Pembacaan Alkitab: Flm. 16-18
Cara Paulus memberitakan Injil
berbeda dengan cara kebanyakan orang Kristen memberitakan Injil pada hari ini.
Paulus menganggap pemberitaan Injilnya sebagai tindakan melahirkan. Karena itu,
Paulus menyebut Onesimus sebagai anak yang "dilahirkan" (didapat;
LAI) dalam belenggunya. Pemberitaan Paulus meliputi proses mengandung dan melahirkan.
Ini menunjukkan bahwa dalam pemberitaan Injilnya, Paulus menyuplaikan hayat
ilahi ke dalam orang lain. Hayat kekal Allah yang diberikan atau ditanamkan ke
dalam Onesimus membuatnya dilahirkan kembali sebagai anak rohani Paulus dan
saudara dalam Kristus. Ketika kita memberitakan Injil hari ini, kita juga harus
memberitakan dengan cara melahirkan, dengan cara menyalurkan Kristus sebagai
hayat ilahi ke dalam orang-orang yang kita injili.
Selain itu, setelah melahirkan anak
ini, Paulus tidak menelantarkannya atau meninggalkannya sebagai yatim piatu dan
menyerahkannya kepada orang lain untuk dirawat. Karena anak ini begitu manis
baginya, Paulus menjaganya dan menyayanginya. Bahkan ia menyebutnya "buah
hatiku". Para ibu sering memiliki perasaan demikian terhadap anak mereka.
Kalau anak itu diambil dari mereka, seolah-olah jantung atau buah hati sang ibu
dirampas orang. Apakah Anda memiliki perasaan semacam ini terhadap orang yang Anda
bawa kepada Tuhan? Mungkin kita kurang memiliki perasaan semacam ini. Namun,
Paulus menganggap Onesimus bukan hanya anaknya, tetapi juga buah hatinya. Jadi
dengan mengirimkan anaknya kepada Filemon berarti Paulus juga mengirimkan buah
hatinya kepada Filemon. Perhatian yang sangat indah!
Walaupun Paulus memiliki perhatian
yang penuh kasih sedemikian terhadap anaknya, ia sadar bahwa ia bukan orang
yang tepat untuk memeliharanya. Karena Onesimus adalah budak yang lari dari
tuannya, ia harus kembali kepada tuannya. Mungkin saja Onesimus telah mencuri
sesuatu milik Filemon. Ayat 18 mungkin menunjukkan hal ini "Kalau dia sudah merugikan engkau ataupun
berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku." Onesimus mungkin
bukan hanya menipu, merugikan Filemon, mungkin ia telah mencuri barang yang
berharga.
Di sini
kita nampak bahwa Paulus mengharapkan hubungan insani antara Onesimus dengan
Filemon diperbaiki. Setelah kita membawa satu orang dosa kepada Tuhan,
mula-mula kita harus menganggapnya sebagai anak rohani kita dan kemudian
membantu dia memperbaiki hubungannya. Misalnya, kalau seseorang bersalah kepada
orang tuanya, kita harus membantunya berdamai dengan orang tuanya. Kalau seorang
istri bersalah kepada suaminya, atau sebaliknya, kita harus membantu istri atau
suami itu memulihkan hubungan yang tepat dengan pasangan masing-masing. Ini adalah
prinsip yang penting.
Ketika mengirimkan
budak yang lari ini kembali kepada tuannya, Paulus, seorang penulis yang
unggul, meminta kasih Filemon. Dalam ayat 5-6 Paulus mengatakan, "Karena aku mendengar tentang
kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus .
pengetahuan akan segala yang baik di antara kita untuk Kristus."
Karena dalam surat ini Paulus meminta kasih Filemon, ia menuliskan kasih
mendahului iman dalam ayat 5.
Sumber: Pelajaran-Hayat Filemon, Berita 1
No comments:
Post a Comment