Pembacaan Alkitab: Titus 1:10-16
Dalam ayat 14 Paulus juga menyebutkan
"perintah-perintah manusia yang berpaling dari kebenaran". Menurut ayat
berikutnya, perintah-perintah orang yang bidah ini pasti berkaitan dengan
ajaran melarang makan daging, dan memakai barang yang Allah sediakan untuk
dipakai manusia (lihat 1 Tim. 4:13; Kol. 2:20-22). Ini bukan perintah dari
pengekang nafsu (aliran pertapaan), melainkan perintah dari penganut Gnostik
yang semula. Yang dianut oleh aliran Gnostik adalah teosofi, tentang Allah dan alam
semesta, dan berdasar pada konsep mistis. Itu adalah teori tentang pemahaman akan
Allah dan roh-roh, yaitu filsafat atau semacam mistik yang menggunakan sarana fisik
untuk berhubungan dengan Allah dan roh-roh. Ini berasal dari sumber Yahudi,
mungkin ada beberapa bersumber pada hukum Taurat Musa.
Dalam ayat 15 Paulus meneruskan, "Bagi
orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu
pun tidak ada yang suci, karena baik akal budi maupun suara hati mereka
najis." Pernyataan, "bagi orang suci semuanya suci", pasti
adalah pepatah orang Kristen. Rasul mengutipnya untuk mendebat
perintah-perintah manusia (ayat 14), yaitu ajaran hukum tentang melarang beberapa
aktivitas, melarang makan beberapa makanan (1 Tim. 4:3-5; Rm. 14:20).
Paulus berkata bahwa bagi mereka yang
najis (atau tercemar) dan tidak beriman, tidak ada suatu pun yang suci, bahkan akal
budi maupun suara hati mereka najis. Pikiran adalah bagian utama dari jiwa
kita; suara hati (hati nurani) adalah bagian utama roh kita. Kalau pikiran kita
tercemar; dengan sendirinya jiwa kita tercemar; kalau hati nurani kita
tercemar, roh kita tidak bisa terhindar dari tercemar. Kesemuanya ini dikarenakan
tidak percaya. Iman kita bisa menyucikan kita (Kis. 15:9).
Dalam ayat 16 Paulus melanjutkan, "Mereka mengaku mengenal
Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan
tidak taat dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik." Kata
tidak sanggup dapat juga diterjemahkan yang layak disingkirkan, yang tidak berharga,
tidak bersyarat. Bahasa aslinya berarti tidak tahan uji.
Sama seperti para penatua dalam gereja-gereja di Kreta harus
waspada terhadap pengaruh agama Yahudi dan aliran Gnostik dan tidak mengizinkan
ajaran-ajaran yang berbeda menyusup masuk ke dalam hidup gereja, kita juga
perlu waspada terhadap berbagai aliran hari ini, termasuk mereka yang mengaku sebagai
aliran kekristenan. Kita juga harus berjaga-jaga terhadap kemunafikan dan cerita
dangkal dan takhayul yang beredar di antara banyak orang Kristen. Jika hal-hal
itu terbawa masuk ke dalam pemulihan Tuhan, akan menimbulkan kesulitan. Hidup
gereja yang murni hanya terbangun atas ajaran sehat dari para rasul. Inilah
alasan Paulus mengatakan bahwa penatua harus berpegang pada ajaran tersebut,
supaya mereka sanggup menasihati dengan ajaran sehat. Ajaran dalam ayat 9
mengacu kepada ajaran para rasul (Kis. 2:42), yang akhirnya menjadi Perjanjian
Baru. Ajaran para rasul adalah ajaran sehat. Gereja-gereja didirikan menurut
ajaran para rasul dan mengikuti ajaran para rasul. Selanjutnya, ketertiban gereja
terpelihara oleh perkataan yang benar yang diberikan sesuai dengan ajaran ini. Pada
permulaan hidup gereja, ketika kaum beriman membicarakan tentang ajaran, setiap
orang menyadari bahwa ajaran ini adalah ajaran para rasul. Di Yerusalem orang-orang
yang menerima Tuhan Yesus dan ditambahkan kepada gereja bertekun dalam ajaran
dan persekutuan para rasul.
Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 2
No comments:
Post a Comment