung tinggi para pimpinan. Kemudian kita akan hidup damai dengan sesama kita.

Dalam ayat 14 Paulus melanjutkan, "Kami juga menasihati kamu, Saudara-saudara, tegurlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah (tunjanglah) mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang." Mereka yang tidak tertib itu mungkin mengacu terutama kepada orang yang malas dan tidak mau bekerja, suka mencampuri urusan orang (2 Tes. 3:11), tidak disiplin, tidak mengikuti peraturan, pemberontak. Mereka berbuat semaunya, tidak tertib serta tidak mempedulikan aturan yang semestinya dalam hidup gereja. Menurut ayat 14, semua saudara, bukan hanya para pemuka, harus menegur yang tidak tertib. Ini berarti semua orang beriman harus berfungsi menggembalakan orang lain dan membina mereka.

Dalam ayat 14 Paulus juga mendorong kita untuk menghibur yang tawar hati. Secara harfiah, bahasa Yunaninya tawar hati berarti "berjiwa kecil", yaitu kapasitas pikiran, emosi, dan tekadnya sempit dan lemah. Mereka yang berjiwa sempit amatlah terbatas kapasitasnya dalam menanggung penderitaan atau kesulitan. Di antara umat saleh, ada orang yang terlahir dengan jiwa yang sempit. Mereka perlu dihibur.

Dalam ayat 14 Paulus mendorong kita pula untuk menunjang yang lemah. Yang lemah di sini mungkin secara umum mengacu kepada orang yang lemah, entah dalam rohnya, jiwanya, tubuhnya, atau imannya (Rm. 14:1; 15:1). Kaum beriman di antara kita ada yang lemah. Boleh jadi lemah dalam tubuh atau dalam roh, dalam hati atau dalam tekad. Ada yang lemah dalam iman atau dalam doa. Apa yang akan kita perbuat terhadap orang-orang yang lemah ini? Menurut nasihat Paulus, kita perlu menunjang mereka.

Dalam ayat 15 Paulus melanjutkan, "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas yang jahat dengan yang jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang." Ini berarti, tidak peduli bagaimana orang lain memperlakukan kita, bahkan meskipun perlakuan mereka jahat, kita harus mengusahakan yang baik untuk mereka. Namun, tanpa bersabar, kita akan membalas kejahatan dengan kejahatan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 18

No comments: