Pembacaan Alkitab: Titus 2:9-15
Dalam ayat 13 Paulus berbicara tentang kemuliaan Allah
yang Mahabesar, yaitu kemuliaan Bapa (Mat. 16:27) yang telah diberikan kepada Anak
(Yoh. 17:24) dan yang ke dalamnya kita akan dibawa sebagai anak-anak Allah
(Ibr. 2:10). Dengan hikmat-Nya, Allah telah menetapkan kita sebelum dunia
dijadikan untuk kemuliaan ini (1 Kor. 2:7), dan Allah sumber segala anugerah telah
memanggil kita dan menyelamatkan kita ke dalam kemuliaan kekal (1 Ptr. 5:10; 2
Tim. 2:10). Kemuliaan ini sangat unggul dan kekal (2 Kor. 4:17), dan dengan
kemuliaan ini kita akan dimuliakan (Rm. 8:17, 30). Penyataan kemuliaan Kristus,
Allah kita yang Mahabesar dan Juruselamat kita, adalah pengharapan yang penuh
bahagia yang kita nanti-nantikan.
Dalam ayat 13 Paulus berbicara tentang "Allah Mahabesar
dan Juruselamat kita Kristus Yesus". Abad demi abad, terdapat dua macam penafsiran
mengenai gelar yang ilahi, sangat suci, ajaib, dan mengagumkan ini: (1) mengacu
kepada dua persona, Allah dan Kristus; (2) hanya ada satu persona, Yesus
Kristus sebagai Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita, dengan demikian menegaskan
status ke-Allahan Kristus. Kita memilih penafsiran yang kedua. Ini sesuai dengan
dua gelar ilahi yang diwahyukan pada saat Kristus dilahirkan: Yesus--Yehova
Juruselamat, dan Imanuel--Allah beserta kita (Mat. 1:21-23). Tuhan kita bukan
hanya Juruselamat kita, tetapi juga Allah; dan bukan sekadar Allah, bahkan Allah
yang Mahabesar. Dia Allah yang Mahabesar dalam sifat, kemuliaan, kekuasaan,
kekuatan, perbuatan, kasih, anugerah, dan dalam setiap atribut ilahi. Dalam 1
Timotius 2:5 Tuhan kita diwahyukan sebagai manusia; di sini diwahyukan sebagai
Allah yang Mahabesar. Dia adalah manusia, juga Allah. Penyataan-Nya dalam
kemuliaan ilahi-Nya bukan hanya untuk menyelamatkan umat-Nya ke dalam Kerajaan
kekal-Nya, tetapi juga untuk membawa mereka ke dalam kemuliaan kekal Allah
(Ibr. 2:10; 1 Ptr. 5:10). Jadi, penyataan-Nya dalam kemuliaan-Nya adalah
pengharapan kita yang penuh bahagia.
Kita akan bahagia atau tidak pada saat penampilan Tuhan
tergantung pada kehidupan kita sebagai orang Kristen hari ini. Menurut Matius
25, semua hamba Tuhan akan menyerahkan perhitungan kepada-Nya pada saat
kedatangan-Nya. Kepada beberapa orang Tuhan akan berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang
baik dan setia; engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu"
(Mat. 25:21). Tetapi kepada yang lain Tuhan akan menegurnya sebagai hamba-hamba
yang jahat dan malas (ayat 26). Hamba yang jahat dan malas bukanlah orang yang
tidak percaya atau kaum beriman palsu. Bagaimana bisa orang yang bukan beriman sejati
di dalam Tuhan menerima talenta dari Dia, dan bagaimana seorang beriman palsu
bisa bertemu dengan Tuhan pada takhta penghakiman-Nya di angkasa? Tidak mungkin.
Hanya kaum beriman sejatilah yang dibicarakan di sini.
Dalam
ayat 14 Paulus berkata bahwa Kristus "telah menyerahkan diri-Nya bagi
kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi
diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik." Membebaskan kita berarti membeli dengan
membayar harga (1 Kor. 6:20; 1 Ptr. 1:18-19; 1 Tim. 2:6). Kristus menyerahkan diri-Nya
bagi kita bukan hanya agar Dia menebus kita dari segala kejahatan, tetapi juga
menguduskan bagi diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri. Umat milik-Nya sendiri adalah
suatu ungkapan yang dikutip dari Perjanjian Lama (Ul. 7:6; 14:2; 26:18),
mengacu kepada umat milik Allah sebagai harta-Nya yang khas dan satu-satunya
(Kel. 19:5), milik-Nya sendiri (1 Ptr. 2:9).
Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 4
No comments:
Post a Comment