Pembacaan Alkitab: Titus 3:9-15
Dalam 3:7 Paulus berkata bahwa kita menjadi ahli waris
sesuai dengan pengharapan hayat yang kekal, sedangkan dalam 1:1-2 ia berkata
bahwa ia menjadi rasul berdasarkan pengharapan hayat yang kekal. Hayat yang
kekal ini sangat besar artinya bagi Paulus. Ini juga mempunyai arti yang sangat
besar bagi kita sebagai kaum beriman. Mengapa Paulus menggunakan kata "berdasarkan"
ketika membicarakan dirinya sendiri dan kata "menurut" (sesuai dengan
LAI) ketika membicarakan kita? Fakta bahwa ia menggunakan
"berdasarkan" atas dirinya sendiri menunjukkan bahwa ia telah
mengalami pengharapan hayat yang kekal. Akan tetapi karena kita belum masuk ke dalam
pengalaman ini sedemikian rupa, ia mengatakan bahwa kita adalah ahli waris
menurut pengharapan hayat yang kekal. Sebagai orang beriman yang matang, Paulus
mengalami pengharapan tersebut. Ia berada di dalamnya. Tetapi, bagi sebagian besar
dari kita, pengalaman ini terbentang di depan kita. Karena itu, kita adalah
ahli waris menurut pengharapan ini.
Dalam 3:9 Paulus meneruskan, "Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan bodoh,
persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua
itu tidak berguna dan sia-sia belaka. Persoalan-persoalan di sini ditimbulkan oleh
silsilah-silsilah (1 Tim. 1:4); percekcokan berasal dari persoalan-persoalan dan
silsilah-silsilah. Pertengkaran dalam bahasa aslinya juga berarti berperang. Ini
disebabkan oleh opini yang berbeda yang muncul dari pengkajian hukum Taurat
yang menyimpang dan berbau mitologis. Hukum Taurat dalam ayat ini mengacu
kepada hukum Taurat orang Yahudi yang digunakan oleh pengikut ajaran Gnostik Yahudi.
Ajaran yang didirikan untuk menentang kemurnian Injil. Persoalan-persoalan,
silsilah-silsilah, percekcokan, dan pertengkaran semuanya adalah sia-sia, tidak
bertujuan, tanpa hasil positif apa pun.
Hal-hal
positif yang ditekankan dalam ayat 4-8 harus diberitakan dengan tegas dan
konsisten, seperti Allah Juruselamat kita, Yesus Kristus Juruselamat kita, Roh
Kudus, kemurahan, kasih, rahmat, anugerah, dan hayat yang kekal, beserta tindakan-Nya
yang membenarkan, menyelamatkan, menyucikan, melahirkan kembali, dan
memperbarui. Semua ini adalah Allah Tritunggal dengan atribut dan
kebajikan-Nya, ditambah dengan tindakan ilahi-Nya dalam keselamatan kekal.
Hal-hal ini adalah perkara hayat, milik pohon hayat (Kej. 2:9), dan
menghasilkan ahli-ahli waris yang akan mewarisi semua apa adanya Allah bagi
mereka. Hal-hal negatif yang dibahas dalam ayat 9-11 harus dihindari, seperti
persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan,
pertengkaran mengenai hukum Taurat, dan orang-orang yang bergolong-golong dan beropini.
Hal-hal itu berasal dari pengetahuan yang mematikan, milik pohon pengetahuan,
dan membunuh korbannya.
Perkataan
Paulus tentang menghindari persoalan-persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh,
persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran berhubungan dengan apa yang ia
katakan tentang mengajarkan ajaran lain dalam 1 Timotius 1. Ajaran-ajaran yang
berbeda telah mulai menjalar ke dalam gereja, dan Paulus berpesan kepada Titus
agar menghindarinya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 6
No comments:
Post a Comment