Pembacaan
Alkitab: Ibr. 1:4-7
Tujuan Surat Ibrani adalah memperlihatkan kepada kaum beriman Ibrani
bahwa keselamatan Allah itu lebih unggul daripada Yudaisme. Yang dimegahkan
Yudaisme adalah Allah, malaikat‑malaikat, Musa, Imam Besar Harun, dan
Perjanjian Lama dengan pelayanan‑pelayanannya. Penulis menggunakan kelima hal
itu sebagai dasar perbandingan. Mula‑mula penulis menunjukkan bahwa dalam keselamatan
Allah, hal pertama yang unggul bukan hanya Allah, juga Allah yang terekspresi,
yaitu Allah Putra (L23, 5, 8‑12). Kemudian dia menyingkapkan bahwa Kristus lebih
unggul daripada malaikat‑malaikat (1:4‑2:18), daripada Musa (3:1‑6), daripada
Harun (4:14‑7:28), bahkan perjanjian hayat yang baru yang dibuat‑Nya lebih
unggul daripada perjanjian huruf‑huruf perjanjian yang lama (8:1‑10:18).
Perbandingan pertama yang diketengahkan surat ini adalah Allah
dalam karunia keselamatan dengan Allah dalam agama Yahudi. Agama Yahudi memang
memiliki Allah yang sejati, namun dalam Yudaisme, Dia itu Allah yang
tersembunyi. Sebaliknya, dalam karunia keselamatan, Allah terekspresikan. Allah
yang terekspresi ini adalah Allah Putra. Allah Putra adalah ekspresi Allah.
Sebelum beroleh selamat, sewaktu masih dalam agama Yahudi, Rasul Yohanes tidak
dapat mengatakan, "Kita telah melihat kemuliaanNya." Tetapi sewaktu
ia menulis Injil Yohanes, ia mengatakan, "Pada mulanya ada Firman ...
Firman itu adalah Allah." Firman yang adalah Allah telah menjadi manusia,
dan kita telah melihat kemuliaan‑Nya." Lebih lanjut dikatakan dalam
Yohanes 1:18, "Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya."
Dalam Surat 1 Yohanes disebutkan bahwa Allah yang menjadi hayat kita ini adalah
"Yang telah kami dengar, yang telah kami 1ihat dengan mata kami, yang
telah kami saksikan, dan yang kami raba dengan tangan kami." (1:1).
Inilah Allah yang ada dalam, karunia keselamatan-Nya. Dalam agama Yahudi Allah
itu sejati, namun tersembunyi; sedangkan dalam, karunia keselamatan, Allah itu
terekspresikan.
Dalam memulai Surat Kirimannya, penulis Kitab Ibrani menunjukkan
bahwa Allah orang Ibrani yang sejati jauh lebih baik daripada Allah di dalam
agama Yahudi yang usang. Dia bukan hanya Allah Bapa, tetapi juga Allah Putra.
Dua konsepsi ini terdapat dalam Yesaya 9:5, " . . seorang Putra telah
diberikan untuk kita ... dan nama‑Nya disebutkan orang ... Allah yang Perkasa,
Bapa yangkekal." Seorang Putra telah diberikan untuk kita, namun nama‑Nya
disebut Bapa kekal. Bapa itu adalah Putra yang sekarang dikaruniakan kepada
kita. Bapa adalah mengacu kepada apa adanya Dia, sedang Putra adalah mengacu
kepada Dia telah dikaruniakan kepada manusia. Di dalam Dia sebagai Allah,
Dialah Bapa, sedang di dalam Dia yang dikaruniakan kepada kita, Dialah Putra.
Seperti telah jelas diwahyukan oleh Yesaya 9:5 bahwa ketika Dia dikaruniakan,
Dia adalah Putra, namun Dia disebut juga Bapa yang kekal. Bapa adalah mengacu
kepada apa adanya Allah, dan Putra adalah mengacu kepada Dia dikaruniakan
kepada kita untuk menjangkau kita, didapatkan oleh kita dalam pengalaman kita.
Bila Ia hanya sebagai Bapa, kita tidak akan dapat menerima‑Nya atau menikmati‑Nya.
Puji Tuhan, Dia adalah Putra yang dikaruniakan kepada kita, "Karena
Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang
tunggal" (Yoh. 3:16). Putra adalah karunia ilahi dari Bapa, dan
karunia ilahi ini adalah Allah sendiri. Dalam Putra, Allah mengaruniakan diri‑Nya
sendiri kepada kita sebagai karunia ilahi.
Sekarang kita
perlu meninjau bagaimana Putra sebagai Allah yang terekspresi jauh lebih tinggi
daripada para malaikat. Dia jauh mengungguli para malaikat. Jangan terlampau
meninggikan malaikat. Mungkin banyak di antara kalian ingin menjadi malaikat.
Ketahuilah bahwa malaikat tidak saja lebih rendah daripada Kristus, bahkan
lebih rendah daripada kita. Dalam zaman Perjanjian Lama, Allah pun jauh lebih
unggul daripada malaikat. Para malaikat hanya menjalankan kehendak Allah.
Karena itu, Kristus kita, Putra Allah, tentu jauh lebih unggul daripada para
malaikat dibandingkan dengan Allah Yudaisme. Malaikat yang seperti badai dan nyala
api hanyalah ciptaan, sedang Putra adalah Pencipta. Sebagai makhluk ciptaan,
malaikat jauh lebih rendah daripada Putra dan sebagai Pencipta, Putra jauh
melampaui malaikat.
No comments:
Post a Comment