Pembacaan
Alkitab: 2 Tes. 1:5-7; Rm. 14:17
Kerajaan
merupakan sasaran kehidupan orang Kristen. Hari ini kita menempuh hidup gereja
dengan sasaran pada suatu hari kita akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Perjanjian Baru menekankan salib, gereja, dan kerajaan. Salib menghasilkan gereja,
dan gereja mendatangkan kerajaan. Ketika kita menempuh hidup gereja, sasaran
kita adalah masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Dalam 1:5 Paulus mengatakan tentang "layak menjadi warga Kerajaan Allah". Hal ini
menyiratkan ada segolongan kaum beriman tidak terhitung layak menjadi warga
kerajaan. Agar terhitung layak menjadi warga kerajaan, iman kita perlu
bertumbuh, kasih kita bertambah, dan ketabahan kita tahan lama. Bagi hidup
gereja kita perlu memiliki kehidupan yang tersusun dari susunan dasar yang
meliputi iman yang bertumbuh, kasih yang bertambah, dan ketabahan yang tahan lama.
Jika kita mempunyai kehidupan demikian, kita akan terhitung layak menjadi warga
Kerajaan Allah.
Dalam ayat
5 Paulus juga berkata kepada orang-orang Tesalonika bahwa mereka sedang
menderita karena kerajaan. Perkataan ini bersangkutan dengan Kisah Para Rasul 14:22
yang mengatakan, "Bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami
banyak sengsara." Paulus memperingatkan
kaum saleh untuk menanggung penderitaan sebab kita perlu menderita agar dapat
masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Dalam ayat 6 Paulus berkata, "Sebab memang adil bagi Allah untuk
membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu." Ayat
ini menunjukkan bahwa Allah sedang menghakimi dan bahwa Ia akan menghakimi di kemudian
hari. Jangan mengira Allah tidak menghakimi hari ini. Adakalanya seolah-olah Allah
kita tidak aktif. Sebab itu kaum ateis mengatakan, "Di manakah Allah? Bagi
kita nampaknya tidak ada Allah dalam alam semesta ini. Kalau ada Allah, tentu Ia
sedang tidur atau pensiun." Tidak, Allah kini sedang menghakimi.
Ayat 7 mengatakan, "Dan untuk memberikan
kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan
Yesus dari dalam surga akan menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan
malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala."
Kata "kelegaan" di sini dalam
bahasa Yunani berarti pula kelepasan, perhentian, istirahat, kemerdekaan. Dalam
zaman ini, kaum beriman menderita aniaya dan kesukaran bagi Tuhan. Pada saat
Tuhan datang kembali, mereka akan dilepaskan dari penderitaan mereka dan akan
masuk ke dalam perhentian Tuhan, menikmati kemerdekaan perhentian.
Dalam ayat ini Paulus
mengatakan tentang penyataan diri Tuhan Yesus.Hari ini Tuhan ada di sini, namun
Dia tersembunyi. Kedatangan-Nya kembali akan merupakan penyataan diri-Nya.
Sekalipun alam semesta itu tidak terukur luasnya dalam dimensinya, bagi Tuhan
tidak ada perkara yang disebut jarak. Ia ada di mana-mana. Pada suatu hari,
pada kedatangan-Nya, Ia akan tidak tersembunyi, dan setiap orang akan
melihat-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Tesalonika, Buku 2, Berita 1
No comments:
Post a Comment