Pembacaan
Alkitab: Ibr. 2:6-10
Walaupun situasi akhir Kitab
Kejadian sangat kasihan, namun ketika kita membaca Mazmur 8, di situ penuh
pengharapan. Penulis Kitab Mazmur tentunya menerima ilham ketika ia mengatakan,
"Jika aku melihat langit‑Mu, buatan jari‑Mu, bulan dan bintang‑bintang
yang Kautempatkan : apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak
manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (ayat 4‑5). Di bawah ilham
Allah, pemazmur menubuatkan bahwa apa yang hilang di dalam Adam akan diperoleh
kembali. Ia mengulangi perkataan dalam Kejadian 1, yang menubuatkan ketetapan
yang hilang pada manusia itu akan dipulihkan kembali. Jadi Mazmur 8 adalah pemulihan
Kejadian 1. Dalam Kejadian 1 kita lihat bahwa kejatuhan manusia mengakibatkan
hilangnya ketetapan ilahi yang Allah berikan kepada manusia. Pemazmur menubuatkan
ketetapan itu akan didapat kembali oleh manusia.
Ibrani 2:6‑9
adalah penggenapan Mazmur 8. Ibrani 2 mengatakan manusia dalam penggenapan itu
adalah Yesus. Yesus adalah manusia kedua (1 Kor. 15:47). Walaupun manusia yang
pertama telah gagal dalam mencapai kehendak Allah, namun manusia kedua telah
sukses. Manusia yang diciptakan Allah dalam Kejadian 1 sebenarnya untuk kehendak
Allah yang kekal, tetapi ia gagal mencapai kehendak Allah. Lalu Mazmur 8 yang
membicarakan pemulihan ketetapan yang hilang atas manusia, menubuatkan manusia
yang lain. Tanpa manusia kedua ini, kita dan ketetapan yang diberikan kepada
manusia telah hilang. Tetapi kita memiliki manusia kedua yang memulihkan
ketetapan yang hilang dari manusia dan menggenapkan kehendak semula Allah.
Manusia kedua ini ditampilkan dalam Ibrani 2.
Yesus, manusia itu, dalam penggenapan nubuat Mazmur 8, telah
dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat oleh karena penderitaan maut
(Ibr. 2:9). Ketika Tuhan Yesus datang sebagai manusia, tubuh jasmani‑Nya pun
lebih rendah daripada malaikat. Ia datang menjadi manusia, mengenakan daging,
darah, dan sifat manusia. Mengapa Ia harus mengenakan bentuk jasmani yang
sedikit lebih rendah daripada malaikat? Sebab Ia harus menderita maut bagi
kita. Untuk penderitaan maut itulah, Ia harus memiliki tubuh jasmani. Tanpa
tubuh jasmani, mustahil Ia mati karena dosa kita. Karena itulah, Ia menjadi
sedikit lebih rendah daripada malaikat.
Sesudah Yesus menggenapkan penebusan melalui menderita maut, Ia
dipermuliakan di dalam kebangkitan (Luk. 24:26); dan dalam kenaikan ke surga,
Ia pun telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat (Ibr. 2:9). Dalam
keinsanian‑Nyalah Ia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Sebagai manusia
yang diangkat ke surga, Dia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Di manakah
Yesus dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat? Di langit tingkat ketiga. Yesus
yang kecil, yang lahir di palungan, yang dibesarkan dalam keluarga miskin di
Nazaret, dan yang tidak tampan itu, ketika naik ke surga telah dimahkotai
dengan kemuliaan dan hormat. Kemuliaan adalah kemegahan dan keindahan
berhubungan dengan persona Yesus; hormat adalah kemustikaan yang berhubungan
dengan harga, nilai, dan martabat Yesus. Hormat ini berhubungan dengan kedudukan‑Nya
(2 Ptr. 1: 17; Rm. 13:7).
Kristus telah ditinggikan oleh Allah sebagai Perintis dan
Juruselamat (Kis. 5:31). Kristus telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat,
sehingga Ia layak menjadi Perintis kita. Jadi, Yesus berperang, mendahului dan
yang pertama mencapai sasaran. Ia telah membuka jalan memasuki kemuliaan bagi
kita, dan kita sekarang sedang menempuh jalan ini. Jadi, Dia bukan hanya
Juruselamat yang telah menyelamatkan kita dari keadaan kita yang jatuh dan
segala hal negatif, tetapi juga adalah Perintis, Pelopor yang lebih dulu masuk
ke dalam kemuliaan; sehingga kita dapat dibawa masuk ke dalam keadaan yang
sama. Yesus hari ini adalah Tuhan, Kristus, Perintis, dan Juruselamat.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 7
No comments:
Post a Comment