Hitstat

22 May 2015

Filemon - Minggu 1 Jumat



Pembacaan Alkitab: Flm. 1-16


Filemon 16 membuat hubungan ini menjadi sangat jelas. Mengenai Onesimus Paulus berkata, "Bukan lagi sebagai budak, melainkan lebih daripada budak, yaitu sebagai saudara seiman yang terkasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan." Melalui kelahiran kembali, Onesimus telah menjadi seseorang yang lebih daripada budak dan bahkan lebih daripada orang merdeka, karena ia telah menjadi seorang saudara yang terkasih. Sekarang Onesimus mempunyai hubungan dengan Filemon "baik secara manusia maupun di dalam Tuhan": secara manusia sebagai seorang budak dan di dalam Tuhan sebagai seorang saudara. Secara manusia, Onesimus adalah seorang saudara sebagai budak, dan di dalam Tuhan ia adalah seorang budak sebagai saudara. Sebab itu, Filemon harus menerima Onesimus dan merangkulnya dengan kasih dan akrab. Tentu saja ia bukan menerimanya di dalam manusia lama, sistem sosial yang usang, melainkan di dalam Kristus dan dalam manusia baru. Walaupun Onesimus masih tetap budak Filemon, di dalam Kristus, ia telah menjadi saudara bagi Filemon. Dalam manusia baru, Filemon harus menerima Onesimus sebagai saudara dan sebagai seseorang dengan status yang sama. Di sini kita nampak rekomendasi Paulus mengenai seorang saudara agar diterima di dalam manusia baru.

Dalam Surat Filemon tidak disebutkan ungkapan "manusia baru". Tetapi bila kita mengamati situasi yang digambarkan dalam surat ini, kita nampak bahwa Paulus sedang merekomendasi seorang saudara bukan kepada gereja lokal di kota mereka berada pada saat itu, tetapi kepada gereja lokal di kota yang jauh. Hal ini menunjukkan bahwa rekomendasi Paulus berada di dalam alam manusia baru. Seperti yang telah kita tunjukkan, hal ini dapat dibuktikan oleh Kolose 3:11 yang mengatakan bahwa di dalam manusia baru tidak ada budak atau orang merdeka. Ketika Paulus sedang menulis surat kepada Filemon, ia mungkin berpikir demikian, "Onesimus telah menjadi seorang saudara yang terkasih di dalam Tuhan. Sekarang aku hendak merekomendasikan dia, seorang budak, kepada seorang saudara yang adalah seorang merdeka. Aku ingin membantu mereka berdua menyadari bahwa sebagai saudara mereka adalah sama. Yang seorang harus diterima dan yang lainnya harus bersedia menerimanya." Ini adalah yang saya maksudkan dengan mengatakan bahwa Surat Filemon adalah suatu ilustrasi kesamaan status kaum beriman di dalam manusia baru.

Asalkan kita nampak bahwa kaum beriman mempunyai status yang sama di dalam manusia baru, maka tidak akan ada problem di antara kita mengenai derajat sosial, kebangsaan, atau ras. Kita tidak akan mempunyai problem dengan orang-orang yang berlainan. Mereka yang mendiskriminasikan orang-orang berarti tidak melaksanakan hidup gereja yang tepat. Bila kita ingin memiliki hidup gereja yang sejati, kita harus menerima semua orang kudus tanpa memandang ras, kebangsaan, atau derajat sosial. Suatu kenyataan bahwa di banyak tempat kaum beriman tidak mau melakukan hal ini. Akibatnya, mereka tidak dapat memiliki hidup gereja yang tepat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filemon, Berita 2

No comments: