Pembacaan Alkitab: Titus 3:9-15
Iman dan kasih adalah dua kebajikan yang unggul
dan tidak terpisahkan dari kaum beriman dalam Kristus. Iman diberikan Allah kepada
kita (lihat catatan 16 dalam 2 Ptr. 1) agar melaluinya kita dapat
menerima Kristus (Yoh. 1:12), jelmaan Allah Tritunggal (Kol. 2:9), dan supaya
kita masuk ke dalam Allah Tritunggal dan bersatu dengan Dia, memiliki Dia sebagai
hayat, suplai hayat, dan segala sesuatu kita. Kasih berasal dari iman yang ajaib
semacam itu dan memungkinkan kita menampilkan segala kekayaan Allah Tritunggal
dalam Kristus bersama orang-orang yang percaya ke dalam Kristus, agar Allah
Tritunggal -- Bapa, Anak, dan Roh -- mendapatkan penyataan yang mulia. Iman adalah
untuk mengapresiasi, merealisasi, dan menerima kekayaan yang tidak terbatas dari
Allah Tritunggal; kasih adalah untuk mengalami, menikmati, dan menampilkan
kekayaan yang tidak terukur dari Allah Tritunggal. Iman membuat kaum beriman
bisa bersatu dengan Allah Tritunggal, yang merupakan segala sesuatu bagi mereka;
kasih membuat kaum beriman bisa melayankan dan menyalurkan Allah Tritunggal kepada
sesama orang beriman sehingga dalam iman yang demikian ajaib dan berkuasa,
semua orang beriman dapat saling mengasihi dengan kasih yang ilahi dan unggul, serta
menempuh hidup yang korporat di dalam Kristus. Dengan demikian Tubuh Kristus terwujud
dan Allah Tritunggal yang melalui proses ternyatakan hari ini di bumi dalam
Kristus yang almuhit melalui Roh pemberi-hayat yang tidak terukur.
Iman yang ajaib dan kasih yang sangat
unggul ini berasal dari Allah Tritunggal yang sangat ingin bersatu dengan kita untuk
menjadi segala sesuatu kita. Allah Tritunggal ini melalui proses inkarnasi, penyaliban,
kebangkitan dari maut, dan kenaikan ke surga di tempat tinggi, dan rampung
sempurna sebagai Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45). Roh hayat ini (Rm. 8:2), yang
meliputi keilahian, keinsanian, dan penyaliban Kristus, kebangkitan Kristus, dan
kenaikan Kristus, dan merupakan realitas Kristus yang almuhit (Yoh. 14:16-20),
justru tinggal di dalam roh kita yang dilahirkan kembali (Rm. 8:16; 2 Tim. 4:22).
Ketika kita mengontak Allah Tritunggal ini melalui doa menengadah kepada-Nya
dengan menggunakan roh kita, yang dulu mati dan sekarang dihidupkan kembali, Dia
segera menginfuskan diri-Nya ke dalam kita dengan berbagai cara untuk menjadi iman
di dalam kita terhadap diri-Nya dan kasih di luar kita terhadap orang-orang
milik-Nya. Iman dan kasih semacam ini adalah realitas dan penyataan (1 Yoh.
4:8, 16) Allah Tritunggal -- Bapa, Anak, dan Roh -- yang kita percaya, sembah, dan
terima, juga adalah anugerah yang kaya yang diberikan kepada kita dalam Kristus
oleh Allah Tritunggal (1 Tim. 1:14), bukan hanya menjadi daya gerak dan
penyataan hayat rohani kita, tetapi juga menjadi penutup dada kita (1 Tes.
5:8), yang menutup dan melindungi bagian penting dari diri kita. Dengan iman
yang demikianlah kita menerima dan menikmati hayat ilahi yang diwahyukan dan
disajikan kepada kita dalam seluruh Kitab Injil Yohanes (Yoh. 3:16, 36) dan dengan
kasih semacam inilah kita mengasihi Tuhan dan orang-orang milik-Nya (Yoh.
21:15-17; 13:34-35). Iman dan kasih semacam ini saling berhubungan dan berjalan
seiring. Kasih datang dari iman, dan iman bekerja serta beroperasi melalui
kasih (Gal. 5:6). Kasih dan iman memungkinkan kita mengasihi Tuhan kita dalam
ketidakbinasaan sehingga kita dapat memiliki hidup gereja yang menang (Ef. 6:23-24)
untuk perampungan ekonomi Perjanjian Baru Allah dalam Kristus bagi gereja.
Karena itu, dalam iman inilah kita bisa menyenangkan hati Allah (Ibr. 11:6),
dan dalam kasih ini kita diberkati oleh Tuhan (1 Kor. 16:22). Semoga kasih dan
iman ini dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara-saudara (Ef.
6:23).
Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 6
No comments:
Post a Comment