Hitstat

26 January 2015

1 Tesalonika - Minggu 12 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 4:9; 5:16-24


Dalam 1 Tesalonika 5:23 Paulus mengatakan, "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna tanpa cacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." Dalam berita yang lalu telah kita tunjukkan bahwa cara memelihara roh kita ialah pertama-tama menggunakannya untuk bersekutu dengan Allah. Menurut 5:16-18, kita perlu bersukacita, berdoa, dan mengucap syukur. Dengan berbuat demikian, roh kita pasti terlepas dari keadaan yang mati bahkan menjadi hidup. Kedua, kita memelihara roh kita dengan menjauhi segala kecemaran dan noda. Dalam berita ini kita akan lanjutkan pembahasan atas pemeliharaan jiwa dan tubuh kita.

Hati psikologis kita memiliki tiga pembuluh nadi utama, yang sekaligus merupakan tiga bagian jiwa kita, yakni pikiran, tekad, dan emosi. Penting sekali untuk mengetahui bagaimana menghilangkan sumbatan pada pembuluh nadi itu secara riil. Untuk menyingkirkan sumbatan pada hati (atau jantung) jasmani kita, dokter akan membukakan resep. Akan tetapi dalam banyak kasus diperlukan pembedahan untuk menyingkirkan sumbatan. Cara mencegah tersumbatnya ketiga pembuluh nadi utama hati psikologis kita ialah membuat pengakuan dosa yang tuntas kepada Tuhan. Dari pengalaman saya belajar bahwa kita perlu tinggal bersama Tuhan sejangka waktu untuk mengakui kekurangan, kegagalan, kesalahan, kekeliruan, pelanggaran, dan dosa-dosa kita.

Boleh jadi kita mengaku kepada Tuhan alangkah alamiahnya pengertian kita terhadap banyak hal. Mungkin juga Anda tidak merasakan bahwa pengertian Anda terhadap banyak hal begitu alamiah. Inilah alasannya Anda perlu menghadap Tuhan dan berkata, "Terangilah aku, ya Tuhan, dan singkapkanlah pikiranku. Singkapkanlah segala pikiranku. Bawalah pikiranku sepenuhnya ke dalam terang-Mu, ya Tuhan." Kemudian ikutilah sorotan dan singkapan itu untuk mengakui satu demi satu masalah yang di dalam pikiran Anda. Mungkin Tuhan menperlihatkan kepada Anda bahwa pengertian Anda mengenai hidup pernikahan dan kehidupan keluarga sangatlah alamiah. Mungkin pengertian Anda terhadap pasangan Anda, anak, dan urusan keluarga Anda selalu alamiah, tidak rohani sama sekali. Jika Tuhan menyingkapkan sedemikian di batin Anda, akuilah segera dan katakan, "Tuhan, ampunilah aku. Walaupun aku mengasihi-Mu, namun pengertianku tentang kehidupan pernikahan sama sekali alamiah. Lepaskan aku, ya Tuhan, dari pengertian alamiah ini dan singkirkanlah pengertian itu dari diriku." Inilah ilustrasi atas jenis pengakuan yang harus kita lakukan mengenai pikiran kita. Pengungkapan dan pengakuan semacam ini membutuhkan sejangka waktu yang cukup lama untuk tinggal bersama Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 24

No comments: