Pembacaan Alkitab: Flm. 1-16
Filemon
16 membuat hubungan ini menjadi sangat jelas. Mengenai Onesimus Paulus berkata,
"Bukan lagi sebagai budak, melainkan
lebih daripada budak, yaitu sebagai saudara seiman yang terkasih, bagiku sudah
demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan." Melalui
kelahiran kembali, Onesimus telah menjadi seseorang yang lebih daripada budak dan
bahkan lebih daripada orang merdeka, karena ia telah menjadi seorang saudara
yang terkasih. Sekarang Onesimus mempunyai hubungan dengan Filemon "baik
secara manusia maupun di dalam Tuhan": secara manusia sebagai seorang budak dan di dalam Tuhan sebagai seorang
saudara. Secara manusia, Onesimus adalah seorang saudara sebagai budak, dan di dalam
Tuhan ia adalah seorang budak sebagai saudara. Sebab itu, Filemon harus menerima
Onesimus dan merangkulnya dengan kasih dan akrab. Tentu saja ia bukan
menerimanya di dalam manusia lama, sistem sosial yang usang, melainkan di dalam
Kristus dan dalam manusia baru. Walaupun Onesimus masih tetap budak Filemon, di
dalam Kristus, ia telah menjadi saudara bagi Filemon. Dalam manusia baru,
Filemon harus menerima Onesimus sebagai saudara dan sebagai seseorang dengan
status yang sama. Di sini kita nampak rekomendasi Paulus mengenai seorang
saudara agar diterima di dalam manusia baru.
Dalam Surat Filemon tidak
disebutkan ungkapan "manusia baru". Tetapi bila kita mengamati
situasi yang digambarkan dalam surat ini, kita nampak bahwa Paulus sedang merekomendasi
seorang saudara bukan kepada gereja lokal di kota mereka berada pada saat itu, tetapi
kepada gereja lokal di kota yang jauh. Hal ini menunjukkan bahwa rekomendasi
Paulus berada di dalam alam manusia baru. Seperti yang telah kita tunjukkan,
hal ini dapat dibuktikan oleh Kolose 3:11 yang mengatakan bahwa di dalam manusia
baru tidak ada budak atau orang merdeka. Ketika Paulus sedang menulis surat kepada
Filemon, ia mungkin berpikir demikian, "Onesimus telah menjadi seorang saudara
yang terkasih di dalam Tuhan. Sekarang aku hendak merekomendasikan dia, seorang
budak, kepada seorang saudara yang adalah seorang merdeka. Aku ingin membantu
mereka berdua menyadari bahwa sebagai saudara mereka adalah sama. Yang seorang harus
diterima dan yang lainnya harus bersedia menerimanya." Ini adalah yang
saya maksudkan dengan mengatakan bahwa Surat Filemon adalah suatu ilustrasi
kesamaan status kaum beriman di dalam manusia baru.
Asalkan kita nampak bahwa kaum
beriman mempunyai status yang sama di dalam manusia baru, maka tidak akan ada
problem di antara kita mengenai derajat sosial, kebangsaan, atau ras. Kita tidak
akan mempunyai problem dengan orang-orang yang berlainan. Mereka yang
mendiskriminasikan orang-orang berarti tidak melaksanakan hidup gereja yang tepat.
Bila kita ingin memiliki hidup gereja yang sejati, kita harus menerima semua
orang kudus tanpa memandang ras, kebangsaan, atau derajat sosial. Suatu
kenyataan bahwa di banyak tempat kaum beriman tidak mau melakukan hal ini.
Akibatnya, mereka tidak dapat memiliki hidup gereja yang tepat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Filemon, Berita 2
No comments:
Post a Comment