Pembacaan
Alkitab: Ibr. 2:10; Yoh. 17:22; 1 Kor. 2:7
Kemuliaan Allah adalah sesuatu yang paling sulit dijelaskan dan
dipahami oleh siapa pun. Dalam doa‑Nya kepada Bapa, Tuhan Yesus berkata, "Aku
telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada‑Ku." (Yoh.
17:22). Kemuliaan apakah itu? Yaitu kemuliaan yang akan kita masuki di
bawah pimpinan Pemimpin kita. Itulah kemuliaan yang sudah diberikan‑Nya kepada
kita.
Kitab Perjanjian Baru menerangkan bahwa kita telah dipanggil untuk
memasuki kemuliaan, sedang kemuliaan itu dirancang menurut hikmat Allah dalam
kekekalan yang lampau. Satu Korintus 2:7 mengatakan bahwa dalam kekekalan
lampau, Allah telah menyediakan kemuliaan bagi kita untuk kita masuki. Satu
Tesalonika 2:12 dan 1 Petrus 5:10 mengatakan bahwa kita telah dipanggil untuk
memasuki kemuliaan. Kolose 3:4 mengatakan apabila Kristus menyatakan diri
kelak, kita pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia di dalam kemuliaan.
Kita boleh mengibaratkan hal kemuliaan ini dengan sekuntum bunga
anyelir. Benih anyelir itu kecil sekali. Kalau Anda tanam ke dalam tanah, ia
akan bertumbuh dan akhirnya mencapai tahap berbunga. Ketika anyelir berbunga,
itulah saat ia dipermuliakan. Tetapi dari tahap benih hingga tahap bunga,
perlu melalui proses yang panjang. Dalam proses itu, ia, harus mengalami banyak
peperangan. Andaikata Anda adalah benih anyelir itu, Anda tentu dapat mengisahkan
berapa banyak peperangan yang harus Anda alami. Pertama‑tama, anyelir itu harus
berperang melawan dirinya sendiri, karena unsur hayat yang di dalam benih harus
berperang melawan kulit luarnya, dan setelah mendobraknya barulah bisa
bersemi. Kemudian ia harus berperang melawan tanah di sekitarnya. Sebenarnya
tanah membantu anyelir bertumbuh, karena itu dapat kita sebut tanah
pertumbuhan. Namun tanah itu juga merupakan suatu penghambat bagi anyelir.
Tanaman memang membutuhkan tanah, karena tanah membantunya bertumbuh, namun tanah
juga merupakan penghambat bagi pertumbuhannya. Maka anyelir harus pula berperang
melawan tanah. Terakhir, setelah ia mengalami banyak peperangan, akhirnya
barulah anyelir tiba pada tahap berbunga. Itulah kemuliaan anyelir. Berbunga
adalah kemuliaan anyelir.
Masing‑masing kita tanpa terkecuali adalah seperti sebutir benih
anyelir. Melalui kelahiran kembali, hayat kemuliaan telah masuk ke dalam kita.
Kini dalam kita terdapat sebutir benih kemuliaan; hayat yang kita miliki inilah
hayat kemuliaan sebagai benih dalam batin kita dan inilah Kristus yang menjadi
harapan mulia di dalam kita. (Kol. 1:27). Kemuliaan bukan sekadar sinar atau
terang yang gemerlap di udara, itu terlampau obyektif. Kalau kemuliaan hanya
semacam cahaya di luar saja, itu akan merupakan kehampaan dengan corak lain
lagi. Namun kemuliaan yang dimaksud dalam Alkitab bukanlah yang lahiriah.
Kemuliaan yang diwahyukan Alkitab tidak lain ialah berbunganya unsur ilahi di
dalam batin kita. Pada suatu hari, unsur ilahi Allah ini akan berbunga di dalam
kita. Apakah Anda merasa bingung bila saya mengatakan kemuliaan yang akan kita
masuki bukan hanya sesuatu yang obyektif, melainkan berbunganya unsur ilahi
dari dalam kita? Jika demikian, itu membuktikan Anda tetap berpegang pada doktrin
usang, setidaknya pada suatu tahap seperti itu. Jika demikian, Anda perlu
menyeberang sungai.
Ketika kita, dilahirkan kembali, unsur hayat masuk ke dalam kita.
Unsur hayat ini bukan hal yang kecil, ini unsur ilahi Allah. Segala apa,
adanya Allah terkandung dalam unsur hayat yang masuk ke dalam kita itu. Oh,
betapa perlunya kita semua mengenal peristiwa yang terjadi pada diri kita, pada
saat kita dilahirkan kembali! Unsur ilahi Allah telah masuk ke dalam kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 9
No comments:
Post a Comment