Pembacaan
Alkitab: Ibr. 1:1-2
Ketika kita memberitakan firman hidup, dengan sendirinya kekuatan
ada di sini. Kekuatan ini bukan kekuatan yang sesaat, tidak seperti jamur yang
tumbuh dalam semalaman, melainkan yang senantiasa bertumbuh terus. Dalam tahun‑tahun
ini saya telah melihat banyak pergerakan yang seperti jamur. Dalam satu malam
ada seratus orang bertobat, tetapi dua bulan kemudian, tersisa tidak seberapa.
Sekarang yang kita kerjakan dengan susah payah sama dengan menanam sebutir
biji anyelir. Lewat dua minggu seperti tidak terjadi apa‑apa, tetapi kemudian
lambat laun muncullah semainya yang hijau. Akhirnya ia berbunga, berbiji, dan
lahir generasi keduanya. Itulah kekuatan hayat. Sekarang kita tahu mengapa
Allah berbicara. Ia berbicara untuk menerangi, menghidupkan, dan memberikan
kekuatan.
Allah berbicara dalam dua tahap : kepada nenek moyang dan kepada
kita. Dulu, Ia berbicara kepada nenek moyang; pada hari‑hari terakhir ini, Ia
berbicara kepada kita. Sebelum Ia berbicara kepada manusia, Ia berbicara kepada
kekosongan. Karena ketika itu segala sesuatu belum ada maka Ia berbicara kepada
kekosongan. Begitu Ia berbicara yang tidak ada lalu menjadi ada (Rm. 4:17). Ia
berfirman, "Jadilah terang!" Lalu terang itu jadilah. Alam semesta
ini dijadikan oleh pembicaraan‑Nya atau firman‑Nya (Ibr. 11:3). "Sebab
Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya
ada" (Mzm. 319).
Setelah manusia tercipta, Allah lalu berbicara kepada para nenek
moyang.
Kata "pada zaman akhir ini" yang tercantum dalam Ibrani
1:2 dapat juga diartikan sebagai "pada hari‑hari yang terakhir ini",
suatu ungkapan bahasa Ibrani yang menandakan akhir zaman bukum Taurat, ketika
Mesias diperkenalkan (Yes. 2:2; Mi. 4:1).
Pada akhir zaman ini Allah berbicara di dalam Putra, bahkan terus
berbicara di dalam Putra.
Putra adalah Firman (Yoh. 1:1; Why. 19:13). "Pada mulanya
ada Firman ... Firman itu adalah Allah." Ia adalah firman Allah untuk
pembicaraan Allah. Putra sepenuhnya adalah firman untuk pembicaraan Allah.
Sebagai Firman, Putra terutama untuk menyatakan Allah Bapa (Yoh.
1:18), yakni mengumumkan, menjelaskan, mengekspresikan, serta mewahyukan
Allah. Semakin banyak Putra berbicara, semakin banyak pula Allah dinyatakan
dan diwahyukan.
Seluruh pribadi Putra adalah pembicaraan ilahi. Ia adalah firman
Allah, juga pembicaraan Allah, yang terus-menerus menyampaikan hayat kepada
kita. Sebagai Firman, Ia membawakan hayat dan senantiasa menyampaikan hayat
kepada kita. Ketika kita menerima Dia, kita menerima hayat.
Sebagai firman ilahi untuk pembicaraan ilahi, Putra mewahyukan
realitas melalui Roh itu (Yoh. 16:12‑15). Realitas adalah seluruh adanya
Allah terhadap kita. Realitas ini diwahyukan oleh Putra sebagai Firman melalui
Roh itu.
Hari ini Putra sebagai Roh yang berbicara sedang berbicara
bersama gereja‑gereja. Ia tidak hanya berbicara kepada gereja‑gereja, tetapi
juga berbicara bersama gereja‑gereja. Wahyu 22:17 mengatakan, "Roh dan
pengantin perempuan itu berkata, Marilah!. Pada permulaan Kitab Wahyu dikatakan
bahwa Roh berbicara kepada gereja‑gereja, tetapi pada akhir Kitab Wahyu Roh
berbicara bersama gereja‑gereja, karena Roh yang berbicara itu sudah bersatu
padu dengan gereja. Haleluya! Demikianlah pembicaraan Allah!
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 2
No comments:
Post a Comment