Pembacaan Alkitab: Titus 3:9-15
Ministri
Tuhan bukanlah ajaran perorangan. Ministri ini adalah ajaran tentang ekonomi
Perjanjian Baru Allah. Hal ini berarti ministri Tuhan adalah ajaran sehat yang
mengungkapkan kepada kita ekonomi Perjanjian Baru.
Tujuan pemulihan Tuhan bukan untuk memulihkan
kebenaran-kebenaran doktrinal. Tujuan pemulihan adalah untuk membawa kita kembali
kepada ekonomi Perjanjian Baru Allah, yang adalah Kristus dan gereja. Apa yang
Tuhan inginkan dari kita dan yang kita sendiri perlukan adalah seluruh diri
kita difokuskan pada ekonomi Allah. Dalam pemulihan Tuhan, kita harus sepenuhnya
memperhatikan Kristus dan gereja.
Ketika kita mengarahkan perhatian kita kepada ekonomi
Allah mengenai Kristus dan gereja, kita harus menghindari ajaran-ajaran yang
berbeda. Ajaran-ajaran itu bisa jadi sangat alkitabiah, dan beberapa pengkhotbah
mungkin membicarakannya dengan cara yang fasih dan menarik. Akan tetapi, kita
harus nampak jelas apakah pembicaraan itu berintikan Kristus dan gereja, apakah
pembicaraan itu menguatkan kaum beriman untuk memperhidupkan Kristus dan
mempraktekkan hidup gereja atau tidak. Seseorang bisa saja menyampaikan suatu
berita bagus mengenai kasih dari 1 Korintus 13. Akan tetapi, jika ia belum
nampak visi ekonomi Perjanjian Baru mengenai Kristus dan gereja, maka beritanya
yang menggugah mengenai kasih pun bisa menjadi pengalih perhatian. Semakin ia
menjabarkan 1 Korintus 13, orang-orang yang mendengarkannya semakin teralih perhatiannya
dari Kristus dan hidup gereja. Mereka malah melulu memperhatikan hal-hal tentang
kasih.
Titus 3:10-11 mengatakan, "Seorang yang menyebabkan perpecahan
(bergolong-golong), apabila sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau
jauhi. Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan
dosanya menghukum dirinya sendiri." Orang yang bergolong-golong, pemecah belah,
yang menyebabkan perpecahan adalah bidah, yang menyebabkan perpecahan dengan
membentuk golongan-golongan dalam gereja berdasarkan opininya sendiri. Ajaran Gnostik
Yahudi yang disinggung dalam ayat sebelumnya tentu berhubungan dengan hal ini.
Perpecahan tersebut berdasar pada ajaran-ajaran yang berbeda. Inilah sebabnya
ayat 10 mengikuti ayat 9. Kaum beriman tertentu mungkin berpegang teguh pada ajaran
hukum Taurat dan dengan demikian terjadilah perpecahan.
Paulus
memberi tahu kita bahwa orang-orang yang bergolong-golong menghukum dirinya
sendiri. Ketika orang yang bergolong-golong itu tinggal sendirian, di lubuk
batinnya ia akan merasakan perasaan terhukum. Ia tahu bahwa ia tidak mempunyai
damai yang sejati. Dengan lidahnya ia bisa saja mengatakan bahwa ia tidak terhukum,
tetapi di lubuk batinnya ia mempunyai pertanyaan-pertanyaan dan perasaan yang tidak
enak. Beberapa orang yang meninggalkan pemulihan Tuhan berargumentasi dengan
seru tentang macam-macam hal. Tetapi di lubuk batin mereka, mereka tidak memiliki
damai yang sejati. Sebaliknya, mereka merasa terhukum sendirian. Jika mereka
tidak memiliki perasaan terhukum di lubuk batinnya, mereka tidak akan berjuang
untuk membela diri sendiri guna meyakinkan orang lain bahwa mereka benar. Usaha
mereka dalam membela diri adalah tanda terhukumnya diri mereka sendiri.
Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 6
No comments:
Post a Comment