Pembacaan
Alkitab: Kel. 2:10; 1 Kor. 4:16-17; Rm. 8:30
Mengapa penderitaan-Nya melayakkan Dia menjadi Pemimpin? Sebab
tanpa mengalami penderitaan, Ia tidak dapat masuk ke dalam kemuliaan, dan tanpa
masuk ke dalam kemuliaan, Ia tidak sempurna dan tidak memenuhi syarat. Akan
tetapi, dengan mengalami penderitaan, Ia sudah masuk ke dalam kemuliaan
sehingga kini Ia benar-benar memenuhi syarat, benar-benar sempurna untuk
mengemban jabatan sebagai Pemimpin. Dengan demikian, Ia dapat masuk ke dalam
kita sebagai Pemimpin kita dan sebagai kemuliaan kita.
Paulus sangat menyadari bahwa penderitaan membantu kita masuk ke
dalam kemuliaan. Karena itu, ia berkata, "Sebab itu, kami tidak tawar
hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah
kami diperbarui dari hari ke hari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang im,
akan menghasilkan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala‑galanya, jauh
lebih besar daripada penderitaan kami." (2 Kor. 4:16‑17). Dalam
2 Korintus 4:17 Paulus membuat suatu perbandingan, yaitu membandinglian "penderitaan
ringan yang sekarang" dengan "kemuliaan kekal yang melebihi
segala‑galanya." Dikatakannya bahwa kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya itu jauh melebihi penderitaan ringan yang sekarang ini. Di sini
kita nampak tiga perbandingan : penderitaan dengan kemuliaan, ringan dengan
melebihi segala‑galanya, sekarang dengan kekal. Semua penderitaan yang kita
alami ringan. Penderitaan ringan yang sekarang ini tidak sebanding dengan
kemuliaan yang kekal dan melebihi segala‑galanya itu! Maka janganlah sedih
karena penderitaan. Sebaliknya katakanlah kepada Iblis, Iblis, apa pun penderitaan
yang kualami, aku tetap bersukacita! Ini bukan beban yang berat, melainkan yang
ringan!"
Roma 8:30 mengatakan, "Mereka yang dibenarkan‑Nya, mereka
itu juga kemuliaan‑Nya." Perkataan ini tidak berarti meletakkan kita
di dalam kemuliaan. Diletakkan di dalam kemuliaan berbeda sekali dengan
kemuliaan. Dua Tesalonika 1:10 mengatakan, "Apabila Ia datang pada hari
itu untuk kemuliaan di antara orang‑orang kudus‑Nya." Pada suatu hari,
ketika saatnya tiba, Kristus akan datang lagi dan akan kemuliaan di dalam kita.
Itu berarti Ia akan keluar dari batin kita. Jika Anda mengerti Alkitab, Anda
akan mengetahui, di satu pihak, Kristus datang dari luar, dan di pihak lain, Ia
akan datang dari batin kita. Dialah benih kemuliaan yang telah tertanam di
batin kita, dan benih ini akan bertumbuh hingga mencapai tahap berbunga.
Kemudian muncullah kemuliaan.
Sekarang kita telah mengerti apa arti masuk ke dalam kemuliaan,
apa arti Allah membawa kita ke dalam kemuliaan. Puji Tuhan, kita sedang
menyeberang sungai! Kita masih tetap menyeberang sungai, dari kekristenan yang
usang menyeberang ke dalam hidup gereja yang segar dari pribadi yang tua
menyeberang ke dalam roh yang baru, dari setiap hal yang di luar Allah
menyeberang ke dalam ekspresi Allah sendiri. Setiap hari kita adalah
penyeberang sungai yang sejati. Hari demi hari, kita menyeberang sungai.
Pemimpin kita telah menyeberang semua sungai. Ia telah membuka jalan bagi kita.
Sekarang, Ia adalah Perintis, Pelopor, dan Pemimpin yang sedang memimpin kita
masuk ke dalam kemuliaan. Sebab itu, Ia telah masuk ke dalam kita menjadi
Pemimpin dan benih kemuliaan. Bahkan kini, dari kemuliaan Allah, Ia menyuplai
kita terus-menerus, yaitu menyuplaikan diri‑Nya sebagal roti dan anggur kepada
kita untuk menunjang dan menolong kita. Inilah Pemimpin keselamatan. Ketika
kita menuju ke arah kemuliaan, kemuliaan justru ada di dalam kita. Puji Tuhan!
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 10
No comments:
Post a Comment