Pembacaan Alkitab: Titus 3:1-8
Suplai untuk hidup gereja terdiri dari kepercayaan orang-orang
pilihan Allah, pengenalan penuh akan kebenaran yang sesuai dengan ibadah, dan
pengharapan hayat yang kekal (1:1-2). Hayat yang kekal khususnya adalah suplai
yang membuat kita sanggup menempuh hidup gereja. Firman pemberitaan (1:3)
adalah aspek lain lagi dari suplai untuk hidup gereja yang tepat.
Suplai untuk kehidupan keluarga yang tepat meliputi
ajaran yang sehat (2:1), pemberitaan yang sehat (2:8), dan sehat dalam iman, dalam
kasih, dan dalam kesabaran (2:2). Untuk satuan keluarga kita memerlukan suplai
ajaran yang sehat dan perkataan yang sehat. Kata "pemberitaan" dalam
2:8 mengacu kepada percakapan sehari-hari kita yang biasa, misalnya percakapan di
meja makan. Jika perkataan kita sehat, perkataan itu akan menyuplai kita supaya
kita memiliki kehidupan keluarga yang tepat.
Kita telah nampak bahwa dalam 2:9-15 Paulus
berpesan kepada para budak agar bertingkah laku dengan baik dalam sistem sosial
perbudakan. Hal ini menunjukkan kita perlu memiliki sikap yang tepat terhadap masyarakat.
Tetapi apakah suplai untuk kehidupan dalam sistem sosial yang ada? Suplai ini
adalah anugerah Allah yang sudah nyata, membawakan keselamatan bagi semua orang
dan mengajar kita agar hidup bijaksana, adil, dan beribadah dalam zaman ini sambil
menantikan pengharapan yang penuh bahagia, penampakan kemuliaan Allah yang
Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus (2:11-13). Melalui suplai ini kita
dapat memuliakan ajaran Allah Juruselamat kita dalam segala hal.
Titus
2:11 mengatakan bahwa anugerah Allah menyelamatkan semua manusia; Titus 3:7
mengatakan bahwa kita dibenarkan oleh anugerah Tuhan. Tetapi ayat 5 mengatakan bahwa
karena rahmat-Nya Allah menyelamatkan kita. Rahmat Allah menjangkau kita lebih jauh
daripada anugerah-Nya. Keadaan kita yang kasihan menciptakan suatu kesenjangan yang
lebar di antara kita dengan anugerah Allah. Yang menjembatani kesenjangan ini
dan membawa kita kepada keselamatan oleh anugerah-Nya adalah rahmat Allah.
Perhatikan
bahwa dalam 3:4-5 Paulus tidak berbicara tentang anugerah, tetapi berbicara
tentang kemurahan, kasih, dan rahmat. Kasih adalah sumber anugerah. Dalam hati
Bapa ada kasih. Tetapi ketika kasih ini diekspresikan melalui Putra, ia menjadi
anugerah.
Kemurahan
Allah adalah sikap Allah dalam memberi kita anugerah. Kita mungkin memberikan
pemberian kepada seseorang tanpa sikap yang benar. Misalnya, saya mungkin memberikan
pemberian yang berharga kepada seorang saudara, tetapi memberinya dengan sikap
yang agak kasar, tidak peka. Di pihak lain, saya memberinya dengan cara yang
mengekspresikan sikap yang murah hati. Sikap Allah sewaktu memberikan anugerah
kepada kita adalah murah hati.
Bila
kita memiliki rahmat, kasih, dan kemurahan, secara otomatis kita memiliki anugerah.
Allah dan Bapa kita telah menyatakan kepada kita kasih, rahmat, dan kemurahan.
Melalui hal-hal inilah Ia menyelamatkan kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 5
No comments:
Post a Comment