Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 3:6, 10, 12-13; Mat. 5:8
Berita ini mengajak kita membahas makna
dari hati kita dikuatkan tanpa cela di dalam kekudusan. Satu Tesalonika 3:13 mengatakan,
"Kiranya Dia menguatkan (meneguhkan) hatimu, supaya tak bercacat dalam kekudusan,
di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua
orang kudus-Nya" (Tl.). Tiga
kata penting di sini adalah hati, tak bercacat, dan kekudusan. Apa artinya hati
kita diteguhkan supaya tak bercacat? Ungkapan ini tidaklah lazim. Sudah tentu peneguhan
ini bukan pekerjaan kita, melainkan pekerjaan Tuhan.
Dua Tesalonika
2:13 mengatakan, "Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena
kamu, Saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah sejak semula telah
memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran
yang kamu percayai." Ayat ini menyinggung penyelamatan di dalam
pengudusan, dan 1 Tesalonika 3:13 menyinggung tak bercacat dalam kekudusan.
Dalam kekudusan berbeda dengan dalam pengudusan. Tentu saja, kekudusan maupun pengudusan
mengacu kepada unsur yang kudus. Kekudusan mengacu kepada unsurnya sendiri, sedangkan
pengudusan mengacu kepada proses dijadikan kudus yakni proses dikuduskan. Suatu
proses berjalan terus membuat kita kudus; proses ini disebut pengudusan. Jadi,
berada dalam kekudusan ialah berada dalam unsur kudus, dan berada dalam pengudusan
ialah berada dalam proses dikuduskan.
Penyelamatan Allah berada dalam
pengudusan. Ini berarti bahwa penyelamatan Allah melibatkan proses yang terus-menerus,
yang melaluinya kita dijadikan kudus. Ketika proses ini terjadi, kita menikmati
kuasa penyelamatan Allah. Kekudusan ialah unsur sifat kudus Allah. Di dalam
unsur inilah kita tak bercacat.
Sekali lagi saya ambil ilustrasi yang
sederhana, yakni menyeduh teh. Teh adalah unsurnya, dan "penyeduhan" merupakan
proses pembuatan air teh. Misalkan, ada air secangkir. Untuk dijadikan air teh,
Anda perlu memasukkan sebungkus teh ke dalamnya. Ketika bungkusan teh baru
dimasukkan ke dalam air, nampaknya tidak ada perubahan. Hanya berbeda sedikit
dengan air tawar biasa. Namun setelah beberapa saat dan melalui proses
pengadukan, air tersebut menjadi air teh. Teh yang ditambahkan ke dalam air
telah berbaur dengan air. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa air tadi
mengalami proses penyeduhan teh. Akhirnya teh ada di dalam air, dan air ada di
dalam teh. Ini berarti unsur teh berbaur dengan air. Setelah penyeduhan ini,
teh dan air berpadu menjadi semacam minuman. Minuman ini disebut air teh.
Teh di dalam air adalah satu perkara, tetapi
air mengalami penyeduhan teh adalah perkara yang lain. Sama halnya, kita perlu
tak bercacat dalam unsur kekudusan, dan kita pun perlu mengalami proses pengudusan
agar kita dapat menikmati penyelamatan Allah tiap hari bahkan tiap saat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 20
No comments:
Post a Comment